Februari, ia melakukan operasi keduanya untuk menghilangkan satu tumor yang memberi tekanan pada saraf optiknya dan memengaruhi penglihatannya.
Tetapi pada bulan April, dokter mengatakan kepadanya bahwa perawatannya tidak berhasil dan tumor di hatinya terus tumbuh.
Mereka mengatakan padanya untuk bersiap menghadapi yang terburuk.
“Untuk pertama kalinya, saya merasa saya benar-benar bisa mati.”
Baca Juga: Bukan Hanya Asap Rokok, Asap Pembakaran Sampah 350 Kali Lipat Lebih Berbahaya dan Mematikan!
Sebagai upaya terakhir, Carter mendaftar untuk uji klinis terapi limfosit infiltrasi tumor (TIL) pada bulan Oktober 2019 kemarin.
Perawatan ini melibatkan pengangkatan sel T pasien (sel yang melawan kanker yang dilepaskan oleh sistem kekebalan), lalu menumbuhkannya dalam jumlah besar di laboratorium.
Setelah dipanen selama dua minggu, mereka kemudian dipindahkan kembali ke tubuh pasien.
Dalam jumlah yang lebih tinggi, sel T lebih kuat melawan tumor agresif.
Diketahui cara ini menghentikan perkembangan tumor pada sekitar 16 persen pasien. Walau kemungkinannya yang tipis, Carter tetap positif.