GridHEALTH.id - Di tengah pandemi berita virus corona (Covid-19) yang tengah menyerang seluruh dunia, tak sedikit tersebar berita bohong alias hoax.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, melalui pesan berantai, tim redaksi GridHEALTH.id mendapat video bahwa ada seorang pria meninggal dalam sebuah Bus Primajasa jurusan Kuningan-Bekasi.
Dalam keterangan yang tertulis pria tersebut diduga positif terinfeksi virus corona.
"
Kapolres Subang AKBP Teddy Fanani mengakui bahwa ada satu penumpang Bus Primajasa yang meninggal dunia.
Sebuah video merekam saat penumpang dievakuasi dari Bus Primajasa jurusan Kuningan-Bekasi di Kilometer 102 Tol Cipali, Subang.
Namun, menurut Teddy, penumpang tersebut diduga bukan meninggal akibat virus corona.
Menurut Teddy, diduga penumpang tersebut meninggal akibat sakit maag kronis.
"Itu bukan karena corona, berdasarkan pemeriksaan dokter karena maag kronis," kata Teddy, dikutip Kompas.com pada Senin (23/3/2020).
Melansir Medscape, maag kronis atau gastritis kronis terjadi akibat adanya peradangan dinding lambung yang menyebabkan seseorang merasa kesakitan dan nyeri di bagiian lambung atau perut bagian atas.
Penyebabnya bisa disebabkan oleh makanan atau minuman, stres, bahkan kondisi sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Masker Bekas yang Dibuang Sembarangan Bisa Menyebarkan Virus Corona
Meski demikian, komplikasi maag kronis ini dapat terjadi seiring waktu, terutama jika gastritis menjadi kronis dan penyebab yang mendasarinya tidak diobati.
Komplikasi gastritis dapat meliputi, tukak lambung, tukak lambung berdarah, lapisan lambung erosif (jaringan lambung habis), anemia, kanker lambung, limfoma, penyempitan obstruksi jaringan parut lambung dan saluran keluar, dehidrasi, masalah ginjal, bahkan kematian.
Penanganan yang paling tepat bagi para penderita maag kronis ini adalah tidak boleh telat makan atau makan makanan terlalu pedas dan asam.
Baca Juga: Aa Gym, Rachel Vennya, dan Atta Halilintar Turun Langsung Hadapi Corona
Maag kronis yang tidak diobati secara tepat bisa menjadi semakin parah dan menyebabkan kematian seperti yang terjadi pada penumpang Bus Primajasa.
Terlepas dari itu, pihak kepolisan menyarankan untuk tidak langsung menyebarkan berita bohong atau hoax kepada masyarakat demi menghindari kepanikan di tengah pandemi virus corona (Covid-19). (*)
#hadapicorona #berantasstunting