Find Us On Social Media :

Pakar Epidemiologi UI dan Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad Angkat Bicara Mengenai New Normal di Bulan Juni

siap-siap Juni kita kembali normal dalam era new normal

GridHEALTH.id - Pakar Epidemiologi UI dan Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad Angkat Bicara Mengenai New Normal di Bulan Juni.

Seperti kita tahu, awal Juni 2020 semua aktivitas kehidupan akan diputar kembali.

Hal ini artinya PSBB akan dicabut alias disudahi.

Disamping itu kenyataannya, pandemi Covid-19 belum berakhir.

Baca Juga: Datang Dari Zona Merah Covid-19, Pria Ini Justru Ceraikan Istrinya Usai Diminta Karantina Sebelum Masuk Rumah

Bahkan puncak pandemi pun masih menjadi perdebatan, sudah terlewati atau belum terlewati.

Memang beberapa negara yang menerapkan lockdown, setelah tiga bulan, bahkan ada yang setelah dua bulan, sudah kembali buka negaranya.

Sehingga masarakat bebas beraktivitas kembali dengan gaya dan cara baru.

Hal tersebut dikenal dengan istilah The New Normal.

Baca Juga: Korea Selatan Alami Lonjakan Kasus Baru Covid-19, Tanda New Normal Tidak Efektif Dilakukan?

 

Di Indonesia, new normal tengah diperbincangkan selama beberapa minggu belakangan.

New normal kemungkinan besar akan dimulai pada awal Juni di Indonesia.

Mengenai hal ini, pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan bahwa cepat atau tidaknya new normal diberlakukan tergantung pada evaluasi.

Baca Juga: PSBB Tidak Maksimal, Wisatawan dari Zona Merah Covid-19 Serbu Tempat Wisata di Sukabumi

Baca Juga: Selain Perpanjang PSBB, Ridwan Kamil Sebut Jawa Barat Siap Terapkan New Normal 1 Juni

"Kita belum evaluasi (kasus Covid-19 akhir-akhir ini). Jadi, kita tidak bisa berkata ini terlalu cepat atau tidak," kata Pandu dilansir dari Kompas.com, Rabu (27/5/2020).

 

Pandu berkata, saat ini pemerintah sedang mengatur atau menyusun aturan-aturan yang bisa diberlakukan saat kondisi memungkinkan untuk membuka semua sarana publik dalam berbagai sektor.

Oleh sebab itu ia tidak mempermasalahkan jika pemerintah melakukan persiapan, pembuatan regulasi, juga timeline rencana.

Hanya saja, satu hal yang ditegaskan Pandu adalah pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan dibukanya sarana publik dalam berbagai sektor.

Hal ini menurutnya perlu mempertimbangkan hasil evaluasi epidemiologi jumlah kasus yang ada.

Baca Juga: Studi: Virus Corona Bisa Mengganggu Plasenta Pada Ibu Hamil

Baca Juga: Musim Pancaroba, Justru Ini Keuntungannya Mandi dengan Air Dingin

"Bukan berarti kalau disusun sekarang, diimplementasikan besok (paska pandemi usai). Tetapi kita persiapkan," ujar dia.

Persiapan tersebut, lanjut Pandu, tidak bisa diterapkan dalam level yang sama untuk seluruh wilayah Indonesia.

Penerapan secara bertahap bisa dilakukan, tergantung wilayah mana saja yang memang sudah dan belum bisa dilonggarkan PSBB-nya.

"Kalau Surabaya belum bisa. Kalau Jakarta belum tahu hasil evaluasi nanti bisa nggak.

Baca Juga: Kabar Baik, Sejumlah Wilayah Indonesia Tunjukkan Covid-19 Terkendali

 

"Kalau sekarang bikin ancang-ancang ya gak apa-apa," tuturnya.

Rencana memang perlu disusun untuk menyiapkan situasi atau kondisi sistem kerja dan lain sebagainya bersamaan dengan pandemi Covid-19 yang masih belum usai, dan pembuatan regulasi yang tegas hingga konsistensi implementasinya nanti memang harus dipersiapkan dengan baik.

Hal serupa diungkapkan oleh Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH.

Mengenai keputusan membuka ruang publik untuk masuk dalam kondisi new normal, Panji menuturkan bahwa hal tersebut harus dilakukan dengan pertimbangan matang yang memperhatikan risiko penularan Covid-19.

Baca Juga: Sempat Alami Masalah Serius, Begini Cara Vina Panduwinata Berhenti Merokok Usai 40 Tahun Kecanduan

Baca Juga: Peringatan Dokter Kulit Perihal Covid-19 yang Menular Melalui Alat Make Up

"Menurut saya, kapannya (new normal diberlakukan) harus diputuskan setelah, bukan sebelum asesmen risikonya selesai," ujar dia.

Menurut Panji, keadaan new normal tidak bisa diberlakukan untuk keseluruhan wilayah Indonesia.

"Jadi, kota mana yang masuk new normal di bulan Juni? Tidak bisa bilang Indonesia mau masuk new normal bulan Juni, terlalu heterogen," kata dia saat dihubungi terpisah.

Keputusan harus mempertimbangkan data yang ada di setiap daerah, dengan kondisi dan keadaan yang berbeda-beda.

"Serta, persyaratan pelonggaran dan pembukaan ruang publik telah disetujui berdasarkan perhitungan epidemiologi," tambah Panji.(*)

Baca Juga: Memahami Jokowi dari Kalimat Berdamai dengan Virus Corona Hingga The New Normal, yang Kini Menjadi Pusat Perhatian Tanda Tanya

#brantasstunting

#HadapiCorona 

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Juni Terlalu Dini untuk New Normal? Ini Kata Ahli"