GridHEALTH.id - Tak ada angin dan hujan, tetiba saja Jokowidodo mengajak masyarakat yang sedang perang dengan virus Covid-19 untuk berdamai.
Ya, masyarakat diajak berdamai dengan virus Covid-19.
Apakah genjatan senjata? Atau kita sudah menang melawan Virus Covid-19?
Padahal yang masyarakat tahu, data terakhir pada 7 Mei 2020 pukul 16.35 wib, ada 9465 pasien dirawat, 930 meninggal, dan 2381 sembuh.
Kasus terkonfirmasi 12776+338 kasus.
Baca Juga: Bulan Puasa Waktu yang Tepat Kontrol Hipertensi, Ikuti Pola Makan DASH
Sementara obat spesifik untuk penyembuhan pasien Covid-19 hingga saat ibi belum ditemukan dan ditentukan.
Begitu juga dengan vaksin, masih dalam proses penelitian. Paling cepat tahun depan baru bisa ditemuan dan dibuat.
Bagaimana berdamainya dengan virus Covid-19?
Diketahui, sebelumnya Jokowi memilih opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB untuk mencegah penularan covid-19, dibanding lockdown atau karantina wilayah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah terus berupaya keras dan berharap puncak pandemi covid-19 akan segera menurun.
Selama wabah masih terus ada, Jokowi meminta seluruh masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan.
"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan covid-19 untuk beberapa waktu ke depan,"katanya di Istana Merdeka, Kamis (7/5/2020).
Baca Juga: Usai Asyik Bercinta Dengan Istri Sirinya, Pria Ini Langsung Kelimpungan Stress Karena Covid-19
Ia juga mengatakan, beberapa ahli menyebut ada kemungkinan kasus pasien positif covid-19 menurun angkanya.
Tetapi, ketika kasusnya sudah turun tidak berarti langsung landai atau langsung nol, melainkan masih bisa fluktuatif.
"Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi dan seterusnya," kata Jokowi.
Masyarakat dipersilakan beraktivitas secara terbatas, tetapi harus disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan."Sekali lagi ingin saya tegaskan, yang utama adalah ikuti dengan disiplin protokol kesehatan.
Silakan beraktivitas secara terbatas, tetapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan," katanya.
"Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur," tandasnya.
Baca Juga: Minum Air Dingin Saat Buka Puasa Membantu Perut Mencerna Makanan Lebih Baik
Sementara itu, para ilmuwan menerbitkan temuan tentang jenis Virus Corona baru.
Temuan tersebut ditulis oleh para ilmuwan di Laboratorium Nasional Los Alamos, Amerika Serikat.
Duke University dan University of Sheffield di Inggris juga berkontribusi dalam penelitian tersebut.
Dilansir LA Times, mereka telah menemukan jenis Virus Corona baru yang tampaknya lebih menular dari yang selama ini mewabah.
Mutasi Covid-19 yang dimaksud adalah D641G.
Baca Juga: Rahasia Allah SWT Diungkap Dokter, Mengapa Pandemi Covid-19 ada di Bulan Ramadan Terjawab
Menurut laporan, awalnya virus baru ini muncul di Eropa pada Februari 2020, sebelum dibawa ke East Coast, Amerika Serikat.
Kemudian, D6416 telah menjadi pandemi yang dominan.
Disebutkan, D641G mempengaruhi lonjakan pada bagian luar virus.
Itu memungkinkannya untuk menyusup ke sel-sel pernapasan.
Baca Juga: 75% Pasien Coronavirus Dalam Perawatan Intensif Kelebihan Berat Badan
Bette Korber, ahli biologi komputasi di Los Alamos yang memimpin penelitian, ikut menerangkan.
Ketika mutasi virus tersebut memasuki suatu populasi, mereka akan secara cepat mengambil alih epidemi lokal.
Alhasil, viruspun lebih mudah menular.
Bukan hanya jenis baru yang menyebar lebih cepat, D641G juga membuat orang rentan terinfeksi virus untuk kedua kalinya.
Penulis laporan mengatakan, mereka berbagi penelitian via online karena mereka merasakan kebutuhan mendesak akan peringatan dini tentang virus.
Baca Juga: Berkah Pandemi Covid-19 Bagi Dua Insan Manusia Asal Kirgiztan dan Lampung
Mereka memastikan perawatan di seluruh dunia efektif dalam menumpas virus baru ini.
"Ini mengkhawatirkan, karena kita melihat bentuk virus yang bermutasi muncul dengan sangat cepat, dan selama bulan Maret menjadi bentuk pandemi yang dominan,"kata Korber.
Penelitian yang dirilis di BioRviv pada Kamis (30/4/2020) itu didasarkan pada analisis lebih dari 6.000 rangkaian Virus Corona dari seluruh dunia.
Dari sekuens tersebut, para ilmuwan mengidentidikasi 14 mutasi, meskipun D641G adalah fokus utama penelitian.
"Kabar ini sangat memukul, tapi tolong jangan berkecil hati karenanya," tulis Korber melalui akun Facebook-nya.
Meskipun begitu, studi baru ini tidak menunjukkan apakah D641G lebih mematikan atau tidak.(*)
Baca Juga: Anies Baswedan Akan Terapkan Karantina Wajah Pada Warga Jakarta, untuk Tekan Laju Covid-19
#berantasstunting
#hadapicorona
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Kabar Terbaru, Tiba-tiba Jokowi Persilakan Warga Aktivitas Lagi, Ajak Berdamai dengan Virus Corona