Baca Juga: Imbas Covid-19, Ribuan Anak Idap Sindrom Langka hingga Organ Vital Alami Peradangan
3. Sudah beredar di populasi babi China dan semakin jamak
Virus G4 sudah beredar di populasi babi-babi China.
Bagian pertama dari studi PNAS menemukannya setelah puluhan ribu tes swab hidung babi di 10 provinsi berbeda China selama 7 tahun.
Sampel-sampel ini serta sampel paru-paru dari babi diperiksa untuk mengetahui adanya berbagai jenis flu.
Dari 2011-2013 varian paling umum dari virus flu EA H1N1 adalah strain genotipe 1 (G1), tapi mutasi pada strain ini akhirnya memunculkan varian genotipe 4 (G4).
Setiap tahun sejak 2014, varian G4 menjadi semakin jamak, melampaui master G1 aslinya untuk menjadi genotipe dominan tunggal dari virus flu EA H1N1 di antara populasi babi China.
Baca Juga: Bahaya Cerewet Seorang Istri, Bikin Seorang Suami Nekat Rampok Bank Agar Bisa Dipenjara
4. Virus G4 dapat menginfeksi sel epitel saluran napas manusia
Di bagian keempat studi PNAS, terungkap bahwa sel-sel yang biasanya melapisi bronkus dan alveoli manusia berhasil diinfeksi dengan virus G4 di laboratorium.
Setelah masuk ke sel-sel manusia, virus baru ini berkembang biak dan menyebar di sana.
5. Ferret yang terinfeksi G4 dapat menularkannya via tetesan air liur atau kontak langsung
PNAS di bagian kelima coba menemukan apakah virus ini dapat ditularkan antar-manusia.
Dalam percobaan ini peneliti memakai ferret (sejenis musang), karena cara kerja paru-parunya mirip dengan manusia, begitu juga dengan reseptor di sel-selnya, lalu gejala yang timbul setelah mengidap flu.
Penelitian dilakukan dengan menempatkan ferret yang terinfeksi G4 dengan yang masih sehat.