10 Juta Kematian Secara Global Setiap Tahunnya Gegara Antibiotik! Ini Penyebab Utama Resistensi Terjadi

Ini 4 penyebab paling sering seseorang terkena resistensi antibiotik.

Ini 4 penyebab paling sering seseorang terkena resistensi antibiotik.

GridHEALTH.id - Resistensi antibiotik (AMR) saat ini menjadi masalah yang sangat serius di dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Meski belum ada data resmi tentang penggunaan antibiotik di Indonesia, menurut data WHO tahun 2019, resistensi antibiotik diperkirakan mengakibatkan 700 ribu kematian di seluruh dunia.

Baca Juga: Pakar: Sakit Batuk Pilek pada Anak Tak Perlu Antibiotik Agar Sembuh

WHO mengingatkan bahwa jika tidak ada tindakan yang diambil, resistensi antibiotik diperkirakan akan mengakibatkan sekitar 10 Juta kematian secara global setiap tahunnya pada 2050 yang akan datang.

Hal ini tentu menjadi ancaman yang sangat serius.

Pperlu diketahui, ketika jumlah bakteri resisten antibiotik semakin banyak, maka beragam prosedur medis seperti transplantasi organ, kemoterapi, pengobatan diabetes, dan operasi besar pun menjadi sangat berisiko.

Baca Juga: Jika Asal Kaus Kaki yang Dikenakan, Virus yang Targetnya Sel Darah Merah di Sumsum Tulang akan Menyerang Kita

Efek lebih jauhnya, pasien harus menanggung perawatan yang lebih lama dan tentunya lebih mahal.

Baca Juga: Jangan Salah Memasak Mie Instan Jika Ingin Mendapatkan Manfaatnya dan Terhindar dari Dampak Buruknya, Karenanyalah BPOM Masih Mengijinkan

Hal ini tentu tak bisa dibiarkan, penting bagi kita untuk peduli akan ancaman dari resistensi antibiotik ini.

Ditemui tim GridHEALTH.id di acara Koferensi Pers Peringatan Pekan Kesadaran Antibiotik Dunia 2019 di RSUI Depok, Dr. dr. Hari Paraton, SpMK(K), selaku Ketua Komite Pengendalian Resistensi Anti Biotik mengatakan terdapat empat penyebab utama yang paling sering memicu munculnya resistensi antibiotik di masyarakat.

Baca Juga: Makanan Penjara Penyebab Narapidana Sakit, Kriss Hatta Mengakuinya, Sakit Tenggorokan

Pertama, pemakaian berlebihan (overused) karena kurangnya kontrol dari pihak pemberi antibiotik.

Kedua, penggunaan antibiotik tanpa indikasi (miused).

Banyak orang yang menggunakan antibiotik tanpa anjuran dokter sehingga menimbulkan resistensi pada suatu antibiotik.

Ketiga, penggunaan dibawah dosis yang dianjurkan (underused).

Resistensi antibiotik bisa juga terjadi jika seseorang yang seharusnya rutin minum antibiotik, tetapi tidak mematuhi petunjuk penggunaan tersebut.

Baca Juga: Tak Hanya Idap Penyakit Jantung, Teman-teman Cecep Reza Sudah Sering Peringatkan Untuk Berhenti Melakukan Kebiasaan Buruk: 'Sudahlah Stop'

Keempat, transmisi (pembawa) bakteri resisten di fasilitas kesehatan, akibat abainya menjalankan kewaspadaan universal.

Menurutnya, resistensi antibiotik tersebut sebenarnya sangat bisa diminimalisir dengan selalu mematuhi anjuran dokter terkait konsumsi obat yang satu ini.

Baca Juga: Stres Seluruh Gajinya Dihabiskan Sang Istri untuk Foya-foya, Satpam Ini Nekat Bakar Diri Sampai Setengah Tubuhnya Terkena Luka Bakar

Oleh karena itu berkonsultasilah dengan dokter sebelum memutuskan mengonsumsi obat antibiotik tersebut, sebab risiko yang bisa ditimbulkan dari resistensi AMR tentunya tidak bisa dianggap sepele.(*)

#gridhealthid #inspiringbetterhealth