GridHEALTH.id - Duka mendalam tengah dirasakan penyanyi Anindia Yandirest Ayunda atau lebih dikenal dengan nama Nindy.
Kemarin, tepatnya Senin (24/11/2019), Nind baru saja ditinggalkan oleh sang ayah untuk selama-lamanya.
Ayah penyanyi Nindy Ayunda, Fadli Yunis (62), telah dikebumikan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Senin (24/11/2019).
Setelah prosesi pemakaman selesai, Nindy mengatakan bahwa ayahnya adalah sosok yang luar biasa dan mandiri meski pun sakit.
"Beliau luar biasa sih tidak pernah menyusahkan. Sakit pun kami enggak pernah dikasih tahu dan dia selalu merasa dirinya kuat, sehat," kata Nindy didampingi suaminya Askara Parasady Harsono setelah pemakaman selesai, seperti dikutip Kompas.com.
Menurut Nindy, dua hari lagi, tepatnya Rabu (27/11) esok, sang ayah akan menjalani pemeriksaan jantung, setelah beberapa waktu lalu melakukan operasi ginjal .
"Karena memang selama ini tidak ada yang dikeluhkan soal jantung, jadi kami kan melakukan pengobatan yang dia keluhkan. Jadi pada saat dia mengeluh, kami bawa dia, maunya katanya hari Rabu aja sekalian barengan sama pengecekan abis operasi ginjal," kata Nindy.
Nindy mengisahkan mendiang sang ayah juga mengidap beberapa penyakit dan sudah menjalani pengobatan.
Baca Juga: Tak Perlu Rogoh Kocek Terlalu Dalam, 3 Bahan Alami Mampu Rawat Kulit Makin Cantik dan Sehat
"Jadi kami memang mengobati Papa ini pelan-pelan karena memang beliau ada (penyakit) gula, hipertensi. Jantung tuh baru ketahuan baru sekarang karena memang sebelumnya saya konsentrasi yang di mata dulu," ujar Nindy.
Penyanyi berdarah Minang ini mengatakan, sang ayah memang mengalami kendala pengelihatan karena ada masalah pada syaraf matanya.
Namun, saat akan diambil tindakan medis malah didapati penyakit lain.
"Tapi memang Papa itu suka demam. Pas kami mau ambil tindakan DSA kan harus periksa semuanya."
"Ternyata ada kendala beliau leukositnya tinggi. Cari lagi dari mana, tenyata dari ginjal. Pas periksa-periksa pun ternyata detak jantungnya tuh ada yang naik turun dan beliau tidak merasakan apa-apa," kata perempuan berusia 30 tahun tersebut.
Leukosit atau sel darah putih memang bisa meningkat sewaktu-waktu.
Jumlah sel darah putih yang tinggi ini menunjukkan adanya peningkatan sel melawan penyakit dalam darah.
Selain itu, bisa saja menunjukan bahwa adanya peningkatan produksi sel darah putih untuk melawan infeksi, reaksi terhadap obat yang meningkatkan produksi sel darah putih, penyakit sumsum tulang yang menyebabkan produksi sel darah putih abnormal tinggi, atau gangguan sistem kekebalan yang meningkatkan produksi sel darah putih.
Melansir laman Mayo Clinic, secara umum, untuk orang dewasa hitungan lebih dari 11.000 sel darah putih (leukosit) dalam mikroliter darah dianggap sebagai jumlah sel darah putih yang tinggi.
Seseorang yang mengalami peningkatan leukosit biasaya tak mengalami gejala apapun, namun beberapa orang bisa mengalami demam, pendarahan atau memar, tubuh terasa lemah, lelah, atau sakit, merasa pusing, pingsan, atau berkeringat, lengan dan kaki terasa sakit atau kesemutan, sulit bernapas, berkonsentrasi, pandangan terganggu, berat badan turun tanpa sebab, bahkan tidak nafsu makan.
Menurut Nindy, keluarga telah mengupayakan berbagai pengobatan kepada ayahnya sejak beberapa bulan lalu.
"Jadi semenjak dari Oktober itu saya sudah mengupayakan pelan-pelan, mau berobat satu-satu karena ginjal ini duluan. Karena itu memang yang bikin demam terus. Ternyata perginya (meninggalnya) karena jantung," ucap Nindy dengan berlinang air mata.
Selamat jalan ayah Nindy, semoga tenang dan ditempatkan di sisi Tuhan YME. (*)