GridHealth.id - Belum lama ini telah viral keluhan dari seorang dokter, peneliti, sekaligus penulis yang bernama Tifauzia Tyassuma di grup aplikasi chatting Whatsapp.
Dalam keluhan tersebut, Tifauzia menyiratkan pesan bahwa ia kecewa dan marah terhadap cara pemerintah menyikapi Covid-19.
Baca Juga: 132 Rumah Sakit di Indonesia yang Menangani dan Mengisolasi Pasien Corona Covid-19
Sebagai Ahli Clinical Epidemiology dan secara khusus pernah meneliti Virus, ia merasa sangat memahami proses perjalanan epidemiologis COVID-19.
Menurutnya, perjalanan Covid-19 di Indonesia baru dimulai dan pemerintah Indonesia tidak siap dan tidak kompeten dalam menyikapi kasus virus Covid-19. Justru mereka menjadikannya sebagai lelucon dan gurauan.
Akibatnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menjadi korbannya.
Baca Juga: Perjalanan Dinas hingga Tifus dan Asma yang Diduga Sebabkan Menhub Terinfeksi Corona Covid-19
Tak hanya itu, Tifauzia juga menulis pesan yang ditunjukkan kepada Presiden Jokowi.
Pesan tersebut berbunyi bahwa kini Covid-19 telah menyerang berbagai kalangan di Indonesia. Dengan meluasnya penyebaran wabah virus corona membuat rakyat jadi kebingungan.
Baca Juga: Menhub Budi Karya Sumadi Tifus dan Asma Lalu Corona Covid-19, Imunitas Tubuh Lemah Penyebabnya
Oleh karenanya, Tifauzia menyampaikan bahwa rakyat perlu dipimpin yang secara tegas menerapkan sistem lockdown.
Menurutnya, diterapkannya lockdown justru membuat Indonesia mundur 10 langkah. Tetapi Lockdown bisa dilakukan sebagai langkah tepat dalam menghindari kasus kematian akibat virus corona (Covid-19).
Selain itu, Tifauzia juga mengingatkan agar tidak lupa terhadap dokter dan praktisi kesehatan dan di lapangan yang siap menjadi garda depan dan mempertaruhkan nyawanya demi rakyat banyak.
Baca Juga: Keyakinan Ayu Ting Ting Menggelar Konser di Tengah Wabah Virus Corona
Di akhir kalimat, Tifauzia meminta Presiden Jokowi untuk menerapkan sistem lockdown setidaknya selama 1 bulan.
Karena menurutnya dengan lockdown, Indonesia bisa selamat dan nantinya akan maju 20 langkah.
Perlu diketahui lockdown merupakan sistem mengunci akses masuk dan keluar untuk mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas.
Baca Juga: 3 Kesalahan yang Bikin Hand Sanitizer Buatan Sendiri Tak Efektif Tangkal Virus Corona
Sistem lockdown sampai saat ini sudah diterapkan oleh Italia, China, dan Filipina untuk mengatasi mewabahnya virus corona (Covid-19).
Dilansir dari aa.com.tr Italia lebih dulu menerapkan lockdown setelah mencatat 12.839 kasus coronavirus dengan 1.016 kematian pasien per 13 Maret.
Langkah lockdown turut dilakukan oleh Filipina yang mencatat 53 kasus dengan dua kematian pasien per 13 Maret.
Bahkan, mantan wakil presiden, Jusuf Kalla menyarankan pemerintah berani mengambil keputusan lockdown.
Baca Juga: Pemprov DKI Terapkan Pembatasan Sosial karena Corona Covid-19, Warganya Malah Jalan-jalan ke Puncak
"Kalau diinstruksikan (lockdown) pasti bisa, tapi memang harus siap ekonominya, siap macam-macam," ujar JK, di kantor Wapres, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
JK juga mengatakan bahwa kita bisa belajar dari pengalaman negara lain yang menghambat perkembangan Covid-19, yaitu China yang menetapkan sistem lockout.
"Salah satunya China, dia berhasil memperlambat [penyebaran virus corona], mencegah 100 persen karena lockdown. Tapi ini hanya (bisa diterapkan) negara yang sangat disiplin untuk melaksanakan itu," ungkap Kalla, seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Baca Juga: Update Covid-19; Total Jadi 69 Orang, 2 Diantaranya Balita dan 3 Orang Dinyatakan Meninggal Dunia
Selain dan JK, penyanyi sekaligus dokter bedah, Tompi juga memberi usulan kepada pemerintah Indonesia untuk menetapkan status lockdown.
Usulan tersebut disampaikan melalui twit unggahannya.
"" kata Tompi, seperti dikutip dari twitter pemilik akun @.(*)
#berantasstunting