GridHEALTH.id - Kasus yang menyeret remaja 15 tahun yang membunuh balita di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, kini terus menjadi perhatian publik.
Bagaimana tidak, usai membunuh seorang balita tak berdosa dengan cara sadis, remaja 15 tahun berinisial NF ini dengan santai melenggang ke kantor polisi untuk menyerahkan diri.
Tak tanggung-tanggung, NF mengakui merasa puas dan tak ada rasa menyesal atau ketakutan usai melancarkan aksinya menghabisi sang anak tetangga yang baru berusia 5 tahun itu.
Alhasil, polisi pun terus melakukan penyelidikan hingga akhirnya menemukan berbagai catatan rencana pembunuhannya.
Baca Juga: Jaga Jarak Demi Cegah Virus Corona, Tukang Cukur Pangkas Rambut Sang Pelanggan dari Kejauhan 1 Meter
Namun ternyata aksi kejinya itu tak hanya berlangsung dari hal tersebut, polisi memaparkan bahwa remaja yang menyukai film Chucky dan Slender Man itu sering melakukan penyiksaan terhadap hewan kesayangannya.
"Dia mempunyai hewan kesayangan, hewan peliharaan kucing. Tapi kalau lagi kesal, (kucing) itu bisa juga dilempar dari lantai 2 (rumah tersangka)," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, dikutip Kompas.com.
Bukan hanya melempar kucing dari lantai 2, remaja itu juga kerap menyiksa hewan lain di sekitarnya.
Baca Juga: Korban Bertambah, Pemerintah Bentuk Gugus Tugas Protokol Kesehatan Penanganan Virus Corona
"Kodok hidup, dia (NF) bisa bunuh tusuk-tusuk pakai garpu. Cicak juga biasa dia bunuh juga," kata Heru di Mapolrestro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).
Melihat tindakan yang dilakukan NF tersebut, anak ini sering disebut sebagai anak psikopat.
Namun perlu diketahui, ada 6 ciri anak akan menjadi psikopat di masa mendatang yang bisa dilihat sejak anak usia 3 tahun, diantaranya:
1. Suka menyiksa binatang
Saat kita memberi tahu anak cara memperlakukan binatang dengan baik dan tidak boleh menyakiti mereka dan anak tidak menurutinya, kita patut cemas.
Menyiksa binatang adalah satu cara untuk para psikopat melampiaskan hasratnya, dan itu bisa berubah menjadi menyiksa orang lain seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: Tak Merasa Sedih Meski Mengidap Penyakit Autoimun Langka, Ini Rahasia Sang Motivator
2. Suka membakar sesuatu
Pyromania, atau rasa senang saat membakar suatu barang adalah cara lain untuk menunjukkan kemarahan dan pembangkangan.
Ini bukanlah hal yang wajar jika terjadi pada anak-anak.
Baca Juga: Bunuh Bocah 5 tahun Akibat Hobi Nonton Film Horor, Ternyata Ini Dampaknya Pada Psikologi Anak
3. Suka membully dan mengintimidasi
Anak yang suka mengganggu orang lain dan mengintimidasi temannya harus mendapat perlakuan khusus dari kita sebagai orangtua.
Mereka suka mempermalukan orang lain hanya karena menikmatinya.
4. Tidak peka
Anak-anak dengan ciri-ciri psikopat tidak menunjukkan rasa takut semudah teman sebayanya, mereka tidak merasakan stres pada tingkat yang sama.
Mereka tidak tahu apa itu kasih sayang. Mereka tidak menunjukkan tingkat emosi yang wajar.
Menurut Heather Irvin, seorang psikolog senior, psikopat tidak tidak muncul begitu saja.
Baca Juga: Dampaknya Fatal, Ini Alasan Kenapa Spons Cuci Piring Harus Diganti Dua Minggu Sekali
Psikopat terbentuk dari sebuah proses panjang yang dimulai sejak anak-anak.
Saat usia anak kurang dari 5 tahun, itulah saat yang tepat untuk menanamkan nilai moral sosial dan kasih sayang.
5. Pelanggaran aturan
Anak-anak dengan ciri psikopat mengerti aturan, tapi lebih suka melanggarnya.
Dengan melanggar peraturan, mereka mendapat kegembiraan dan sensasi adrenalin.
Hal yang sama juga berlaku saat mereka mencuri sesuatu.
6. Berbohong tanpa penyesalan
Seorang anak yang berbohong lalu meminta maaf dan menyesali perbuatannya adalah hal yang wajar.
Namun, anak dengan ciri-ciri psikopat akan berbohong dan tidak akan menyesalinya.
Mereka hanya menyukai proses berbohong itu dan akan terus melakukannya.
Baca Juga: Jaga Jarak Demi Cegah Virus Corona, Tukang Cukur Pangkas Rambut Sang Pelanggan dari Kejauhan 1 Meter
Terlepas dari itu, remaja pembunuh balita tersebut diketahui berasal dari keluarga broken home.
Hal tersebut diungkapkan Kombes Yusri Yunus dalam jumpa pers di Mapolres Jakarta Pusat, Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
“Memang dia tinggal sama bapak kandung dan ibu tiri. Karena bapak dan ibunya sudah bercerai,” katanya.
Meski demikian, ada baiknya bagi semua orangtua untuk memberikan perhatian lebih bagi anak-anaknya sedari kecil. (*)
#berantasstunting