Geger Kematian George Floyd Bikin Rusuh AS, Sang Polisi Rupanya Mantan Rekan Kerja

Polisi tindih leher George Floyd adalah mantan rekan kerjanya

Polisi tindih leher George Floyd adalah mantan rekan kerjanya

GridHEALTH.id -  Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Amerika Serikat kini berhasi menduduki posisi pertama jumlah kasus virus corona di negaranya.

Namun di tengah kisruh tentang Covid-19, nama Geore Floyd sekarang menjadi perhatian publik.

Baca Juga: Habiskan Rp 134 Miliar, Konglomerat Amerika Sibuk Cari Bungker Mewah untuk Selamatkan Diri dari Paparan Virus Corona

Pria bertubuh besar tersebut rupanya meninggal dunia di tangan seorang polisi bernama Derek Chauvin.

George Floyd di lingkungannya dikenal sebagai pria besar ala "raksasa" yang baik hati dan penyayang.

Baca Juga: Tempat Ibadah Akan Dibuka Lagi dengan Satu Syarat, Menag Sebut Surat Keterangan Aman Covid-19 Bisa Dicabut Paksa

Pria kulit hitam itu meninggalkan Houston untuk memulai kehidupan baru di Minneapolis, tapi ternyata di situ pula ia menemui ajalnya secara tragis.

Kerusuhan akibat demonstrasi kematian pria kulit hitam George Floyd meluas hampir ke seluruh Amerika Serikat (AS).

Demonstrasi yang berujung ricuh ini merebak usai terjadi kasus kematian George Floyd, yang lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis.

Baca Juga: Perpanjang PSBB di Tangerang, Tapi Gubernur Banten Buka Tempat Ibadah Demi New Normal

Tidak hanya meluas ke seluruh AS, pengunjuk rasa yang memprotes kematian George Floyd juga membakar sebuah mobil polisi di Atlanta.

Mereka juga melakukan vandalisme di kantor berita CNN, saat demonstran bentrok dengan aparat pada Jumat (29/5/2020) sore waktu setempat.

Floyd dituduh melakukan transaksi dengan uang palsu, dan ia langsung diamankan polisi, tetapi justru sekaligus menemui ajalnya.

Baca Juga: Pengakuan Wakil Wali Kota Tangsel Perihal Fotonya yang Langgar Protokol Kesehatan Pandemi Covid-19

Leher George Floyd ditindih lutut polisi yang menyekapnya. Ia tiarap, diborgol, dan tidak membawa senjata.

"Tolong, tolong aku tidak bisa bernapas," ujar Floyd lirih dalam video yang viral.

Usut punya usut polisi yang menindih leher Floyd tersebut dulunya adalah rekan kerjanya.

Mantan pemilik sebuah kelab di Minneapolis mengatakan kalau George Floyd dan polisi yang menginjak lehernya dengan lutut sebelum akhirnya dia mati, Derek Chauvin, pernah bekerja sama sebagai penjaga keamanan di tempat bisnisnya sampai akhir tahun lalu.

Chauvin yang akhirnya dipecat sebagai polisi atas insiden itu, berdasarkan keterangan mantan pemilik kelab, Maya Santamaria, rupanya pernah direkrut oleh kelab El Nuevo Rodeo.

Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Tak Akan Pakai Herd Immunity, Ini Bedanya dengan New Normal

"Chauvin merupakan polisi diluar tugas dinasnya bersama dengan kami selama hampir 17 tahun kami membuka (bisnis)," Maya Santamaria mengatakan kepada KSTP-TV.

Dilansir Daily Mail, Santamaria merasa tidak yakin apakah kedua pria itu saling mengenal. Karena, penjaga keamanan yang bertugas di sana sangat banyak termasuk yang sedang tidak bertugas di kelab pun ada.

Tapi, wanita itu mengungkapkan bahwa ada beberapa kesempatan baik Floyd mau pun Chauvin pernah sama-sama bekerja di sebuah acara kelab itu.

"Mereka pernah bekerja bersama dalam satu waktu, tapi Chauvin bekerja di luar, sementara para satpam (Floyd) di dalam."

Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Tak Akan Pakai Herd Immunity, Ini Bedanya dengan New Normal

Berdasarkan keterangan Santamaria, Chauvin memang tipikal polisi yang mudah naik pitam dan mudah bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi. (*)

#hadapicorona