Find Us On Social Media :

FightCovid-19, Aplikasi Gratis Ciptaan Anak Bangsa yang Sanggup Melacak Covid-19

Mengenal FightCovid-9, Aplikasi Luncuran Anak Bangsa Bisa untuk Lacak Covid-19

GridHealth.ID - Beragam upaya yang bisa dilakukan masyarakat dalam membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus corona (Covid-19). Misalnya, berada di rumah, menerapkan physical distancing, menggunakan masker, dan tidak mudik.

Namun, hal berbeda dilakukan oleh Ahmad Alghozi Ramadhan.

Baca Juga: Nol Kasus Covid-19 dalam 5 Hari Terakhir di Vietnam, Ini yang Dilakukan Pemerintahnya

Bukan berarti dia tidak menerapkan physical distancing maupun berada di rumah, namun pria ini diketahui telah menciptakan aplikasi yang diberi nama 'FightCovid19.id' untuk memantau mobilitas dari para orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG) Covid-19.

Melansir disway.id, Ahmad Alghozi menciptakan aplikasi itu untuk diabdikan kepada negeri, sebagai tracking Covid-19 masa kini.

Baca Juga: Lagi-lagi, 3 Dokter dan 18 Perawat Jalani Isolasi Mandiri Akibat Pasien yang Tak Jujur

Dalam proses pembuatannya Ahmad Alghozi sampai tidak tidur selama lima hari lima malam.

Bahkan, ketika aplikasi itu selesai dibuat dan diabdikan kepada negeri, Alghozi tidak mengharapkan imbalan.

Padahal, saat menciptakan ini dia rela perusahaan tempat dia bekerja memangkas gajinya sebesar 50%.

Bukan juga ingin disebut sebagai pahlawan, inisiatif ini dilakukannya karena dia merasa wabah virus corona (Covid-19) terasa begitu memukul nuraninya. Terutama ketika ada berita dokter yang meninggal dunia.

Dengan keprihatinannya atas tampilan data Covid-19 yang amat tradisional, yang setiap harinya disiarkan di televisi, hingga memotivasi dirinya untuk menciptakan aplikasi dalam bentuk peta dan data.

Baca Juga: Lesi Merah dan Rasa Gatal di Kaki, Gejala Baru Positif Virus Corona

Berdasarkan informasi yang didapatkan, Alghozi tampak menawarkan aplikasi ciptaannya ke berbagai sektor. Namun, tak ada satu pun yang menyambutnya.

Menurutnya, semua pihak rupanya terlalu sibuk dengan penanggulangan, bukan pencegahan.

Kendati demikian, Alghozi tak patah semangat, dia kemudian menyempurnakan aplikasi ciptaannya dengan menambahkan tracking.

Baca Juga: Hasil Terkini Rapid Test Jabar, Terindikasi positif 1.139 Orang, Terbanyak Bukan di Sukabumi Tapi di Kota Bandung

Menurut dia, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tracking lebih penting daripada peta dan data.

Kini, aplikasi itu telah digunakan oleh banyak orang.

Provinsi pertama yang menggunakan aplikasi itu adalah Bangka Belitung (Babel). Dalam memasarkannya Alghozi didampingi oleh Prof.Dr.Ir. Saparudin.

"Saya yang membawa Alghozi ke Bapak Gubernur. Saya bilang ke Pak Gubernur ini gratis," ujar Prof Saparudin.

Baca Juga: Akibat Komplikasi Virus Corona, Seorang Aktor Harus Amputasi Kaki

Penawaran tersebut lantas disambut baik oleh Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Roesman.

Dengan aplikasi itu, siapa pun yang datang ke Bangka Belitung terkontrol ketat. Semua penumpang dimonitor lewat aplikasi. Baik yang lewat laut maupun udara.

Penumpang pesawat yang turun di Pangkal Pinang (Bangka) maupun di Tanjung Pandan (Belitung) dipasangi gelang elektronik.

Mereka juga harus mengunduh aplikasi 'FightCovid19.id'. Lalu mengisi segala pertanyaan yang tertera, mencantumkan nomor ponsel dan alamat email.

Baca Juga: Pernyataan Kontroversi drh Indro Cahyono Dinilai Meremehkan Covid-19

Setelah mengisi data tersebut, penumpang akan mendapat kode. Dengan kode itu mereka melaporkan kondisi kesehatan, termasuk suhu badan.

Aplikasi tersebut lantas terhubung dengan gelang elektronik. Dari sini petugas di pusat data di BNPB Provinsi Babel bisa mengetahui tempat yang dikunjungi si pemakai gelang.

Jika pemakai gelang meninggalkan rumah, layar monitor di BNPB berubah jadi warna oranye. Maka petugas BNPB akan menghubunginya.

Baca Juga: Riwayat Sakit Pasien PDP Pria Usia Muda, Meninggal Dunia Saat Dirawat di Rumah Sakit Blambangan

"Ada yang bilang ke rumah orang tua. Ada juga yang mengatakan belanja," ujar Prof Udin.

Sejauh ini para pemakai gelang itu tidak ada yang membangkang. Sebab mereka tahu melanggar akan dikenakan sanksi, berupa isolasi di ruang Pusdiklat milik Pemprov Babel.

Baca Juga: Curhat Pilu Perawat yang Bertugas Cabut Ventilator, 'Aku Bagaikan Malaikat Pencabut Nyawa'

"Sejauh ini hanya satu orang yang diisolasi beneran. Itu pun bukan hanya karena pergi jauh meninggalkan rumah," ujar Prof Udin.

Tak hanya itu, dari aplikasi tersebut pemakai gelang juga bisa minta bantuan BNPB. Misal jika merasakan tanda-tanda sakit, kemudian BNPB akan menjemputnya menggunakan ambulans.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona