GridHEALTH.id - Kabar baik kembali berembus di tengah pandemi virus corona yang telah merenggut jutaan nyawa.
Belum lama ini, tersiar kabar bahwa pemerintah akan bersiap mengedarkan vaksin virus corona.
Baca Juga: Jokowi Tegaskan Indonesia Harus Mandiri Produksi Vaksin Corona, Akhir Tahun Sudah Jadi
Menurut peneliti utama vaksin Covid-19 UNPAD, Prof Kusnandi Rusmil pun memperkirakan kapan vaksin corona itu bisa beredar luas dalam beberapa bulan ke depan.
Namun terlepas dari itu, rupanya ada kriteria tersendiri siapa orang pertama yang akan mendapatkan vaksin virus corona saat sudah diedarkan nantinya.
Baca Juga: Tergolong Orang Paling Rentan, Inilah 9 Cara Pencegahan Penularan Virus Corona bagi Lansia
Pasalnya, ada beberapa golongan yang dinilai harus diutamakan untuk mendapat vaksin virus corona.
Menurut ahli bioetik dari Johns Hopkins University, Jonathan Moreno berpendapat vaksin ini seharusnya digunakan terlebih dahulu oleh anggota masyarakat yang termasuk dalam kategori rentan.
"Tidaklah sulit untuk mengetahui siapa kelompok golongan rentan ini. Umumnya adalah generasi tua dan orang-orang yang menderita penyakit diabetes atau tekanan darah tinggi," kata Profesor Jonathan, dikutip Kompas.com.
"Dan pekerja di bidang esensial (atau penting), militer, polisi, pemadam kebakaran. Barulah setelah itu orang-orang lain."
Menurut pernyataan dari Departemen Kesehatan Australia, percakapan tentang penentuan kelompok yang diprioritaskan dan bagaimana cara menyalurkan vaksin masih berlangsung.
"Seiring bermunculannya dengan kandidat vaksin yang menjanjikan, keputusan tentang pelaksanaan program imunisasi nasional (di Australia) akan ditentukan oleh Kabinet Nasional, berdasarkan anjuran dari Komite Pimpinan Perlindungan Kesehatan Australia," bunyi pernyataan tersebut.
"Keputusan akan dibuat berdasarkan bukti ilmiah terbaik yang ada, analisa risiko pada kelompok rentan secara relatif, dan juga persediaan vaksin di waktu tertentu."
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Lembaga Biomolekuler Eijkman dan Universitas Airlangga tengah menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan China, Sinovac.
Melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/6/2020), penelitian yang dilakukan Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga pun menyesuaikan dengan karakter virus corona yang menyebar di Indonesia.
Baca Juga: Penjaga Sekolah di Medan Temukan Peghisap Sabu dan Kondom di Kelas, Padahal Murid Belajar di Rumah
Peneliti senior Lembaga Eijkman, Prof David Muljono menerangkan jika saat ini vaksin Covid-19 masih dalam proses preclinical.
"Progresnya kita sudah sampai di level preclinic. Kalau ini berhasil, langkah berikutnya adalah kita tes di laboratorium kemudian disiapkan diujicobakan hewan," jelas Prof David.
Sebelum dipakai langsung oleh manusia, Prof David menjelaskan jika vaksin harus diujicoba terlebih dahulu pada hewan.
"Tahapannya hewan kecil dulu ya biasanya, lalu ke hewan yang lebih besar, lalu primata baru ke manusia," ungkapnya.
"Manusia itu namanya preclinical trial fase satu, dua, dan tiga," imbuh Prof David.
Baca Juga: Ngidam Palsu, Nenek 78 Tahun di Bogor Ngaku Hamil 5 Bulan, Ternyata Ini Faktanya
Di tempat lain, peneliti utama vaksin Covid-19 UNPAD, Prof Kusnandi Rusmil pun memperkirakan kapan vaksin corona itu bisa beredar luas.
"Kan ini kira-kira sembilan bulan. Akhir tahun 2020, tahun 2021 awal bisa keluar," ungkap Prof Kusnandi.
Peneliti senior Lembaga Eijkman, Prof David Muljono menerangkan jika saat ini vaksin Covid-19 masih dalam proses preclinical.
Sementara menurut peneliti utama vaksin Covid-19 UNPAD, Prof Kusnandi Rusmil pun memperkirakan kapan vaksin corona itu bisa beredar luas dalam beberapa bulan ke depan.
"Kan ini kira-kira sembilan bulan. Akhir tahun 2020, tahun 2021 awal bisa keluar," ungkap Prof Kusnandi.
Melihat hal tersebut, semoga saja vaksin virus corona ini dapat bekerja secara maksimal dan mampu tersebar ke seluruh pelosok nusantara. (*)
#hadapicorona