GridHEALTH.id - Penyebab Surabaya Menjadi Black Zone Covid-19 Diketahui, Pendonor Plasma Darah Dicari.
Surabaya kini dalam kondisi gawat dan memprihatinkan kasus Covid-19.
Sebab, surabaya kini mendapat gelar black zone alias zona hitam kasus Covid-19 di Jawa Timur.
Karenanya ada pendapat yang menyatakan Surabaya bisa menjadi Wuhan-nya Indonesia.
Mengutip Kompas.com (28/5/2020), Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi mengatakan, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan jika warganya tidak patuh terhadap protokol.
Hal itu lantaran mayoritas kasus Covid-19 di Jawa Timur ada di Surabaya.
"65 persen Covid ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main, Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata Joni, Rabu.
Apa yang disampaikannya sesuai data, peta sebaran Covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya terlihat berwarna hitam sejak empat hari terakhir.
Dr Joni Wahyuhadi mengatakan, warna hitam menunjukkan kasus Covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.
Melansir Nakita.id (3 Juni 2020), secara nasional Jawa Timur masih menduduki peringat kedua dengan jumlah pasien positif Covid-109 terbanyak.
Dilaporkan bahwa warga Jawa Timur yang terkonfirmasi positif corona sebanyak 5.135 orang.
Tak heran, beberapa hari belakangan ini di Kota Surabaya malah disebut sudah hitam pekat.
Baca Juga: Update Covid-19, DKI Temukan Ribuan Kasus Positif Orang Tanpa Gejala
Dilansir dari Kompas.com, pada Selasa (2/6/2020) kasus Covid-19 di Surabaya sudah menyentuh angka 2.748 kasus.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional, Doni Monardo juga menjelaskan apa yang menyebabkan Surabaya bisa hitam pekat 4 hari ini.
Dijelaskan bahwa jumlah pasien positif corona bisa meningkat tajam karena adanya tracing.
Tak hanya itu saja, pengambilan sampel di lingkungan masyarakat Surabaya juga salah satu jadi penyebab mudahnya pelacakan warga yang terpapar corona.
"Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif.
"Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas," kata Doni Monardo.
Tak hanya itu saja, pasien positif corona di Jawa Timur juga banyak yang meninggal dunia.
Faktor utamanya bukan hanya karena Covid-19 tapi juga karena riwayat penyakit penyerta.
Dengan begitu, Doni Monardo juga mengimbau agar penyakit penyerta pasien Covid-19 juga ditelaah lebih lanjut.
Senada dengan Doni Monardo, Wali Kota Surabaya, Tri Rishmaharini juga mengungkapkan hal yang serupa.
Melambungnya jumlah pasien Covid-19 di Surabaya gegara ada kendala alat tes corona.
Namun, kini Risma sudah menerima banyak bantuan alas tes coronda dari berbagai pihak.
Baca Juga: Face Shield Benda Wajib Hadapi New Normal, Begini Cara Membersihkannya
Saat ini, tes massal juga dilakukan di sejumlah titik di Kota Surabaya.
Mulai dari jalan raya, perkampungan, hingga tempat ibadah.
Di tengah kondisi Surabaya yang sudah dinyatakan hitam pekat, masih ada sedikit harapan yang tersisa.
Untuk menekan angka kesembuhan warga yang terpapar virus corona, pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pun memberikan imbauan.
Penyintas Covid-19 diharapkan bisa memberikan donor plasma untuk membantu pengobatan pasien Covid-19 yang tergolong kritis.
Baca Juga: Alasan Ilmiah Mengapa Orang Gemar Berolahraga Jarang Depresi
Terapi plasma darah alias konvalesen sendiri merupakan bentuk vaksinasi pasif, sebab dalam plama darah pasien Covid-19 yang sembuh mengandung kekebalan atau antibodi.
Antibodi inilah yang akan diambil untuk diberikan kepada pasien Covid-19.
Namun tidak semua pasien Covid-19 bisa mendapatkan terapi plasma konvalesen.
Syarat dan kriteria pendonor bisa buka artikel dengan judul Yuk Bantu Sembuhkan Pasien Covid-19 dengan Donor Plasma Konvalesen, Begini Caranya, di GridHEALTH.id, atau KLIK DI SINI.(*)
#brantasstunting
#HadapiCorona