Find Us On Social Media :

Kasus Corona Meningkat Drastis di Amerika Serikat, Pejabat Daerah Buat Kebijakan Sendiri

Amerika Serikat di masa pandemi Covid-19

GridHEALTH.id - Kasus Corona Meningkat Drastis di Amerika Serikat, Trump Tetap Kukuh, Tapi Pejabat Daerah Hentikan Keputusan Pembukaan Sejumlah Sektor

Lebih dari enam bulan dunia dihantui dengan wabah penyakit menular, yakni virus corona (Covid-19).

Bukan hanya menular saja, penyakit Covid-19 juga telah banyak merenggut jiwa di seluruh dunia. 

Sejauh ini, ada sebanyak 518,058 orang yang dilaporkan meninggal dari jumlah kasus positif yang tercatat yakni sebanyak 10,795,100 pada 1 Juli 2020.

Sementara itu, negara yang masih terus berada di posisi pertama dengan kasus virus corona tertinggi di dunia adalah Amerika Serikat.

Baca Juga: Amerika Serikat Kritis Covid-19, Kematian Capai 100 Ribu Jiwa, Donald Trump Kukuh Buka Lockdown

Bahkan, berdasarkan catatan harian kasus positif virus corona pada 1 Juli, Amerika Serikat melaporkan jumlah tertinggi sejak awal kemunculannya, yakni sebanyak 51,097 kasus.

Ketika negara-negara bagian di selatan dan barat melaporkan penambahan kasus harian virus corona dalam jumlah yang tinggi, beberapa gubernur tergerak untuk membalikkan atau menghentikan keputusan mereka dengan menutup bar, pusat kebugaran, dan taman air.

Baca Juga: Gegara Pandemi Covid-19, Amerika Tolak $ 1,1 Triliun Utang Obligasi yang Dipegang China, Senator AS; Mereka Harus Bayar ke Kita

Dilansir dari Reuters, pada hari Rabu, Gubernur Republik Indiana Eric Holcomb menghentikan pembukaan kembali bertahap di negaranya setidaknya sampai pertengahan Juli.

"Kami hanya harus menerima kenyataan ... bahwa sekali lagi virus ini berkeliaran dan sedang bergerak, dan itu bergerak bahkan di dalam perbatasan kami," katanya.

Baca Juga: 3 Orang Meninggal dan 1 Orang Buta Akibat Minum Hand Sanitizer, BPOM Amerika Serikat Peringatkan 9 Merek Ini

Senada dengan hal itu, Gubernur Demokrat California Gavin Newsom pun menggagalkan upaya untuk membuka kembali ekonomi negara bagian terbesar AS pada hari Rabu.

Dia melarang warganya untuk makan di restoran dalam ruangan, kemudian menutup bar dan meningkatkan penegakan aturan kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Dampak Diputuskannya Hubungan Amerika dan WHO oleh Donald Trump, 450 juta Dolar Melayang Tapi WHO Tetap Tenang

Dengan angka kematian AS yang melampaui 130.000 atau sekitar seperempat dari seluruh penghitungan global, survei Reuters / Ipsos 29-30 Juni menujukkan bahwa 81% orang dewasa Amerika mengatakan mereka "sangat" atau "agak" khawatir tentang pandemi tersebut, sebagian besar sejak jajak pendapat serupa dilakukan 11-12 Mei.

Kekhawatiran tampaknya meningkat paling besar di kalangan Republik, berdasarkan hasil temuan survei.

Saat ini, episentrum epidemi Covid-19 di negara itu telah berpindah dari timur laut ke negara-negara seperti Arizona, yang melaporkan catatan satu hari untuk kasus baru dan kematian pada hari Rabu.

Wilayah Georgia, Tennessee, dan Alaska juga melaporkan rekor kasus baru yang tinggi pada hari Rabu, sementara mereka telah mencapai tingkat rekor selama berhari-hari di Texas, Florida dan California.

Baca Juga: 18 Orang Terinfeksi Virus Corona Usai Gelar Pesta Ulang Tahun, 2 di antaranya Lansia dan 1 Pasien Kanker

Texas kembali memuncaki rekor sebelumnya pada hari Rabu dengan 8.076 kasus baru, sementara Carolina Selatan melaporkan lebih banyak kematian karena virus corona, yang menjadi jumlah tertinggi dalam satu hari.

Senada dengan para pejabat daerah lainnya, Walikota New York, Bill de Blasio, juga mengatakan pada hari Rabu bahwa ia tidak akan meneruskan rencana untuk memungkinkan restoran dalam ruangan makan mulai hari Senin.

Baca Juga: Meski Telah Melampaui 2,5 Juta Kasus, Kepala CDC Justru Perkirakan Kasus Corona AS Mungkin 10 Kali Lipat dari Data

"Kami melihat banyak masalah dan kami terutama melihat masalah di sekitar orang-orang yang kembali ke bar dan restoran di dalam ruangan, dan di dalam ruangan semakin banyak masalahnya," katanya dalam briefing harian.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona