Find Us On Social Media :

3 Minggu Lalu Dinyatakan Sembuh, China Kembali Temukan 2 Kali Lipat Kasus Baru Virus Corona

China kembali alami lonjakan kasus baru virus corona

GridHEALTH.id -  Negeri Tirai Bambu China memang dikenal menjadi pencetus lahirnya virus corona baru (Covid-19).

Terhitung sejak akhir tahun 2019 lalu, China menduduki peringkat pertama jumlah kasus dan kematian akibat virus corona.

Baca Juga: Peneliti China Temukan Subtipe Baru Virus Corona, Bisa Bertahan 49 Hari !

Meski demikian, pada akhir Maret 2020, hampir 90% pasien dinyatakan sembuh dan boleh dipulangkan dari rumah sakit.

Melihat kabar baik ini, Shanghai yang dikenal sebagai pusat pedagangan di Asia ini akhirnya kembali membuka sektor bisnis yang dapat meningkatkan perkonomiannya.

Baca Juga: Ikut Hadapi Corona, Apple Ciptakan Face Shield Anti Covid-19

Namun kabar baik di sektor ekonomi tersebut malah kembali membawa dampak buruk bagi kesehatan dunia, China dilaporkan kembali mengalami 2 kali lipat kasus baru Covid-19.

Reuters melaporkan, hampir semua kasus baru infeksi corona, melibatkan pelancong dari luar negeri alias kasus impor.

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mencatat dari semua kasus baru di Shanghai, 51 di antaranya terkait dengan orang-orang yang berada dalam satu penerbangan dari Rusia pada 10 April.

Baca Juga: Daya Rusak Covid-19 pada Tubuh Manusia, Ibarat 2 Virus Ganas SARS dan HIV Digabung Menjadi Satu

Kasus ke-52 adalah warga China yang tiba di Shanghai usai bepergian dari Kanada.

Hingga Senin (13/4/2020), total kasus infeksi virus corona di China kembali mencapai 83.135 kasus, dengan angka kematian mencapai 3.343 orang.

Maraknya kasus impor virus corona di China membuat Presiden China Xi Jinping mengingatkan risiko gelombang kedua infeksi virus corona di China ketika pandemi global terus menyebar hanya dalam 3 minggu.

Baca Juga: Tak Terima Ditegur untuk Gunakan Masker, Satpam Ini Tampar Perawat hingga Alami Trauma dan Sakit Kepala

Dalam pertemuan badan pengambilan keputusan penting Partai Komunis China, Rabu (8/4), Xi mengatakan bahwa di tengah meningkatnya tekanan terhadap ekonomi global, faktor-faktor yang tidak stabil dan tidak pasti meningkat.

Semenara itu, Prof. Mark Harris, ahli virologi di Leeds University, mengatakan infeksi ulang virus corona tidak mungkin terjadi.

Prof Jon Cohen, profesor emeritus penyakit menular di Brighton and Sussex Medical School juga menanggapi hal ini.

Baca Juga: Ikut Hadapi Corona, Apple Ciptakan Face Shield Anti Covid-19

"Jawabannya adalah kami belum tahu (tentang infeksi ulang) karena kami belum memiliki tes antibodi untuk infeksi, walaupun kami akan segera mendapatkannya."

"Namun, berdasarkan infeksi virus lain, begitu seseorang terinfeksi, mereka umumnya akan kebal dan tidak terkena lagi. Akan selalu ada pengecualian, namun itu ekspektasi yang masuk akal," ujarnya. (*)

Baca Juga: Pro Kontra Usulan Ganjar Pranowo Soal TMP untuk Tenaga Medis

 #berantasstunting #hadapicorona