Dia mengatakan kepda New York Post bahwa suaminya yang berusia 62 tahun meninggal pada Jumat (17/4) dengan suhu tinggi disertai flu selama 5 hari.
Seorang dokter memberi tahu Treadwell, bahwa suaminya harus tetap berada di rumah.
"Dia telah bekerja sepanjang waktu, sebagai pengirim barang. Bahkan dia tidak bisa tinggal di rumah karena kantor sangat membutuhkannya," katanya.
"Ini adalah hal terburuk yang pernah terjadi," tambahnya.
Baca Juga: Sukses Diuji pada Monyet, Obat Remdesivir Diyakini Dapat Sembuhkan Pasien Covid-19 dalam 10 Hari
Polisi sempat datang ke apartemen Treadwell saat mendengar ada berita penembakan.
Namun, sampai di sana, mereka mendapati suami Treadwell yang justru meninggal dunia, namun tidak memiliki luka tembak sama sekali.
Pekerja darurat dipanggil untuk memeriksa keadaannya, namun setelah melakukan CPR mereka meninggalkannya.
Keluarga Treadwell juga menyangkal ada yang melaporkan terjadinya kasus penembakan, karena dia tidak tahu sama sekali.
Baca Juga: Dosen Perguruan Tinggi Swasta di Solo Positif Covid-19, Usai Hadiri Seminar di Jakarta