Find Us On Social Media :

Pasien ODP Virus Corona di Ambon Kabur dari Ruang Isolasi, Tergeletak di Emperan Toko

PDP di Ambon kabur dan ditemukan tergeletak di emperan toko.

GridHEALTH.id - Sudah seharusnya seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Virus Corona (Covid-19) melakukan karantina atau diisolasi.

Sayang seorang PDP di Ambon justru kabur saat saat dilakukan proses isolasi.

Bahkan video yang diduga PDP tersebut sempat viral di media sosial karena tampak tergeletak di emperan toko.

Dilansir dari TribunAmbon (28/3/2020), Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Aru, Ambon, Nita Uniplaita membenarkan kejadian tersebut.

Menurutnya PDP tersebut melarikan diri saat diisolasi di RSUD Cendrawasih.

Pasien itu disebut nekat kabur melalui jendela rumah sakit.

Baca Juga: Sekamar Diisi 2 Orang, Seorang Wanita Positif Virus Corona Kabur dari RSUP Persahabatan Minggu Lalu: Takut Tertular Pasien Covid-19 Lainnya

Baca Juga: Cuci Tangan dan Menggunakan Hand Sanitizer Percuma Jika Kuku Panjang

Padahal menurut Nita, PDP itu datang dengan keluhan demam.

"Mungkin karena takut dia benar-benar kena virus ini dia melarikan diri, tapi sudah dikembalikan ke ruang isolasi," ungkap Nita.

Diketahui sebelumnya video viral tersebut memperlihatkan seorang yang diduga PDP ini berada di depan ruko dan tertangkap kamera warga.

PDP tersebut tampak merebahkan tubuh ke tanah, sembari membawa barang bawaannya.

Baca Juga: Pemerintah Tidak Instruksikan LockDown, Beberapa Wilayah Berikut Sudah Memberlakukan Lokal Lockdown

Kejadian ini tentu sangat mengkhawatirkan, pasalnya apa yang dilakukan PDP tersebut sangat membahayakan dirinya juga orang-orang disekitar.

Menurut Prof Jonathan Ball selaku ahli virus dari Universitas Nottingham kepada BBC, isolasi berguna untuk meminimalisir penyebaran virus corona.

Sebab diketahui virus corona sangat cepat sekali penularannya.

Baca Juga: Pertama Kali Ditemukan, Seorang Bayi Meninggal Akibat Virus Corona

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus corona antar manusia sering terjadi dalam kontak dekat, yakni sekitar 1,8 meter.

Penyebaran dari orang ke orang ini terjadi terutama melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan dari air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, mirip dengan bagaimana influenza dan patogen pernapasan lainnya menyebar.

Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru.

Baca Juga: Awas Oknum Pengincar Masker Bekas, Mencari Untung Saat Wabah Corona

Mereka yang dirawat inap atau diisolasi diberikan perawatan untuk melawan gejala-gejala penyakit, selagi sistem kekebalan tubuh mereka memerangi virus.

Apalagi dalam beberapa kasus pasien Covid-19 bisa mengalami pneumonia, sehingga membuatnya membutuhkan alat bantu pernapasan oksigen bahkan sampai seperti ventilator.

"Jika seorang pasien menunjukkan gejala [kesulitan] bernapas, mereka [pihak rumah sakit] akan memberi bantuan untuk bernapas. Jika ada tekanan pada organ tubuh, mereka akan mencoba mendukung tubuh untuk meringankan tekanan," kata Prof Ball.

Baca Juga: Minum Metanol Untuk Cegah Virus Corona, 300 Warga Meninggal dan 1000 Lebih Dalam Kondisi Kritis

Sehingga seorang pasien yang dinyatakan positif virus corona sebaiknya tidak menolak untuk dikarantina ataupun diisolasi.

Sementara itu diberitakan sebelumnya, jumlah Orang Dalam Pantauan (ODP) di Maluku hingga saat ini terus meningkat.

Setidaknya menurut data Jumat (27/3/2020) malam terdapat 104 ODP, 6 (Pasien Dalam Pengawasan) PDP dan 1 positif Covid-19 di 11 Kabupaten/Kota di Maluku.

Baca Juga: Semua Pasien Positif Virus Corona di Kota Malang Sembuh, Pemerintah: 'Corona Memang Bisa Disembuhkan, Tapi...'

Data yang dirilis Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Pemprov Maluku menyebutkan adanya penambahan jumlah ODP.

Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) masih terdata 6 orang dan yang terkonfirmasi positif tetap satu orang.(*)

Baca Juga: Ditemukan Kucing Pertama yang Positif Virus Corona di Belgia

 

 #berantasstunting

#hadapicorona