Find Us On Social Media :

Virus Corona RI Tembus 40 Ribu Orang, Pakar Epidemiologi Tenangkan Masyarakat Kasus Covid-19 Bukan Berarti Keadaan Memburuk: 'Jangan Dilihat Secara Bulat'

Pakar epidemiolog tenangkan masyarakat melihat kasus positif Covid-19 tembus 40 ribu orang

GridHEALTH.id - Kasus virus corona di Tanah Air kembali mengalami peningkatan.

Pada Selasa (16/6/2020), Juru Bicara Pemerintah terkait penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyebutkan bahwa total kasus virus corona kini mencapai lebih 40 ribu orang.

Baca Juga: Makin Bertambah Lebih dari 32 Ribu, Indonesia Urutan Kedua Terbanyak Kasus Corona Se-Asean

Penambahan kasus per 16 Juni tercatat mencapai 1.106 orang.

"Total (pasien positif) menjadi 40.400," kata Achmad Yurianto, di Kantor BNPB, Jakarta.

Jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal pun bertambah 33 orang, sehingga jumlah pasien meninggal menjadi 2.231 orang.

Baca Juga: Ahli Kesehatan Ungkap DKI Jakarta Belum Mencapai Puncak Pandemi Covid-19, Prediksinya Bulan Agustus

Melihat kasus Covid-19 yang semakin melonjak, pihak pemerintahan melalui pakar epidemiologi pun malah menenangkan masyarakat agar tak tambah panik.

Dilansir dari laman resmi informasi seputar penanganan Covid-19, Ahli Epidemiologi dan Informatika Penyakit Menular dari Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (Gugus Tugas Nasional), Dewi Nur Aisyah mengatakan bahwa kenaikan angka kasus Covid-19 dipengaruhi oleh banyak faktor.

"Kita harus melihat penambahan jumlah itu karena apa," jelas Dewi beberapa saat lalu di Jakarta.

Menurut Dewi, meningkatnya penambahan kasus positif yang paling mudah dilihat adalah dari faktor adanya penambahan pemeriksaan.

Baca Juga: Aulia Kesuma Sang Pembunuh Berencana Demi Uang Rp 10 M Kini Divonis Mati, Dulu Sempat Sewa Orang Pura-pura Kesurupan usai Bunuh Suami dan Anak Tirirnya

"Yang paling mudah kita lihat sekarang adalah penambahan kasus positif bertambah tinggi, karena jumlah pemeriksaan juga bertambah tinggi," jelas Dewi.

Dalam hal ini, hasil jumlah pemeriksaan terhadap orang yang diperiksa mempengaruhi angka kasus rata-rata penambahan positif setiap harinya.

Dengan kata lain, apabila angka positivity rate menunjukkan hasil yang sama, berarti tidak ada perbedaan meski jumlahnya bertambah.

"Kalau dalam istilahnya adalah kita melihat positivity rate, berapa persen orang yang positif dari jumlah orang yang diperiksa. Kalau jumlahnya kurang lebih sama, berarti tidak ada perbedaan walaupun angkanya bertambah besar," kata Dewi.

Baca Juga: Terbengkalai Akibat Kasus Korupsi, Laboratorium Flu Burung Disulap Jadi Tempat Pengembangan Vaksin Virus Corona

Sebagai contoh sederhana, ketika awalnya dilakukan pemeriksaan dengan target 10.000 lalu kemudian naik menjadi 20.000 perhari, maka hasilnya juga berpotensi akan mengalami peningkatan.

"Misal di awal kita punya target pemeriksaan 10.000 per hari, sekarang naik jadi 20.000 perhari, maka kita akan melihat lonjakan jumlah kasus positifnya," jelas Dewi.

Oleh sebab itu, Dewi meminta masyarakat untuk tidak kemudian mengartikan bahwa penambahan angka kasus positif tersebut berarti kondisi semakin buruk dan perjuangan melawan COVID-19 selama ini menjadi sia-sia.

Baca Juga: 15 Juni Diperingati Hari DBD ASEAN, Berikut Langkah Tepat Agar Terhindar dari Gigitan Nyamuk

"Ketika kita melihat angka, maka jangan dilihat secara bulat," pungkas Dewi. (*)

#hadapicorona