Find Us On Social Media :

Curah Hujan Tinggi dan tak Menentu Waspada Tifus, Penularannya bisa dari Hewan Peliharaan

Tifus biasa menyerang di musim penghujan. Hewan peliharaan bisa menjadi penyebab.

GridHEALTH.id – Musim hujan waspada penyakit tifus.

Tifus alias alias demam tifoid, banyak menyerang manusia dikala musim hujan.

Hal ini tidak lain dikarenakan penyebab penyakit tifus ini, yaitu bakteri Salmonella typhii.

Baca Juga: Isi Kapsul Cacing yang Dipercaya Ampuh Sembuhkan Penyakit Tifus Ternyata Bukan Cacing, Tapi Bisa Antibiotik & Penicillin juga Obat Anti Demam

Nah, seseorang yang terinfeksi bakteri ini, akan mengalami demam, bahkan cenderung tinggi.

Bisa juga ditemukan ruam pada kulit penderita.

Penularan tifus terbilang cepat

Bisa melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri Salmonella typhii.

Pada kasus yang jarang terjadi, penularan tifus dapat terjadi karena terpapar urine yang sudah terinfeksi bakteri Salmonella typhii.

Baca Juga: Tak Banyak Yang Tahu, Wanita Ini Jadi 'Kambing Hitam' Pembawa Penyakit Tifus Pertama Kali

Gejalanya termasuk demamn tinggi, sakit kepala, sembelit atau diare, bintik merah di dada, dan pembesaran limpa dan hati.

Penting dingat, gejala tifus umumnya berkembang satu sampai tiga minggu setelah paparan, dan bisa menjadi ringan atau bahkan berat.

Gejala penyakit tifus

Mulai merasa sakit sekitar 10 hari hingga 2 minggu setelah bakteri tifus masuk ke tubuh Anda.

* Pada awalnya, merasa kedinginan, demam, dan sakit kepala parah.

* Lalu, mulai bernapas cepat dan mendapati otot seluruh tubuh sakit seperti ketika Anda mengalami flu.

* Nyeri perut dan muntah juga sering terjadi.

Baca Juga: Rajin Mencuci Tangan, Cara Mudah dan Sederhana Mencegah Penyakit Tifus

* Beberapa hari kemudian, muncul ruam bercak di dada dan bagian tengah tubuh  yang sering menyebar ke bagian lain dari tubuh.

* Bisa muncul keropeng gelap.

* Komplikasi dari tifus yang tidak diobati dapat mencakup kondisi seperti pneumonia, meningitis, atau syok septik.

Karena banyak yang mengabaikan gejala tersebut, hampir 100.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit tifus tiap tahunnya.

Oleh sebab itu, penyakit tifus dinyatakan sebagai penyakit endemik dan masalah kesehatan serius di dalam negeri.

Baca Juga: Awalnya Jatuh, Atlet Voli Ini Tak Sadar Idap Tumor Ganas di Lutut Kanan hingga Harus Diamputasi

Sanitasi yang buruk dan keterbatasan akses air bersih, dipercaya jadi penyebab utama berkembangnya penyakit tifus.

Selain itu, anak-anak lebih sering terserang tifus karena belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh.

Jika tidak segera ditangani dengan baik, diperkirakan tiap satu dari lima orang akan meninggal karena tifus.

Baca Juga: WNI di Singapura Terinfeksi Virus Corona dari Majikannya, Benarkah Sentuhan Bisa Tularkan Virus Tersebut?

Menegakan Diagnosa

Saat dokter curiga pasiennya terkena tifus, dari meluhat gejala yang tampak, maka dokter akan meminta tes darah untuk memeriksa bakteri tifus, terutama jika bepergian ke daerah yang sering terjadi tifus.

Terkadang butuh waktu berminggu-minggu untuk mendapatkan hasil tes darah tersebut.

Jadi dokter biasanya merekomendasikan memulai perawatan antibiotik segera agar aman.

Baca Juga: 54 Berita dan Informasi Fake Virus Corona, Fitnah dan Tipsnya jika Diikuti Berisiko Kematian

Pengobatan penyakit tifus

Penanganan penyakit tifus adalah melalui pemberian obat antibiotik. Pengobatan bisa dilakukan di rumah atau perlu dilakukan di rumah sakit, akan bergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Di Indonesia, vaksin tifoid yang diberikan untuk mencegah tifus termasuk imunisasi yang dianjurkan oleh pemerintah, namun belum termasuk ke dalam kategori wajib.

Vaksin tifoid diberikan kepada anak-anak berusia lebih dari 2 tahun, dan diulang tiap tiga tahun.

Seperti vaksin-vaksin lainnya, vaksin tifoid tidak menjamin perlindungan 100 persen terhadap infeksi tifus.

Baca Juga: Almira Yudhoyono Alami Patah Tulang, Berapa Lama Penyembuhannya?

Anak yang sudah diimunisasi tifoid pun tetap dapat terinfeksi, namun tingkat infeksinya tidak seberat pada pasien yang belum mendapat vaksin tifoid.

Vaksinasi juga sangat dianjurkan bagi orang yang ingin bekerja atau bepergian ke daerah yang banyak kasus penyebaran tifus.

Tindakan pencegahan lain yang perlu dilakukan adalah memerhatikan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, misalnya dengan menghindari makan di tempat terbuka yang mudah terpapar bakteri.

Pencegahan

Baca Juga: Almira Yudhoyono Alami Patah Tulang, Berapa Lama Penyembuhannya?

Menurut WebMD, tidak ada vaksin yang dapat melindungi kita dari tifus. Tetapi kebersihan dasar membantu.

Ini termasuk hal-hal yang sangat sederhana seperti mandi setiap hari dan mengganti pakaian  secara teratur.

Juga harus menjaga jarak yang aman dari hewan liar yang diketahui membawa tifus, seperti tikus, tupai terbang, dan opossum.

Jangan meninggalkan sisa makanan atau sampah lain di halaman Anda di tempat itu bisa menarik mereka.

Baca Juga: Khawatir Anaknya Jadi Korban Bully, Christian Sugiono; Saya Mau Anak Saya Tumbuh Jadi Anak yang Tangguh

Untuk perlindungan mungkin juga ingin menyemprotkan produk-produk pengendalian kutu pada hewan peliharaan berbulu dan di halaman, dan jangan biarkan hewan peliharaan berbagi tempat tidur.

Jika bepergian ke tempat-tempat murine typhus atau scrus typhus ditemukan, gunakan obat nyamuk yang mengandung DEET 20% hingga 30%.(*)

#berantasstunting