Find Us On Social Media :

Gegara Mobil PCR Bantuan, Tri Rismaharini Naik Pitam Dianggap Tidak Bisa Kerja Oleh Provinsi Jatim, Khofifah Indar Parawansa Beberkan Data

Khofifah Vs Risma.

GridHEALTH.id - Gegara Mobil PCR Bantuan, Walikota Surabaya Naik Pitam Dianggap Tidak Bisa Kerja Oleh Provinsi Jatim, Gubernur Khofifah Indar Parawansa Beberkan Datanya.

Perseteruan antara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini rupanya masih terus berlanjut.

Baru-baru ini, Risma tampak naik pitam lantaran kesal dua mobil PCR bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk Surabaya diambil alih Gugus Tugas (Gugas) Covid-19 Jawa Timur, dan dialihkan ke daerah lain.

Baca Juga: Kasus Corona Pabrik Sampoerna Picu Perang Panas Khofifah dan Risma

Awalnya, Risma meminta kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, untuk dikirimkan mobil tes PCR agar warga Surabaya bisa cepat dilayani tes PCR.

Usai disetujui oleh Doni, mobil itu pun dikirimkan, tetapi Risma mengaku mobil PCR tersebut tidak kunjung datang.

Baca Juga: Bisa Kena Pidana dan Denda Rp 50 Miliar, Wali Kota Surabaya Risma Akui Timbun Masker Sejak Januari 2020

Rupanya, mobil PCR itu justru diambil alih oleh Ketua Gugus Tugas Pemprov Jatim dengan alasan meminjam untuk di RS Darurat di Jalan Idrapura, RS Asrama Haj hingga RSUD Sidoarjo.

Risma pun mengizinkannya karena dijanjikan akan dikembalikan setelah itu.

Namun, mobil PCR itu tidak dikembalikan oleh Pemprov Jatim, bahkan mobil tersebut dikirim ke Tulungagung dan Lamongan.

Mengetahui hal tersebut, Risma pun geram dan mengamuk melalui telepon genggam.

Baca Juga: Surabaya Bisa Jadi Wuhan, Dokter yang 'Curhat' Penanganan Covid-19 Malah Akan Diproses Kode Etik

Opo-opo-an, kalau mau boikot tidak begitu caranya. Saya mau ngomong ini ke semua orang,” kata Risma, dalam video yang beredar.

Risma juga mengatakan tidak terima disebut tidak bisa bekerja.

“Saya tidak terima lho, Pak, betul saya tidak terima. Saya dibilang tidak bisa kerja, siapa yang bilang ndak bisa kerja. Kalau ngawur nyerobot gitu siapa yang enggak bisa kerja,” kata Risma.

Baca Juga: Meski Positif Corona, Pedagang Bakso di Surabaya Nekat Berjualan Gunakan Masker 2 Lapis

Hal ini menimbulkan kekecewaan Risma karena sudah menyiapkan jadwal test untuk warga Surabaya.

Akibatnya warga yang sudah terlanjur datang dan antre terpaksa pulang tanpa hasil, begitu pun para petugas yang sudah siap lengkap dengan alat pelindung diri (APD).

Lantaran kecewa, Risma akhirnya berkoordinasi dengan sejumlah pihak agar mobil tersebut dikembalikan ke Surabaya. 

Dia pun melaporkan peristiwa tersebut kepada Doni Monardo.

Padahal beberapa waktu lalu, Khofifah mengingatkan kasus setiap hari terutama di Surabaya terus bertambah.

Baca Juga: Tak Hanya Kasus Covid-19 yang Meningkat di Jawa Timur, Jumlah Perempuan Hamil Pun Mengalami Lonjakan

"Bisa dilihat setiap hari tambahan Covid-19 di Surabaya rata-rata 60% adalah mereka dari PDP dari 60% PDP rata-rata 21 persen yang terkonfirmasi positif adalah dari OTG," ujar Khofifah, seperti dikutip dari Jatimtimes.com, Rabu (29/4/2020).

Tak hanya itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menyebut, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan.

Baca Juga: Usai Rapat Bersama Jokowi, Sosok Ini Ungkap Kenapa Jawa Timur Alami Lonjakan Tajam Kasus Baru Covid-19

"65% Covid-19 ada di Surabaya Raya, ini tidak main-main kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan," kata Joni di Surabaya, seperti dikutip dari CNN, Rabu (27/5/2020).

Bahkan, kini peta di Surabaya bukan hanya sekadar ditandai merah saja, tetapi sudah berubah merah pekat. 

Lantas, jika Surabaya tengah dalam kondisi mengkhawatirkan, maka Pemprov Jatim ada baiknya mendukung Wali Kota Surabaya untuk memerangi wabah virus corona.

Baca Juga: Sempat Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, Pemudik dari Jakarta Ini Meninggal Dunia 12 Jam Kemudian

Sebab, apabila perseteruan antar kedua pihak terus berlangsung, maka warga Surabaya bisa menjadi korban lantaran tak kunjung ditangani soal wabah virus corona yang kini semakin menyebar di wilayah itu.

Hingga 29 Mei 2020, Surabaya diketahui mencatat kasus virus corona sebanyak 2394 total kasus. Jumlah itu menjadi angka tertinggi yang menyumbang kasus virus corona di wilayah Jawa Timur.

Baca Juga: Diramal Jadi Episentrum Corona Setelah Jakarta, Kota Ini Terpantau Alami Penurunan Kasus Positif Covid-19

Bahkan, saat ini Surabaya dikhawatirkan berpotensi menjadi episentrum baru Covid-19.(*)

#brantasstunting

#HadapiCorona