Baca Juga: Akibat Covid-19, Seorang Janda Terpaksa Masak Batu Untuk 8 Anaknya yang Kelaparan
Tapi, pada saat itu, dirinya melihat pasien bersalin di bangsal bersalin yang ditangani oleh bidan, kondisinya jauh lebih sehat dan baik-baik saja, setelah melahirkan.
Lalu dokter Semmelweis pun penasaran. Ia memutuskan untuk melakukan penyelidikan mengenai kondisi tersebut.
Ternyata dirinya menemukan fakta bahwa dokter dan mahasiswa kedokteran sering mengunjungi bangsal bersalin, setelah sebelumnya melakukan otopsi jenazah.
Berdasarkan pengamatan ini, ia mengembangkan teori, mereka yang melakukan otopsi membawa partikel jenazah di tangan dari ruang otopsi ke bangsal bersalin.
Karenanya banyak pasien ibu melahirkan terinfeksi, dan mengalami demam, juga banyak yang meninggal dunia.
Baca Juga: Cegah Terinfeksi Virus, Sahur dengan Menu Makanan Sehat dan Lezat
Lainnya halnya dengan bangsal bersalin yang ditangani bidan. Bidan tidak melakukan operasi atau otopsi sehingga tidak terkena partikel-partikel penyebab infeksi.
Nah, sejak saat itu dokter Semmelweis memberlakukan aturan baru yang mewajibkan dokter cuci tangan dengan klorin.
Benar saja sejak pemberlakuan cuci tangan dengan klorin dijalankan, tingkat kematian di bangsal bersalin yang ditangani dokter turun secara dramatis.
Ini adalah bukti pertama bahwa membersihkan tangan dapat mencegah infeksi.
Sayangnya saat itu tidak semua orang senang dengan inovasi tersebut.
Sejumlah dokter tidak senang karena penemuan Semmelweis menyiratkan, para dokter bersalah atas kematian dan berhenti cuci tangan.