GridHEALTH.id - Sepekan sudah Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk melakukan social distancing dan isolasi diri usai menyebarnya virus corona (Covid-19) di Tanah Air.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir penularan virus corona yang sekarang tak bisa diketahui gejalanya jika sudah menyerang seseorang.
Baca Juga: Indonesia Beda, Tidak akan LockDown! BNPB Tegas Emban Amanat Jokowi
Bahkan belum lama ini, atas imbauan Presiden Jokowi yang menyuruh masyarakat untuk tinggal di rumah, aparat penegak keadilan pun akhirnya ikut turun tangan.
Petugas gabungan dari Polisi, TNI dan Satpol PP ikut melakukan patroli di berbagai tempat keramaian, seperti mal, cafe, kelab malam, hingga warnet.
Melihat hal ini, tak sedikit masyarakat yang akhirnya mendesak pemerintah Indonesia untuk melakukan lockdown.
Baca Juga: Masyarakat Masih Banyak Tak Paham Soal Virus Corona, Ini Penjelasan Lengkapnya
Sayangnya, tindakan lockdown yang dinilai dapat menurunkan angka penularan virus corona malah dinilai salah oleh Organinsasi Keshatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Dikutip Kompas.com daru Reuters, pejabat WHO, Mike Ryan menyatakan tentang kekhawatiran suatu negara melakukan lockdown.
"Bahayanya lockdown adalah, jika kita tidak menerapkan langkah kesehatan masyarakat yang kuat, ketika aturan pembatasan gerak dan lockdown dihentikan, maka bahaya penyakit akan muncul lagi," ujarnya, pada Minggu (22/3/2020).
Baca Juga: Pesawat Hercules C-130 Mendarat, 105.000 Alat Pelindung Diri Siap Disebar ke Seluruh Tanah Air
Ryan berkata, kasus di China, Singapura, dan Korea Selatan yang menggalakkan pengujian pada setiap kemungkinan pasien Covid-19 telah berhasil menekan angka pertumbuhan khusus.
Bahkan Ia berujar bahwa yang harus mengisolasi diri adalah seseorang yang positif virus corona (Covid-19).
Baca Juga: Bekerja Menyaring Udara, Dapatkah Air Purifier Bunuh Virus Corona dalam Rumah?
"Yang harus kita fokuskan adalah menemukan pasien Covid-19, mereka yang memiliki virus dan mengisolasi mereka. Kemudian menemukan orang yang telah kontak dengan mereka (pasien positif Covid-19) dan mengisolasi mereka," katanya.
Selain itu, ada beberapa ahli yang mengaitkan strategi lockdown dengan mental dan kesiapan masyarakat dalam negara tersebut.
Seperti yang sempat dinyatakan Mantan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM menyatakan kekhawatirannya jika Indonesia menerapkan lockdown.
Baca Juga: Korban Virus Corona Melonjak Tajam, Menkes Ekuador Undur Diri
"Sekarang lihat saja, waktu 2 orang dinyatakan (terinfeksi) Covid-19, berapa banyak orang yang nimbun masker, hand sanitizer?" ucapnya saat ditemui GridHEALTH.id di Kampus Universitas Indonesia, Rabu (11/3/2020).
Bahkan kesiapan masyarakat Indonesia yang dinilai belum matang menghadap berbagai berita hoax virus corona juga menjadi titk berat mengapa negara ini belum melakukan lockdown. (*)
#hadapicorona #berantasstunting