Find Us On Social Media :

1 Desember Ditetapkan Hari AIDS Sedunia, Tanggal Cantik Dipilih Untuk Mendukung Korban yang Terkena Virus Mematikan Ini

Memperingati Hari AIDS Sedunia (1/12), simak seputar penyakit HIV/AIDS

GridHEALTH.id - Data PBB, Minggu (1/12), mencatat, ada 32 juta orang yang meninggal akibat AIDS sejak 1990. Untuk 2018 saja antara 570.000 hingga 1,1 juta meninggal akibat penyakit tersebut. Data terbaru, saat ini ada 37,9 juta orang hidup dengan HIV di seluruh dunia.

Baca Juga: Hari AIDS Sedunia 1 Desember: Aktor Ini Jadi Orang Pertama di Indonesia yang Berani Terbuka Dirinya Kena HIV/AIDS, Meninggal Setelah 3 Tahun Berjuang Lawan Virus Mematikan

Peringatan Hari AIDS Sedunia pertama kali dicetuskan pada 1988. Diperingati setiap 1 Desember. Penggagasnya adalah James W. Bunn dan Thomas Netter. Keduanya bekerja di bagian informasi Global Programme World Health Organization (WHO).

Tanggal ini ditetapkan untuk menggugah pentingnya kesadaran berjuang melawan virus penyebab AIDS, yakni virus HIV.

Ditetapkan peringatan ini juga memberikan dukungan untuk para pengidap AIDS dan mengenang para korban penyakit tersebut.

 

Mengutip informasi HIV Alliance, James W. Bunn dan Thomas Netter sengaja memilih 1 Desember karena dinilai sebagai tanggal cantik.

Hari AIDS Sedunia pun diikuti oleh negara-negara anggota PBB yang sebelumnya secara resmi mengakui Hari AIDS pada 27 Oktober 1988, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Terapi Garang Arang, Buang Kolesterol Jahat Lewat Telapak Kaki yang Diasapi Hawa Panas

Pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2019, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guteres mengajak pentingnya peran komunitas atau masyarakat dalam mengakhiri AIDS.

Ia berharap dengan kontribusi tiap komunitas, maka tidak ada satu pun penderita AIDS yang ditelantarkan.

Baca Juga: Sakit Kepala Tak Pernah Berhenti, Waspadai Munculnya Tumor Otak

"Advokasi yang kuat yang dimainkan para komunitas sangat dibutuhkan lebih daripada sebelumnya agar memastikan AIDS tetap menjadi agenda politik, bahwa HAM dihormati, dan pihak pengambil keputusan dan yang menerapakannya dapat terus akuntabel," ujar Guterres dalam pernyataan resminya.

 

Pita merah jadi simbol universal tanda kepedulian dan dukungan bagi orang-orang dengan HIV. Ide simbol penggunaan pita merah hadir pada 1991 atau satu dekade setelah kemunculan HIV. Saat itu, 12 seniman berkumpul di sebuah galeri di New York, Amerika Serikat.

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas sebuah proyek untuk meningkatkan kesadaran masyarakat seputar HIV AIDS. Apalagi di tahun-tahun itu stigma terhadap orang dengan HIV AIDS begitu kencang.

Dari pertemuan itulah muncul ide penggunaan pita merah sebagai simbol kepedulian dan dukungan kepada orang-orang dengan HIV seperti dilansir laman worldaidsday.org.

Baca Juga: Lagi Soal BPJS Kesehatan, Menteri Terawan 'Tuding' Rumah Sakit Banyak Gelembungkan Biaya di Tindakan-tindakan Ini

Ide pita berasal dari pita kuning yang biasa diikat di pohon untuk menunjukkan dukungan bagi anggota militer AS yang tengah berjuang di Perang Teluk. Warna merah dipilih sebagai tanda keberanian, juga warna yang menyiratkan hati dan cinta. (*)