Find Us On Social Media :

Penyebab Kista pada Wanita, Gejalanya hingga Cara Menghindarinya

Sakit dan Nyeri Haid Berlebihan Bisa Jadi itu pertanda adanya Kista di dalam tubuh wanita.

GridHEALTH.id - Penyebab kista terjadi pada wanita biasanya berkaitan dengan siklus menstruasi alias haid yang janggal. Bisa juga karena tumbuhnya sel-sel rahim yang malah tumbuh di luar rahim (endometriosis).   

Risiko wanita terkena kista ovarium akan meningkat jika memiliki masalah hormonal, kehamilan, endometriosis, dan infeksi pada panggul.

Melansir laman NHS.UK, gejala-gejala yang timbul pada wanita yang memiliki kista ovarium yaitu;

Baca Juga: Sulit Berkonsentrasi Bisa Jadi Tanda Anak Alami Gangguan Mental, Waspadai Jika Hal Ini Terlihat pada Anak

- nyeri panggul

- rasa sakit saat berhubungan seks

- sulit untuk mengosongkan isi perut

- sering buang air kecil

- periode haid yang tidak teratur (waktu haid lebih lama ataupun sangat sebentar)

Baca Juga: Ingin Menopause Tak Buru-buru Datang? Bisa, Minum Susu Kedelai Secara Rutin!

- perut terasa kembung dan membengkak

- merasa sangat kenyang meski hanya makan sedikit

- kesulitan untuk hamil (terjadi pada beberapa kasus)

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada wanita yang memiliki kista ovarium, yaitu :

Baca Juga: Sadar Akan Kesalahan Masa Lalu, Andika Mahesa Ketagihan Perawatan Wajah Demi Menjaga Titel 'Babang Tamvan'

Torsi ovarium

Disebabkan karena kista yang membesar dapat menyebabkan ovarium bergerak dan memutar sehingga menimbulkan rasa sakit pada ovarium.

Gejalanya dapat berupa nyeri panggul yang tiba-tiba, mual dan muntah. Torsi ovarium juga dapat mengurangi atau menghentikan aliran darah ke ovarium.

Keberadaan kista sebenarnya bisa dideteksi secara dini, yaitu dengan melakukan pemeriksaan berkala secara teratur, minimal setahun sekali.

Baca Juga: Sering Diejek Tonggos, Elly Sugigi Tak Keluar Uang Sepeser Untuk Rapikan Gigi: 'Ini Gratis Kok'

Bila pada pemeriksaan pertama ditemui kista yang tak terlalu besar, dengan batasan 5 cm, maka kontrol harus dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Pendeteksian kista dilakukan dengan cara pemeriksaan dalam dengan alat bantu USG.

Namun, alat bantu USG, kadang tak bisa membedakan jenis kista secara pasti.

Karenanya, diperlukan anamnesis atau menanyakan riwayat penyakit, seperti bagaimana haidnya, apakah ada nyeri atau tidak, dan sebagainya.

Baca Juga : Inilah Risiko Akibat Ibu Hamil Duduk Terlalu Lama di Masa Kehamilan

Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Kista yang mengarah pada kanker bisa diperkirakan dengan USG ketika memperlihatkan gambaran tertentu, seperti dinding yang menebal atau tak beraturan.

Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan tumormarker.

Pengobatan kista

Kista yang ditemukan pada kehamilan sebaiknya segera dioperasi karena tak bisa diketahui apakah sifatnya ganas atau jinak.

Baca Juga: Rasakan KDRT Setelah Nikah Muda, Yuni Shara Akui Tak Pernah Rasakan Orgasme hingga Anggap Alat Bantu Seks Sebagai 'Teman'

Waktu yang tepat di usia kehamilan 4-5 bulan. Pada usia tersebut, plasenta sudah terbentuk sehingga kemungkinan terjadi keguguran lebih kecil.

Kista ganas yang pecah sangat membahayakan terlebih jika sampai merobek pembuluh darah besar.

Baca Juga : Proses Kuret Ternyata Dilakukan Seperti Ini, Tidak Banyak yang Tahu

Tentunya penderita akan mengalami perdarahan dalam.

Bila tak diangkat, kista dikhawatirkan menyebabkan janin sungsang atau pada saatnya nanti sulit turun ke jalan lahir.

Namun demikian, operasi bisa saja ditunda hingga persalinan. Terutama kalau kista itu bukan kanjker, tidak membesar, dan tak ada tanda terpuntir.

Pemberian obat akan dilakukan sesuai jenis kistanya.

Kista endometriosis yang masih kecil masih bisa diatasi dengan obat.

Tapi kalau sudah membesar, tentunya harus diangkat dengan cara operasi.

Baca Juga: Studi: Dental Floss Alias Benang Gigi Berpotensi Turunkan Kesuburan

Supaya tidak memiliki kista

Keberadaan kista sebenarnya bisa dideteksi secara dini, yaitu dengan melakukan pemeriksaan berkala secara teratur, minimal setahun sekali.

Bila pada pemeriksaan pertama ditemui kista yang tak terlalu besar, dengan batasan 5 cm, maka kontrol harus dilakukan setiap tiga bulan sekali.

Pendeteksian kista dilakukan dengan cara pemeriksaan dalam dengan alat bantu USG.

Namun, alat bantu USG, kadang tak bisa membedakan jenis kista secara pasti.

Karenanya, diperlukan anamnesis atau menanyakan riwayat penyakit, seperti bagaimana haidnya, apakah ada nyeri atau tidak, dan sebagainya.

Baca Juga : Inilah Risiko Akibat Ibu Hamil Duduk Terlalu Lama di Masa Kehamilan

Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Kista yang mengarah pada kanker bisa diperkirakan dengan USG ketika memperlihatkan gambaran tertentu, seperti dinding yang menebal atau tak beraturan.

Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan tumormarker.(*)

 #berantasstunting