Find Us On Social Media :

Setelah Masuk Zona Hitam, Risma Bahas Cara Kurangi Tingkat Kematian Pasien Covid-19 di Surabaya

Risma membahas cara mengurangi tingkat kematian pasien Covid-19 di Surabaya.

GridHEALTH.id - Seiring dengan melonjaknya kasus positif virus (Covid-19), Surabaya kian mendapat sorotan tajam.

Apalagi beberapa waktu lalu, Surabaya menjadi satu-satunya kota di Jawa Timur yang masuk zona hitam Covid-19.

Dilansir dari Tribunnews (24/6/2020), rasio kematian akibat Covid-19 di Surabaya paling tinggi se- Indonesia yakni 9,8 per 100.000 penduduk. 

Selain itu, rasio tingkat penularan Covid-19 di Surabaya juga cukup tinggi. Ada 107,6 orang yang positif Covid-19 per 100.000 penduduk di Surabaya. Jumlah tersebut hanya kalah dari Jakarta Pusat (149,2) dan Jayapura (108).

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengakui bahwa kematian pasien Covid-19 di kota yang dipinpinnya itu memang cukup tinggi.

Baca Juga: Surabaya Masuk Zona Hitam, Pemerintah Akan Lempar Pasien Covid-19 ke Pulau Terpencil di Kepulauan Riau

Baca Juga: Ridwan Kamil Geram Insentif Covid-19 Nakes tak Kunjung Cair; 'Geregetan, Pusatnya Belum Clear'

Bahkan terbaru, Risma melakukan pertemuan dengan pimpinan RS dan staf Kemenkes untuk membahas cara mengurangi tingkat kematian pasien Covid-19 di Surabaya.

Menurut Risma, penyebab tingginya akan risiko kematian pasien Covid-19 di Surabaya karena faktor penyakit penyerta atau komorbid.

"Karena hampir 90 % angka kematian pasien Covid-19 ada komorbid," kata Risma dikutip dari Kompas.com Rabu (1/7/2020).

Baca Juga: Menuai Kritik Pedas, Menteri Kesehatan Selandia Baru Mengundurkan Diri

Meski begitu, ia mengaku sedang mencari formula yang tepat untuk menekan angka kematian pasien Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta.

Risma juga mengatakan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah meminta Pemkot Surabaya menekan angka kematian pasien Covid-19.

Baca Juga: Pengakuan Menhub Budi Karya yang Terinfeksi Covid-19 Usai Berkunjung ke Makassar

"Kita diperintahkan oleh Menteri Kesehatan (Terawan Agus Putranto) menurunkan angka kematian. Artinya kita tidak cari alasan, tapi kita cari bagaimana cara menurunkan angka kematian di Surabaya," ujar Risma.

Diketahui sama seperti sebelumnya, Surabaya menjadi wilayah di Jawa Tmur dengan penambahan kasus positif Covid-19 tertinggi.

Baca Juga: Kasus Corona Meningkat Drastis di Amerika Serikat, Pejabat Daerah Buat Kebijakan Sendiri

Dari tambahan 185 kasus baru di Jawa Timur, 156 di antaranya terjadi di Surabaya, seperti dilansir dari laman infocovid-19.jatimprov.go.id.

Penambahan kasus ini menjadikan total kasus virus corona di Surabaya menembus 5971 kasus.

Baca Juga: Potret Miliaran Bakteri pada Uang Kertas, Dianggap Sebagai Media Penyebaran Virus Corona hingga Sebabkan Ibu Hamil Positif Covid-19

Sementara itu, ada kabar baik lainnya, di mana jumlah pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 118 kasus.

Dengan demikian, rincian kasus Covid-19 di Surabaya menjadi 2964 pasien sedang dalam masa perawatan dan 2543 pasien dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Peringatan Tegas Dokter Reisa Perihal Obat Dexamethasone; 'Ini Bukan Penangkal Covid-19'

Sedangkan 464 pasien dinyatakan telah meninggal dunia. Tidak sampai di situ, Risma menyampaikan tren penambahan kasus di perkampungan telah menurun.

Namun, penambahan kasus di perumahan elit masih terbilang tinggi.(*)

Baca Juga: Studi: Tidur Bareng Pasangan Bisa Bikin Lebih Nyenyak dan Pulas

 

 #berantasstunting #hadapicorona