GridHEALTH.id - Usia muda bukan jaminan kita bisa terbebas dari serangan jantung.
Hal itu terbukti dari banyaknya kasus serangan jantung yang juga menyasar orang yang berusia muda.
Sebab serangan jantung ini memang bisa menyerang siapa dan kapan saja.
Seperti yang dialami pesinetron cantik Irena Justine yang dikenal lewat perannya di sinetron "Ganteng-ganteng Srigala" beberapa tahun lalu.
Diberitakan sebelumnya Irena Justine meninggal dunia terkena serangan jantung diusianya yang sangat muda yakni 22 tahun pada 26 Mei 2016 silam.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Kematian, Luna Maya Ditemukan Pingsan Karena Kelelahan
Bahkan Irena Justine juga diketahui meninggal dunia saat melakukan syuting acara kuis di televisi.
Dimana saat melakukan pengambilan gambar (tapping), Ia jatuh pingsan layaknya pohon tumbang.
Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Sesampainya di rumah sakit, ibu satu anak ini sempat ditolong dan diberikan pemacu jantung.
Sampai akhirnya dokter menyatakan Irena Justine menghembuskan napas terakhir pada pukul 22.00 WIB.
Artis muda ini meninggalkan satu orang anak yang kini berusia 4 tahun bernama Arjuna Keith Al Ghifary.
Berkaca dari riwayat kematian Irena Justine, rupanya kelelahan bisa menjadi salah satu pemicu gangguan jantung.
Beberapa peneliti sempat melakukan survei terhadap 11 ribu individu dengan fenomena kelelahan atau burnout.
Baca Juga: Waspada Kelelahan Bisa Picu Kematian, Walikota Surabaya Risma Masih Dirawat 15 Dokter Spesialis
Mereka kemudian meneliti perkembangan kondisi atrial fibrilasi atau gangguan irama jantung responden selama 25 tahun.
Secara mengejutkan, mereka yang memiliki rasio burnout tinggi juga memiliki risiko perkembangan atrial fibrilasi yang tinggi.
Menurut penemuan yang dipublikasikan melalui European Journal of Preventive Cardiology itu, atrial fibrilasi menyebabkan denyut jantung yang lebih cepat yang tidak menentu dan bisa menyebabkan stroke, penggumpalan darah, dan komplikasi lainnya yang bisa berujung kematian.
Baca Juga: Hari Gizi Nasional; Produksi ASI Sedikit, Ashanty Akui Ingin Bunuh Diri
Penulis studi, Parveen K. Garg dari University of Southern California di Los Angeles melalui siaran persnya menjelaskan, kelelahan vital atau sindrom burnout biasanya disebabkan oleh stres kronik atau berat di tempat kerja atau rumah.
Parahnya, gejala kelelahan atau burnout ini terkadang tidak terdeteksi sehingga akhirnya bisa berakibat fatal sampai kematian.
Hal ini didukung oleh laporan dari NCBI, kelelahan berlebihan bisa menjadi sebab kematian mendadak yang dikaitkan dengan rasa tegang yang berkepanjangan selama bekerja atau penyakit jantung.
Baca Juga: Ini Bukti Buah Apel Bisa Turunkan Risiko Ibu Hamil Lahirkan Anak Alergi
Lalu, sebuah studi yang diterbitkan pada 2014 oleh jurnal Psychosomatic Medicine mengatakan mereka yang memiliki jenis pekerjaan tinggi memiliki peluang 45% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan mereka yang memiliki jenis pekerjaan yang rendah.(*)
#berantastunting