Find Us On Social Media :

Resmi Digunakan di Amerika, Hotman Paris Desak Jokowi Beli Obat Corona Remdesivir, Tapi Gagal Diuji Coba WHO

Hotman Paris minta Jokowi beli obat corona Remdesivir

GridHEALTH.id - Nama Hotman Paris Hutapea belakangan ini menjadi kembali mencuat di tengah pandemi corona.

Pengacara parlente tersebut baru-baru ini melakukan gebrakan serius terhadap pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Remdesivir Gagal Uji Klinis Menjadi Obat Covid-19, Punya Efek Samping

Hotman Paris mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera membeli obat corona yang sudah resmi digunakan di Amerika, yaitu Remdesivir .

Padahal diketahui, obat corona tersebut dinyatakan gagal menjalani uji coba untuk menurunkan jumlah virus dalam tubuh pasien Covid-19.

Baca Juga: 7 Mei Semua Transportasi Diperbolehkan Beroperasi, Menhub Budi Karya: 'Tapi Tidak Boleh Mudik!'

Namun, melalui unggahan video di akun Instagram-nya, Hotman Paris menuturkan kehebatan obat corona Remdesivir buatan Gilead Science.

“Berita bagus bagi umat manusia, perusahaan farmasi di Amerika, Gilead menemukan obat penakluk virus corona, namanya Remdesivir. Minggu ini akan diedarkan untuk mengobati 200.000 pasien covid-19 di Amerika,” katanya pada Selasa (5/5/).

Pengacara kondang ini meminta Presiden Jokowi untuk bertindak cepat memesan obat untuk virus corona tersebut agar semuannya kembali pulih.

Baca Juga: Tung Desem Waringin Sembuh dari Covid -19 Berkat Wim Hof Breathing, Teknik Pernapasan Bantu Lawan Virus Corona

“Kepada Presiden Jokowi agar segera mengirim duta besar kita atau juru lobby supaya Indonesia bisa membeli obat tersebut. Pasti ratusan negara berebut. Semua sudah heboh, pasar saham jadi naik gara-gara penemuan obat tersebut. Ayo pak Jokowi I love You, saya mau dansa ke Bali,” pungkas Hotman Paris.

Sebelumnya, pada 1 Mei 2020, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pemberian izin penggunaan Remdesivir sebagai obat corona.

Baca Juga: Lebih dari Setengah Penduduk Dunia Stres Akibat Corona, Pemerintah Indonesia Luncurkan Layanan Psikologi

Bahkan Badan Administrasi Pangan dan Obat-obatan Amerika atau Food and Drug Administration (FDA) memastikan Remdesivir sebagai obat yang bisa digunakan untuk pasien Covid-19. 

Sayangnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) malah mempublikasikan rancangan dokumen uji klinis dari obat Remdesivir.

Dalam dokumen itu, para peneliti di China mempelajari 237 pasien, memberikan obat kepada 158 orang dan membandingkan kondisi mereka (dikasih obat) dengan 79 orang yang tersisa dan menerima pengobatan dengan plasebo.

Setelah satu bulan, 13,9 % pasien yang mengkonsumsi Remdesivir meninggal dibandingkan dengan 12,8 % dari mereka yang menerima pengobatan plasebo.

Baca Juga: Virus Corona di Indonesia Sudah Bermutasi Pesat, Menristek Siapkan Serum Anti Covid-19 dalam 3 Bulan Lagi

Percobaan Remdesivir dihentikan lebih awal karena ada laporan efek samping.

“Remdesivir tidak dikaitkan dengan manfaat klinis atau virologi,” demikian ringkasan studi yang dikutip GridHEALTH.id.

Baca Juga: Kaca Mobil Dipecah, Dokumen Covid-19 Dokter Tirta Dicuri: 'Apa Untungnya Nyolong Berkas Hasil Uji APD?'

Namun Gilead Sciences menilai, ada salah tafsir oleh WHO atas studi uji coba Remdesivir.

Terlepas dari itu, keinginan Hotman Paris agar Indonesia memberi dan menggunakan obat corona Remdesivir belum dibiicarakan lebih lanjut oleh pemerintah bahkan Presiden Jokowi. (*)

#hdapicorona #berantasstunting