GridHEALTH.id – Saat ini, pemakaian deodoran sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi banyak orang.
Deodoran berfungsi untuk menghilangkan bau kurang sedap pada ketiak yang disebabkan keringat dan sebagainya.
Baca Juga: Dari Kandungan Deodoran Hingga Cara Pakainya, Ini Kata Ahli Penyebab Iritasi Pada Kulit Ketiak
Namun, ada beberapa wanita yang tidak mau memakai deodoran atau antiperspiran karena takut akan peningkatan risiko kanker payudara.
Faktanya, menurut para peniliti hal tersebut tidak didukung oleh data ilmiah.
Baca Juga: Jangan Asal Deodoran, yang Mengandung 4 Bahan Ini Bisa Buat Kulit Ketiak Iritasi
Mitos ini dimulai di Internet pada akhir 1990-an sebagai sebuah email viral yang diikuti oleh serangkaian artikel.
Pesan-pesan itu menyatakan bahwa produk ketiak mengandung bahan kimia berbahaya, seperti aluminium dalam antiperspiran, yang berpotensi diserap oleh kulit.
Rumor tersebut menimbulkan pemikiran bahwa mencukur dengan pisau cukur menyebabkan torehan kecil pada ketiak yang memungkinkan zat memasuki kelenjar getah bening di bawah lengan.
Kemudian tubuh tidak mampu membuang bahan kimia karena sifat pencegah keringat dari antiperspiran.
Baca Juga: Ahli : Deodoran Lebih Efektif Digunakan Malam Hari, Bukan Pagi
Sel-sel tersebut kemudian dikatakan berubah menjadi kanker karena penumpukan toksin yang tinggi.
Namun, pada kenyataannya peringatan ini tidak berdasar. Selain beberapa penelitian yang menyangkal mitos tersebut, kelenjar getah bening tidak terhubung ke kelenjar keringat.
Baca Juga: Ganti Daging Merah Dengan Daging Ayam Kurangi Risiko Kanker Payudara
Selain itu, tidak ada bukti bahwa kulit manusia menyerap sejumlah besar aluminium dari antiperspiran dan tidak mungkin ada luka kecil pada kulit yang memungkinkan sumber utama karsinogen (zat penyebab kanker) memasuki tubuh dan mencapai sel-sel payudara.
Dalam beberapa dekade terakhir, banyak penelitian telah menyelidiki kemungkinan hubungan antara produk ketiak dan kanker payudara.
Sebuah studi tahun 2002 mengamati 813 wanita dengan kanker payudara dan 793 wanita yang tidak memiliki riwayat kanker payudara.
Baca Juga: Viral Akar Bajakah Obat Kanker Payudara, Padahal Bukan Obat, Malah Ada yang Beracun
Hasilnya tidak menunjukkan peningkatan risiko kanker payudara bagi wanita yang mengaku menggunakan antiperspiran deodoran ataupun bagi wanita yang memakai produk tersebut dalam satu jam setelah bercukur menggunakan pisau cukur.
Pada tahun 2006, sebuah studi skala kecil mendukung temuan asli, dan pada tahun 2016, tinjauan sistematis juga menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara antiperspiran dan peningkatan risiko kanker payudara.
Baca Juga: Hasil Penelitian: Pare Efektif Jadi Obat Diabetes dan Hentikan Sel Kanker Payudara
Jadi, sama sekali tidak ada bukti ilmiah yang pasti bahwa antiperspiran atau deodoran menyebabkan kanker payudara.
Para peneliti di National Cancer Institute, American Cancer Society, dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) menekankan kurangnya bukti pasti yang mendukung rumor tersebut.
Menurut Chirag Shah, MD, seorang ahli onkologi radiasi dari Cleveland Clinic di Ohio, faktor risiko terbesar kanker payudara adalah umur, terapi penggantian hormon, dan riwayat keluarga.
Baca Juga: Sadari Bahaya Kanker Payudara Sejak Dini, Dengan Pemeriksaan Sendiri
Bagaimanapun, biasanya ada banyak cara untuk mengurangi risiko kanker payudara dan risiko kanker.
Seperti berhenti merokok, menerapkan gaya hidup sehat, mempertahankan pola makan bergizi, menjalani gaya hidup aktif, dan masih banyak lagi.(*)
#berantasstunting