Find Us On Social Media :

Berantas Stunting: Anak Bertubuh Pendek Lebih Berisiko Mudah Marah dan Terpancing Emosi

[Ilustrasi] anak mudah marah dan terpancing emosi akibat stunting

GridHEALTH.id - Stunting merupakan salah satu topik kesehatan yang sempat menggemparkan kala debat Capres dan Cawapres beberapa waktu lalu.

Stunting adalah keadaan di mana tinggi badan anak terlambat dan tidak sesuai standar tinggi badan anak di kelompok usianya.

Baca Juga: Berantas Stunting: Makan Satu Telur Perhari, Cara Mudah dan Sederhana Untuk Cegah Stunting

Pertumbuhan anak dihitung sejak hari pertama berkembang dalam kandungan, sehingga pertumbuhan ditentukan dari asupan nutrisi yang dikonsumsi ibu selama kehamilan.

Kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak sejak dalam kandungan hingga berusia 2 tahun dapat menyebabkan gagal tumbuh pada anak atau stunting.

Baca Juga: Berantas Stunting: Angka Stunting di Jawa Barat Melebihi Nasional

Sayangnya, dibalik angka prevalensi stunting yang makin tinggi di Indonesia ini, rupanya anak yang mengidap stunting alias tumbuh tidak sesuai dengan usianya ini dikabarkan memiliki sifat mudah marah dan terpancing emosinya.

Perlu diketahui, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan penyebab stunting diantaranya yaitu ibu mengalami kekurangan nutrisi saat hamil, infeksi saat hamil, kehamilan remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi. 

Sebuah penelitian dari University Medical Center Groningen menyebutkan, ibu yang kekurangan nutrisi selama hamil bisa menyebabkan seorang anak mengalami kegagalan pertumbuhan, bahkan berpengaruh terhadap emosi sang anak.

Baca Juga: Meninggal Saat Menyusui, Bayi Lina Langsung Menangis Histeris Kini Ditangan Sosok Ini: 'Memang Amanatnya Begitu'

Penelitian lain dari Universitas Oxford mengungkapkan alasan anak yang bertubuh pendek atau stunting lebih mudah marah sebenarnya sangat sederhana.

Rasa percaya diri dan kurangnya perhatian dari lingkungan sekitar menyebabkan anak mudah marah, cemburu, bertindak kasar.

Hal tersebut terjadi akibat sang anak ingin mendapat perhatian lebih.

Namun seiring bertumbuhnya anak, beberapa ilmuwan menyarankan agar sang anak diberikan pemahaman lebih mengenai mengelola emosi terutama emosi negatif.

Baca Juga: Berantas Stunting : Sandra Dewi Heran Ada Bayi Diberi Kopi Bukan Susu, Padahal Stunting Pengaruhi Kualitas Bangsa Di Masa Depan

Sebagai pengingat saja, setiap anak tak perlu dibandingkan dengan anak lain, terutama pertumbuhan dan perkembangan anak.

Meski demikian, tak selamanya anak bertubuh pendek atau stunting akan mudah marah dan terpancing emosi. (*)

 #berantasstunting