Find Us On Social Media :

Jenazah PDP Covid-19 di Kolaka Sulawesi Dibawa Pulang dengan Mobil Pribadi, Satu Keluarga Demam Usai Mandikan Jenazah Corona

satu kelarga demam setelah memandikan pasien corona

GridHEALTH.id - Keluarga pasien PDP corona yang wafat di Kolaka Sulawei Tenggara nekat membawa pulang jenazah tanpa protap membawa jenazah karena penyakit infeksi.

Keluarga mebawa pulang jenazah pasien yang PDP corona tersebut dengan mobil pribadi.

Setibanya di rumah duka, kerabat dan keluarga juga mungkin tetangga sudah memanti kedatangan pasien PDP corona tersebut.

Baca Juga: Pangeran Charles Positif Terinfeksi Virus Corona, Bagaimana Kondisi Ratu Elizabeth II dan Keluarganya?

Tentu, seperti yang diberitakan KompasTv, di situ terjadi banyak sekali kerumunan manusia.

Untuk diketahui, melansir KompasTV, pihak RSUD Bahteramas Kendari membenarkan kejadian itu.

Juga menginformaskan jika pasien tersebut memang PDP corona dan sudah dirawat di RSUD Bahteramas Kendari selama dua hari.

Baca Juga: Ibunda Jokowi Meninggal Dunia di Usia 77 Tahun, Sempat Jalani Tindakan Operasi 2 Tahun Lalu

Almarhum berusia 34 tahun dan sudah menjalan tes swab corona, tapi hingga pasien meninggal hasil tesnya belum keluar.

Baca Juga: Respon Dokter Kandungan pada KD di Swiss, Bambang Wuryanto; Krisdayanti Bekerja dengan Keartisannya

Menurut Direktur RSUD Bahteramas Sulawei Tenggara, Syarif Subijakto, almarhum meninggal dunia belum dikatahui karena penyakit apa. Sakitnya dicurigai karena bronchopneumonia.

Adapun menurut ketarangan dokter Muhammad Aris, juru bicara penangna Covid-19 di Kolaka Sulawesi Tenggara, yang diwawancara redaksi KompasTV mengatakan, "Menurut laporan dokter yang menangani almarhum, jenazah sudah diperlakukan sebagaimana harusnya rumah sakit menangani pasien PDP, tapi keluarga menolak, dan langsung diambil dan dimasukan ke mobil pribadi."

Baca Juga: Sama-sama Disebabkan Oleh Tikus, Ini Perbedaan Hantavirus dengan Leptospirosis, Pernah Muncul di Indonesia sejak Tahun 2002

Masih menurut Aris, pihak medis tidak bisa berbuat apa-apa saat itu termasu saat keluarga membua bungkus plastik jenazah dan dimandikan. 

Baca Juga: Ada Satu Wilayah di Jakarta yang Bebas dari Kasus Infeksi Corona Covid-19

Padahal penanganan jenazah pasien corona, sekalipun masih PDP, perlakukannya harus khusus.

Sebab jika tidak diperlakuka secara khsus dikhawatirkan akan ada penularan infeksi kepada orang yang masih hidup.

Oleh karena itu, menurut Aris pihaknya akan mendata siapa saja yang melakukan kontak dengan jenazah dan akan mengisolasi.

Sementara itu, melanir berita dari suarapringan.com (21-03-2020) yang menurunkan berita dengan judul; Mandikan Jenazah Korban Corona, Satu Keluarga Mulai Terserang Demam, menyebutkan jika ada satu keluarga di Jalan Mallengkeri, Makassar dilaporkan mulai terserang demam, seusai sang istri ikut memandikan jenazah Ha (50), korban Covid-19 yang meninggal dunia 15 Maret lalu di Jalan Rajawali.

Baca Juga: Pemerintah Borong 40 Ribu Alat Rapid Test, Jubir Presiden Kena Semprot Dokter Erlina Burhan: 'Tes Ini Bukan untuk Mendiagnosis Virus Corona'

Sang istri, Hs masih saudara angkat dengan Ha.

“Tadi mulai demam. Istrinya sudah dibawa ke puskesmas. Suhu tubuhnya 37,5. Anak dan suaminya sekarang kondisinya drop,” terang Musdalifah, tokoh masyarakat Jalan Mallengkeri (Tanggul) Kecamatan Tamalate, Makassar, kepada Portalmakassar, Sabtu (21/3/2020).

Hs sendiri berdomisili di wilayah ini. Musdalifah melaporkan, untuk sementara, Hs bersama keluarganya diisolasi di rumahnya.

Baca Juga: Tak Ada Obat dan Vaksinnya, China Kembali Digegerkan dengan Hantavirus Ditengah Pandemi Virus Corona

Untuk menghindari adanya kontak dengan warga sekitar, ia telah meminta Hs dan keluarga agar tidak keluar rumah.

Warga juga sudah diimbau menjaga jarak dengan rumah Hs.

“Saya masih menunggu tim medis. Soalnya kita belum tahu kondisi sebenarnya. Apakah beliau benar-benar terpapar Corona atau tidak,” jelas Musdalifah.

Baca Juga: 17 Hari Lalu Bertemu Idris Elba, Pebalap Lewis Hamilton Tolak Lakukan Tes Corona, Kenapa?

Menurut Musdalifah, Hs, suami dan anaknya mulai merasakan demam sejak malam tadi. Hs langsung dibawa ke puskesmas untuk memeriksakan suhu tubuh pagi tadi.

“Hasilnya ya itu. Suhu tubuhnya 37,5 derajat. Agak tinggi memang. Tadi dia sampaikan anak dan suaminya juga mulai demam. Kondisinya drop,” jelas Musdalifah.

Musdalifah menuturkan, Hs adalah saudara angkat dari Ha, pasien Covid-19 yang meninggal dunia 15 Maret lalu.

Baca Juga: Gejala Baru Covid-19 Selain Demam; Kehilangan Sensitivitas Indera Penciuman dan Perasa

Hs ikut memandikan jenazah saudaranya itu bersama beberapa warga lainnya.

“Ya dia ikut memandikan,” ucapnya.

Selain gejala demam, kata Ifa belum ada gejala lain yang dialami Hs bersama suami dan anaknya.

Musdalifah mengungkapkan, saat ini situasi di Jalan Mallengkeri sekitar tanggul sangat panik. Ia mengaku sudah berusaha menenangkan warga agar tetap tenang.

Baca Juga: Bupati Karawang dan 4 Orang Pejabat Jabar Positif Covid-19 Usai Hadiri Acara Bersama Ridwan Kamil di Karawang

Di lokasi juga sudah turun petugas dari Koramil Tamalate dan Polsekta. Petugas memasang pembatas area agar tidak mendekati sementara rumah Hs.

“Yang kami sayangkan ini petugas medis belum ada yang muncul. Padahal sudah kami laporkan,” imbuhnya.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona