GridHEALTH.id - Selama pandemi virus corona (Covid-19) mewabah di Indonesia, banyak masyarakat yang mulai peduli akan pentingnya mendapatkan sinar matahari atau berjemur.
Diketahui, berjemur dapat meningkatkan asupan vitamin D pada tubuh yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Dokter Spesialis Anak Tak Sarankan Berjemur di Atas Pukul 10, Menurunkan Imunitas, Benarkah?
Namun sayangnya, masih banyak yang memperdebatkan waktu terbaik untuk berjemur guna mendapatkan sinar matahari yang bagi tubuh.
Sebagian beranggapan jika sinar matahari pagi sekitar pukul 7-9 pagi baik untuk kulit, dan lainnya berasumsi jika sinar matahari sekitar pukul 10-12 siang baik untuk paru-paru.
Baca Juga: Dokter Reisa Brotoasmoro Jawab Kritik Soal Endorser di Media Sosial
Tetapi ternyata, mendapatkan sinar matahari untuk memenuhi kebutuhan vitamin D pada tubuh tidak hanya tergantung oleh waktu, iklim dan ras rupanya juga berpengaruh.
Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis anak sekaligus anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia Jaya (IDAI Jaya), dr Margareta Komalasari, SpA dalam acara "Media Talk show Online".
Margareta menjelaskan bahwa untuk mendapatkan vitamin D alami dari sinar matahari, tergantu dari berbagai macam faktor.
"Tergantung negara, negaranya di mana, di Indonesia kah atau di luar negeri empat musim?," ungkap Margareta, saat dihubungi GridHEALTH.id, pada Jumat (3/7/2020).
Baca Juga: Klaster Baru dari Pabrik Kembali Muncul, Kali Ini di Perusahaan Multinasional Unilever
Tak hanya itu, dokter yang bertugas di RS Brawijaya Antasari ini juga menerangkan bahwa faktor ras juga dapat memengaruhi jumlah asupan vitamin D.
"Selain itu, tergantung dari rasnya, warna kulit. Jadi semua itu memengaruhi. Orang kulit putih dengan orang kulit hitam itu akan berbeda untuk lama berjemurnya. Untuk orang yang lebih gelap harus mendapatkan asupan sinar matahari lebih lama lagi," terangnya.
Baca Juga: Gila, Remaja AS Bikin Pesta Covid-19, yang Pertama Tertular Malah Dapat Hadiah!
Menurut dokter kulit di Universitas Edinburgh bernama Richard Weller menyebutkan, orang berkulit gelap memiliki tingkat diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit lain yang tinggi.
Namun tampaknya akan membaik jika mendapat asupan sinar matahari, yang mungkin tidak cukup mereka dapatkan.
Karena kadar melanin yang lebih tinggi secara genetik, orang kulit gelap memerlukan lebih banyak paparan sinar matahari untuk menghasilkan senyawa seperti vitamin D, dan mereka kurang mampu menyimpan vitamin itu untuk sehari-hari.
Sementara itu, dr Margareta menjelaskan waktu yang tepat untuk berjemur.
"Di bawah jam 9 pagi, itu tidak masalah sebetulnya untuk direct exposure (paparan langsung), kemudian sekitar 10 sampai 20 menit untuk orang yang kulitnya lebih putih," ujarnya.
"Untuk berjemur dari jam 1 sampai 2 siang, itu tidak perlu lama-lama. Karena justru akan menimbulkan efek sun burn, kulit jadi sensitif, atau kemerahan. Jadi misalkan mau berjemur di waktu tersebut tidak perlu direct expossure. Duduk di teras saja sebenarnya sudah dapat vitamin D," tambahnya.
Jadi sebelum berjemur untuk menambah asupan vitamin D bagi tubuh, perhatikan terlebih dahulu warna kulit kita. (*)
#hadapicorona #berantasstunting