Find Us On Social Media :

Nganggur Karena Corona Hingga Tak Mampu Bayar BPJS, Pilu Seorang Ayah Berjuang Mengobati Anaknya yang Menderita Hidrosefalus

Cerita pilu seorang ayah yang jadi pengangguran semenjak pandemi Covid-19 dan harus berjuang mengobati sang anak yang menderita penyakit hidrosefalus.

GridHEALTH.id - Disaat saat anaknya membutuhkan biaya perawatan dan pengobatan, Agus Supriyanto (29) harus rela diberhentikan bekerja akibat pandemi virus Corona (Covid-19).

Agus menganggur setelah pemilik warung nasi goreng tempat ia bekerja tidak lagi kuat membayar gajinya.

Padahal anak semata wayangnya itu menderita penyakit serius hidrosefalus, yakni kondisi yang ditandai oleh ukuran kepala bayi yang membesar secara tidak normal akibat adanya penumpukan cairan di dalam rongga ventrikel otak.

Menurut Mayo Clinic hidrosefalus dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi umumnya lebih sering terjadi pada bayi dan orang dewasa yang berusia lanjut (lansia 60 tahun ke atas).

Sementara itu putra Agus dan istrinya, Yuli Fatmawati (25) telah menderita hidrosefalus semenjak lahir enam bulan lalu.

“Anak kami memang sejak lahir sudah menderita hidrosefalus. Saat lahir berat badannya 4,6 kg denan kondisi kepala sudah membesar,” ujar Agus.

Baca Juga: Terlahir dengan Kerusakan Otak dan Tanpa Anus, Usia 4 Minggu Kepalanya Menjadi Sebesar Bola

Baca Juga: Vietnam Sukses 'Halau' Covid-19, Akankah Sukses Menghalau Virus DIV-1 yang Kini Menghantui?

Agus menceritakan, sejatinya ia dan sang istri telah mengetahui bahwa anaknya akan lahir dengan kepala membesar sejak masih dalam kandungan.

Sebab sejak usia kandungan istrinya mencapai tujuh bulan, dokter telah memberikan hasil pemeriksaan USG.

“Dokter menyampaikan kalau saat itu anak saya kepala kebanyakan cairan," kata Agus.

Dua bulan kemudian, tepatnya Desember 2019, istrinya menjalani persalinan di RSUD Sogaten, Kota Madiun dengan persalinan sesar.

Baca Juga: Usai 2 Bulan Ditutup Karena Corona, Pelaksanaan Shalat Jum'at Kembali Diperbolehkan di Masjid

Dokter terpaksa melakukan tindakan operasi sesar lantaran kondisi kepala anaknya sudah membesar.

Lantaran kepala anaknya makin membesar, kata Agus, anaknya yang berusia tujuh hari menjalani operasi hidrosefalus di RSUD dr Soedono Madiun.

Beruntung biaya pengobatan dan operasi semuanya gratis karena sudah ditanggung BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Anis Baswedan: Ini Jadwal Pembukaan PSBB Transisi Fase I di DKI Jakarta

Usai dioperasi, kepala anak Agus sempat mengecil sedikit dan kondisi kesehatan yang makin membaik.

Namun setelah dua bulan pasca operasi, kepala anaknya kembali membesar. Bahkan, kondisi kesehatannya semakin mengkhawatirkan.

Sang anak sering kejang-kejang dan badannya mengalami panas tinggi.

Khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya memburuk, Agus membawa anaknya ke RSUD dr Soedono untuk menjalani perawatan.

Baca Juga: Studi: Orang Sehat Tak Perlu Mengonsumsi Aspirin Setiap Hari Untuk Cegah Penyakit Jantung

Setelah dua pekan dirawat di rumah sakit, kondisi kesehatan Elvano berangsur-angsur membaik dan diperbolehkan pulang.

Namun, sejak kasus corona merebak, perawatan anaknya hanya bisa dilakukan rawat jalan. Seminggu sekali anaknya harus dikontrol kesehatannya.

“Terakhir saya kontrolkan sekitar pertengahan April 2020. Setelah itu tidak saya kontrolkan karena iuran BPJS kami menunggak. Jadi, setelah itu, belum kami kontrolkan lagi,” ujar Agus.

Baca Juga: Update Covid19; Mantan Intelijen Inggris Buktikan Virus Corona Buatan Manusia

Sebenarnya, ia bisa kontrol anaknya dengan menggunakan layanan sebagai pasien umum di rumah sakit.

Lantaran terkendala biaya, Agus terpaksa tidak memeriksakan anaknya di rumah sakit.

Keluh kesah Agus rupanya didengar seorang donatur. Donatur itu melunasi iuran BPJS kesehatannya hingga kurun waktu setahun.

Baca Juga: Di Makassar 100 Orang Membawa Senja Tajam Serbu Rumah Sakit Rujukan Covid-19, Ingin Membawa Pulang Jenazah Pasien PDP

Anaknya pun dalam waktu dekat akan dikontrolkan lagi ke rumah sakit.

Di kamar indekos yang hanya berukuran sekitar 3 meter x 4 meter itu, kini Agus bersama istri anaknya melewati hari-harinya dengan ketidakpastian.

Untuk menjalankan roda ekonomi hidupnya, Agus hanya mengandalkan bekerja serabutan saja dan penghasilan istrinya yang bekerja sebagai penjahit.(*)

Baca Juga: Kekerasan Terhadap Tenaga Medis Kembali Terjadi; Seorang Pria di Gresik Emosi Pukuli Nakes karena Tak Bisa Rapid Test

 #berantasstunting #haddapicorona