Find Us On Social Media :

Terkena Infeksi Kulit Menyakitkan, Rony Dozer Malah Dikabarkan Sudah Meninggal Dunia, Berikut Perjuangannya Melawan Selulitis

Rony Dozer, kondisinya saat ini.

GridHEALTH.id - Sekian lama hilang dari layar kaca maupun panggung, yang telah membesarkan namanya, Rony Dozer sempat dikabarkan meninggal dunia.

Kabar meninggalnya komedian gemuk Rony Dozer beberapa waktu lalu sontak membuat banyak yang keget.

Terlebih keluarganya.

Baca Juga: Bikin Sakit Hati, Istrinya Baru Tahu Suaminya TNI Gadungan Setelah Dinikahi Selama 7 Tahun Sampai Miliki Anak

Sebab Rony Dozer masih hidup dan berkumpul dengan istri juga anak-anaknya.

Rony Dozer yang kini bersuaia 44 tahun, hilang dari panggung hiburan karena suatu sebab.

Ya, dia sakit.

Selain itu, karena sepinya job untuknya.

Kini Rony Dozer sudah kembali pulih dari sakitnya, dan dia sudah mempunyai job kembali di dunia hiburan.

Baca Juga: Telur Sumber Protein Hewani Terjangkau, Tapi Tidak Semua Orang Bisa Mengonsumsinya

Mengutip dari Kompas.com, penyakit yang diidap Rony jadi alasannya mengapa dirinya kini sudah tak terlihat wara-wiri di layar kaca.

Hal tersebut disampaikan Rony secara langsung saat ditemui Kompas.com di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (22/1/2020).

Baca Juga: Pasutri Ini Kritis Alami Luka Bacok, Karena Kentut Sembarangan

"Wah, iya dari 2014 aja sampai 2019 kemarin. Jadi gini, walaupun ada tapi dalam sebulan itu ada satu job aja, sudah bersyukur. Puji Tuhan gitu," ujar Rony mengutip dari Kompas.com.

Padahal menurutnya, ia harus menafkahi istri dan dua anaknya sehingga ia membutuhkan pekerjaan lagi.

"Sementara kami punya anak dua, kebutuhan-kebutuhan kan harus berjalan. Tanggal ini harus bayar ini, nah itu juga kami alamin," tutur Rony.

Menurutnya, hilangnya dirinya dari dunia hiburan, selain karena sepi job, juga karena sakit.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Dikomentari Warganet Hamil karena Bentuk Perutnya, Mari Kita Cocokan di Sini

Sakit yang dideritanya adalah infeksi kulit yang menyakitkan.

Menurut Rony Dozer dirinya mengalami selulitis.

Mengutip informasi dari e-journal.unair.ac.id, selulitis merupakan infeksi kulit yang relatif sering ditemukan.

Penyakit selulitis akibat masuknya bakteri melalui sawar kulit yang tidak utuh atau rusak.

Dilaporkan insidensi insidensi selulitis diperkirakan 24,6 kasus per 1.000 pasien pertahun.

Baca Juga: 20 Tahun Lalu Menatap Saja Sudah Ereksi, 25 Tahun Kemudian Tidak Sedikit yang Sudah Butuh Perjuangan Lebih, Ini Dia Terapinya

Usia Rawan Selulitis

Selulitis lebih sering ditemukan pada kelompok usia pertengahan dan usia tua.

Rerata usia pasien adalah antara 40-60 tahun.

Baca Juga: 6 Manfaat Kesehatan dari Teh Jahe, Salah Satunya Cegah Alzheimer

Selulitis adalah kelainan akibat infeksi bakteri yang bersifat akut.

Etiologi tersering pada selulitis adalah Staphylococcus aureus dan atau S treptococcus.

Disebutkan juga bahwa erisipelas merupakan bentuk selulitis kutaneus superfisial akut.

Kedua penyakit itu memiliki manifestasi klinis berupa eritema, edema, dan panas pada perabaan.

Perbedaan antara erisipelas dan selulitis adalah berdasarkan adanya keterlibatan lapisan dermis bagian atas dan limfatik superfisial.

Baca Juga: 6 Manfaat Kesehatan dari Teh Jahe, Salah Satunya Cegah Alzheimer

Sehingga menimbulkan kelainan berupa bercak kemerahan, berbatas tegas dengan tepi lesi yang meninggi.

Selulitis melibatkan lapisan dermis bagian dalam dan lemak subkutan, sehingga menimbulkan kelainan berupa bercak kemerahan dengan batas tidak tegas dan tepi lesi yang tidak meninggi.

Selulitis biasanya terjadi akibat adanya luka, trauma, borok, dan kondisi yang memungkinkan terjadinya kolonisasi kuman.

Kondisi penurunan daya tahan tubuh seperti kakeksia, diabetes melitus, malnutrisi, dan penyakit sistemik disertai dengan hygiene yang kurang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.

Baca Juga: Sering Disepelekan, 7 Gejala Kanker Ganas Ini Bisa Menyerang Siapa Saja!

Komplikasi Selulitis

Selulitis dapat berakhir dengan komplikasi serius.

Karenanya membutuhkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Buang Benang di Punggung Udang Sebelum Dimasak, Bisa Mematikan Bagi yang Mengonsumsinya, Ternyata Hoax!

Kondisi infeksi tersebut terkadang menyebabkan lamanya masa perawatan di rumah sakit.

Penatalaksanaan selulitis yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi berupa: limfangitis, infeksi erisipelas atau selulitis berulang, abses subkutan, gangren, dan kematian.(*)

Sebagai mana yang dikutip dari Healthline, selulitis merupakan infeksi bakteri kulit yang umum dan kadang menyakitkan.

Biasanya muncul bengkak dan panas saat disentuh di beberapa area, khususnya kaki dan tangan.

Penyakit ini bahkan mampu menyebar ke bagian lainnya dengan cepat.

Baca Juga: Marak Digunakan Sebagai Pereda Flu, 7 Minyak Esensial Ini Bisa Digunakan Sehari-hari

"Terjadinya itu 2014, yang tadinya kaki kanan enggak bengkak tiba-tiba bengkak terus memerah, terus meriang 39 bedrest opname masuk RS menurut dokter ini peradangan," kata Rony.

Rony mengatakan, gejala awal yang dirasakan mulai dari kaki kanan yang bengkak kemudian meriang.

"Bahkan ada luka bakar itu yang agar parah, sama lagi kata dokter selulitis," kata Rony.

Gejala selulitis di antaranya:

Baca Juga: Idap Kanker Usus, Henky Solaiman Tidak Mau Jalani Operasi, Mengapa?

- rasa sakit dan nyeri di daerah yang terkena,

- kemerahan atau radang kulit,

- sakit kulit atau ruam yang tumbuh cepat,

Baca Juga: Obesitas Tingkatkan Risiko Kanker, Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh Setelah Makan Berlebihan

- kulit kencang, mengkilap, dan bengkak,

- muncul abses dengan nanah,

- demam,

Tak hanya itu, ada gejala yang lebih serius tapi kerap diabaikan seperti:

- merasa gemetar,

- mengalami demam, panas dan dingin,

- mudah lelah,

Baca Juga: Berantas Stunting: Benarkah Anak Stunting Akibat Faktor Keturunan dari Orangtua Bertubuh Pendek?

- pusing,

- nyeri otot,

- sering berkeringat.(*)

#berantasstunting