Find Us On Social Media :

Bak Terbakar Api, 2 Dokter Ini Tersadar dengan Kondisi Kulit Hitam Lebam usai Masa Kritis Akibat Covid-19

Dr Yi Fan alami kulit terbakar usai sadar dari masa kritis akibat virus corona

GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu, santer terdengar bahwa seseorang yang telah sembuh dari infeksi virus corona (Covid-19) akan mengalami penurunan organ dalam.

Hal ini diungkapkan oleh Otoritas Kesehatan China dan peneliti dari Universitas Yale bahwa pasien yang sembuh dari Covid-19 dapat mengalami kerusakan paru, jantung, dan hati.

Baca Juga: Meski Dinyatakan Sembuh, Virus Corona Diduga Dapat Tidur dalam Tubuh Selama Puluhan Tahun hingga Sebabkan Cacar Air

Meski begitu, belum lama ini terkuak fakta baru mengenai pasien Covid-19 seperti yang dialami Dr Yi Fan, seorang ahli jantung dan Dr Hu Weifeng, seorang ahli urologi di Wuhan China.

Keduanya merupakan rekan kerja Dr Li Wenliang yang gugur usai mengidap Covid-19.

Baca Juga: Curhat Pilu Perawat yang Bertugas Cabut Ventilator, 'Aku Bagaikan Malaikat Pencabut Nyawa'

Beredar foto-foto dua dokter yang sebelumnya berkulit kuning langsat ini, sekarang hitam lebam seperti terbakar api panas.

Dilansir dari The Sun, setelah dirawat beberapa hari, terjadi perubahan warna kulit yang luar biasa.    

Diduga, Covid-19 atau virus corona sudah menyerang hati pasien.

Baca Juga: Akui Tak Simpan Rahasia Covid-19 dari AS, WHO Siapkan Akses Informasi bagi Orang Tanpa Koneksi Internet

Berdasarkan rekaman CCTV, mereka menerima perawatan di Rumah Sakit Paru Wuhan dengan menggunakan mesin pintas jantung-paru.

Saat tersadar dari masa kritis akibat Covid-19, Dr Yi mengaku cemas melihat kondisi tubuhnya.

"Ketika saya pertama kali sadar, terutama setelah saya mengetahui tentang kondisi saya, saya merasa takut. Saya seperti mengalami mimpi buruk," ujar Dr Yi.

Usut punya usut, Ia dirawat dengan Extra Corporeal Membrane Oxygenation (ECMO), sebuah peralatan yang mengirimkan oksigen ke dalam darah.

Baca Juga: Riwayat Sakit Pasien PDP Pria Usia Muda, Meninggal Dunia Saat Dirawat di Rumah Sakit Blambangan

Dilansir GridHEALTH.id dari Medline Plus, alat ECMO dapat menimbulkan berbagai macam risiko kesehatan.

Dianataranya pendarahan, pembentukan gumpalan darah, infeksi, masalah transfusi, atau mungkin saja alat pompa mengalami masalah mekanis (tabung putus, pompa berhenti).

Semenatara itu, Song Jianxin, pakar penyakit menular di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, mengatakan bahwa organ pria telah rusak selama pertempuran untuk menyelamatkan hidup mereka.

Bahkan zat besi, yang seharusnya disimpan di hati mereka, malah membanjiri pembuluh darah mereka, karena organ itu tidak berfungsi dengan baik.

Kenaikan level ini dengan demikian dapat mengubah warna kulit dan meningkatkan pigmentasi wajah.

Baca Juga: Pernyataan Kontroversi drh Indro Cahyono Dinilai Meremehkan Covid-19

Namun, seorang dokter yang merawat urolog, Dr Li Shusheng, mengatakan dia percaya bahwa kulit kedua pria telah berubah menjadi lebih gelap sebagai akibat dari obat yang pertama kali mereka rawat dengan diagnosa awal mereka.

Namun belum terungkap obat apa yang diberikan pada mereka di rumah sakit.

Penelitian di Lancet Gastroenterology and Hepatology memperingatkan pada bulan Maret bahwa kerusakan hati pada pasien dengan infeksi coronavirus mungkin secara langsung disebabkan oleh infeksi virus sel hati.

"Sekitar 2-10% pasien dengan Covid-19 mengalami diare, dan [virus] telah terdeteksi pada sampel tinja dan darah," ujar sang peneliti.

Baca Juga: Selain Kentut dan Kotoran Manusia, Bisakah Virus Corona Menyebar Melalui Air Ketuban dan ASI?

Laporan itu mengatakan bahwa kerusakan itu juga dapat dikaitkan dengan peradangan akibat virus corona , atau reaksi terhadap pengobatan yang digunakan untuk mengobatinya.

Gagal hati dapat mengakibatkan mereka "sakit kritis" setelah mereka menderita gagal pernapasan, studi tersebut menambahkan.

Tetapi, kerusakan hati pada kasus Covid-19 yang ringan seringkali bersifat sementara dan dapat kembali normal tanpa perawatan khusus.

"Namun, ketika kerusakan hati yang parah terjadi, obat pelindung hati biasanya diberikan kepada pasien seperti itu di unit kami."

Baca Juga: Pangeran William Beberkan Kondisi Kesehatan Pangeran Charles Terkini: 'Dia Merasa Sulit Karena Kesehatan Mentalnya'

Dr Li Shusheng mengatakan kepada CCTV bahwa ia berharap warna kulit kedua pria secara bertahap akan kembali normal.

Kabarnya, Dr Hu tetap dirawat intensif selama sekitar 100 hari, dan baru mulai berbicara lagi pada 11 April.

Baca Juga: Akui Tak Simpan Rahasia Covid-19 dari AS, WHO Siapkan Akses Informasi bagi Orang Tanpa Koneksi Internet

Sementara, Dr Yi telah dipindahkan dari ICU ke bangsal biasa di Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang Wuhan, di mana ia saat ini menerima konseling setelah cobaan yang mengancam jiwa.

Harapan besar demi kesembuhan mereka pun dilontarkan beberapa rekan kerja sesama tenaga medis yang melihat perjuangan kedua dokter ini selama menangani pasien Covid-19. (*)

 #hadapicorona #berantasstunting