GridHealth.id - Worldometers.info mencatat Italia menduduki posisi kedua dengan total kasus 97.689 positif Covid-19.
Padahal, Negara Italia telah memberlakukan sistem lockdown sejak 12 Maret 2020 hingga 25 Maret 2020. Bahkan, Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte ingin menerapkan lockdown hingga 3 April.
Baca Juga: Lockdown di India Kacau, Risiko Penyebaran Virus Corona Meningkat
Tak sampai disitu, melansir laman The Guardian, Giuseppe Conte, kembali mengisyaratkan melihat kondisi sekarang kemungkinan ada opsi perpanjang lockdown setelah 3 April 2020.
Meski telah melakukan lockdown, namun Covid-19 sudah menewaskan lebih dari 10.000 orang penduduk Italia,sepertiga dari total korban meninggal di seluruh dunia.
Secara perlahan, lockdown yang sudah berlangsung selama tiga pekan itu sudah menggerus ekonomi terbesar ketiga di Uni Eropa tersebut.
Rasa putus asa itu dilaporkan mulai dirasakan oleh penduduk di Region Sisilia.
Berdasarkan laman La Repubblica, sekelompok orang memasuki supermarket di Palermo dan pergi tanpa membayar.
"Kami tidak punya uang untuk membayar, kami harus makan," seseorang dilaporkan berteriak ke kasir.
Di kota lain di Sisilia, Corriere della Sera memberitakan pemilik toko kecil yang masih diizinkan untuk tetap terbuka, namun telah ditekan oleh penduduk setempat untuk memberi mereka makanan gratis.
Baca Juga: Aneka Makanan Sehat yang Baik Untuk Paru-paru Saat Pandemi Corona
Corriere menulis bahwa "bom waktu sosial" yang berdetak di wilayah tersebut, yang merupakan rumah bagi sekitar lima juta orang, dan yang secara resmi mencatat 57 kematian dari COVID-19.
"Saya takut kekhawatiran yang diutarakan masyarakat, kesehatan, pemasukan, hingga masa depan, bakal berubah menjadi kemarahan jika krisis ini terus berlanju," Giuseppe Provenzano, menteri Italia yang mengawasi wilayah selatan, kepada La Repubblican.
Jurnalis AFP yang berada di lokasi mengabarkan, empat polisi berpakaian lengkap berjaga di depan salah satu supermarket di Palermo.
Baca Juga: Patut Ditiru, Kebiasaan Orang Jepang Hingga Bisa Menahan Laju Pandemi Virus Corona
Mereka tidak berinteraksi dengan para pengunjung, dengan sikap diam mereka seolah menunjukkan pemerintah masih menguasai situasi.
Carmelo Badalamenti, warga setempat yang mendorong troli merah berisi barang belanjaannya, mengecam sikap yang ditunjukkan pelaku.
Baca Juga: Dua Peneliti Universitas Airlangga Temukan Suplemen Lawan Virus Corona
"Melakukan penjarahan di toko bahan kebutuhan pokok tidak akan menyelesaikan apa pun," ujar dia.
Di Roma, Perdana Menteri Giuseppe Conte sudah menyadari. Karena itu, dalam pernyataan yang ditayangkan televisi Sabtu malam (28/3/2020), dia menjanjikan voucher bagi yang tak bisa membeli makanan.
Baca Juga: Daftar Negara yang Belum Melaporkan Kasus Virus Corona Covid-19
"Kami tahu kalian menderita. Tapi negara tetap hadir," tegas dia. Roma mengucurkan dana 400 juta euro (Rp 7,2 triliun) untuk program pangan darurat.(*)
#berantasstunting #hadapicorona