Find Us On Social Media :

Cara Hadapi Corona ala Presiden Brazil, Hapus Data Covid-19, Anggap Kematian Pasien Sebagai Takdir

Cara Presiden Brazil hadapi pandemi virus corona di negaranya dianggap kontroversial.

GridHEALTH.id - Cara Hadapi Corona ala Presiden Brazil, Hapus Data Covid-19, Anggap Kematian Pasien Sebagai Takdir

Bagi Presiden Brazail, virus corona tidak berbahaya dan mematikan.

Karenanya dirinya menggambil langkah hapus data corona, kematian pasien disebutnya takdir.

Ya, itulah Presiden Brazil Jair Bolsonaro.

Baca Juga: Ikuti Saran Master Yoga China LakukanPuasa Air 54 Hari, Pria 27 Tahun Meninggal Dunia

Baginya, virus corona bukan ancaman yang berbahaya meski sudah banyak pasien yang meninggal di negaranya.

Berdasarkan data dari Worldometers pada Sabtu (27/6/2020), tercatat sebanyak 56,109 pasien meninggal dunia dari total 1,280,054 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi.

Bahkan saking menganggap entengnya, ia berani menghapus data virus dan menganggap pasien Covid-19 yang meninggal sebagai sebuah takdir.

Diketahui Bolsonaro telah memerintahkan para kabinetnya untuk menghapus data kasus Covid-19 yang sudah terkumpul selama beberapa bulan dari situs web resmi negara.

Baca Juga: Jokowi; Kecewa Itu Wajar; Desakan Mundur Menkes Terawan Makin Kencang

Kementerian Kesehatan nantinya hanya akan melaporkan kasus dan kematian dalam 24 jam terakhir, tidak lagi memberikan angka total seperti kebanyakan negara.

Padahal penghapusan data terjadi setelah Brasil melaporkan lebih dari 1.000 kematian selama empat hari berturut-turut.

Baca Juga: Hanya Ada 22 Kasus Positif Covid-19, Bupati Trenggalek Beberkan Kunci Pemangkasan Penularan Virus Corona

Selain itu, Bolsonaro juga sempat menganggap kematian warganya akibat Covid-19 sebagai sebuah takdir.

"Saya menyesali semua yang mati tetapi itu adalah takdir setiap orang," kata Bolsonaro kepada wartawan dikutip dari Fox News.

Baca Juga: Luar Biasa Kang Emil, Beda dengan Jatim, Pasien Sembuh Covid-19 Jabar Jauh Lebih Banyak dari yang Meninggal

Sementara itu, Universitas John Hopkis pada Jumat (5/6/2020) lalu mencatat hampir 615.000 infeksi Covid-19 terjadi di Brasil dengan angka kematian lebih dari 34.000.

Tajuk dalam harian lokal, Folha de S Paulo, menyoroti angka ini karena pengumumannya tepat 100 hari setelah Bolsonaro mengatakan virus corona hanya 'flu kecil'.

Baca Juga: 12 Tempat Ini Wajib Jalankan Protokol Kesehatan yang Ditetapkan Pemerintah dengan 2 Prinsip Umum

Faktanya saat ini setiap menit virus itu merenggut nyawa warga Brasil.

"Ketika kita membaca ini, seorang Brazil lainnya meninggal karena virus korona," kata surat kabar itu.

Baca Juga: Aneh, Usai Makan Mi Instan Nenek di Gresik Diare Hebat, Dinyatakan Positif Covid-19

Diketahui sebelumya juga, Bolsonaro menentang adanya karantina wilayah dengan mendukung pengunjuk rasa yang ingin militer mengkudeta Kongres dan Mahkamah Agung.

Bolsonaro dan para pendukungnya ingin ekonomi berjalan seperti sediakala.

Dia berdalih keselamatan ekonomi lebih penting daripada risiko kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Anies Baswedan Bersyukur Angka Positif Covid-19 Dibawah Standar WHO; Alhamdulilah Terkendali

Pada tayangan live di Facebook, Presiden Bolsonaro juga menyerukan agar pengacara federal menuntut negara agar segera membuka pantai dan bisnis yang tidak penting.

Presiden mengatakan langkah-langkah tambahan sedang diambil untuk meningkatkan pelaporan kasus.(*)

Baca Juga: Anies Baswedan Bersyukur Angka Positif Covid-19 Dibawah Standar WHO; Alhamdulilah Terkendali

 #berantasstunting

#hadapicorona