Find Us On Social Media :

Infeksi Covid-19 Bisa Sebabkan Stroke dan Serang Otak, Tak Lagi Hanya Pneumonia yang Selama Ini Dikhawatirkan

Ilustrasi hasil pemeriksaan otak karena infeksi otak akibat infeksi Covid-19.

GridHEALTH.i - Tak Hanya Pneumonia yang Kini Dikhawatirkan Dokter, Sebab Infeksi Covid-19 Bisa Sebabkan Stroke dan Serang Otak

Ternyata virus corona baru yang mewabah saat ini bisa sebabkan stroke dan menyerang otak penderitanya.

Memang awalnya yang paling ditakutkan dari infeksi virus corona baru yang sekarang menjadi pandemi global dunia adalah pneumonia.

Baca Juga: Alat Tes Covid-19 Buatan Indonesia Dibanderol Rp 75 Ribu, Jokowi Larang Impor Alat Tes Cepat dan PCR

Pneumonia adalah sebuah kejadian infeksi paru berat yang berisiko tinggi kematian.

Melansir dari Mayo Clinic, pneumonia adalah infeksi yang menyerang kantung udara di satu atau kedua paru-paru.

Karenanya, kantung udara dapat terisi cairan atau nanah (bahan purulen) yang menyebabkan batuk berdahak atau nanah, demam, kedinginan, dan sulit bernapas.

Tingkat pneumonia mulai dari yang ringan sampai yang mengancam jiwa.

 

Tapi ternyata infeksi virus corona Covid-19 ini tidak berhenti sampai dipneumonia.

Seperti yang diperingatan oleh para ilmuwan ini.

Baca Juga: Begini Langkah Pencegahan Penularan Virus Corona yang Melayang di Udara, Tak Cukup Pakai Masker dan Cuci Tangan

Baca Juga: Studi: Ada Ancaman Peradangan Otak yang Mematikan Pada Pasien Covid-19

Para ilmuwan memperingatkan tentang kemungkinan gelombang kerusakan otak terkait virus corona baru, Covid-19.

Ada bukti baru yang menunjukkan Covid-19 bisa menyebabkan komplikasi neurologis yang parah, termasuk peradangan, psikosis, dan delirium.

Sebuah studi oleh para peneliti di University College London (UCL) menggambarkan 43 kasus pasien Covid-19 yang menderita disfungsi otak sementara, stroke, kerusakan saraf, atau efek otak serius lainnya.

Baca Juga: Gejala Trigliserida Tinggi yang Perlu Diwaspadai, Dari Muncul Benjolan Kuning Hingga Hilang Ingatan

Penelitian ini menambah studi terbaru yang juga menemukan penyakit ini dapat merusak otak.

"Apakah kita akan melihat epidemi dalam skala besar kerusakan otak terkait dengan pandemi."

"Mungkin mirip dengan wabah ensefalitis lethargica pada 1920-an dan 1930-an setelah pandemi influenza 1918, masih harus dilihat," kata Michael Zandi, dari Institut Neurologi UCL, yang ikut memimpin penelitian, Rabu (8/7/2020), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Dokter Tirta Bongkar Penyebab Tingginya Kasus Covid-19 di Jatim; Kalau ke Surabaya Sudah Pasti Mati

Baca Juga: 99,99 Persen Bunuh Virus Corona dalam 30 Detik, Begini Rupanya Kandungan Obat Kumur PVP-I

Memang Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona baru, sebagian besar adalah penyakit pernafasan yang memengaruhi paru-paru.

Tetapi, ahli saraf dan dokter spesialis otak mengatakan, bukti yang muncul tentang dampaknya pada otak sangat memprihatinkan.

"Kekhawatiran saya adalah, kita memiliki jutaan orang dengan Covid-19 sekarang."

"Dan, jika dalam waktu setahun kita memiliki 10 juta orang yang pulih, dan orang-orang itu memiliki defisit kognitif."

Baca Juga: Inovasi Pendidikan Jabar di Masa Pandemi Covid-19, Kang Emil Buktikan pada Wapres, DKI Jakarta?

"Maka itu akan memengaruhi kemampuan mereka untuk bekerja dan kemampuan mereka untuk pergi tentang kegiatan kehidupan sehari-hari," ujar Adrian Owen, ahli saraf di Western University, Kanada, kepada Reuters.

Dalam studi UCL, yang terbit di jurnal Brain, sembilan pasien yang mengalami peradangan otak terdiagnosis dengan kondisi langka yang disebut acute disseminated encephalomyelitis (ADEM), yang lebih sering terlihat pada anak-anak dan bisa dipicu infeksi virus.

Tim peneliti menyebutkan, biasanya akan melihat sekitar satu pasien dewasa dengan ADEM per bulan di klinik spesialis mereka di London.

Baca Juga: Update Covid-19; Tidak Ada Vaksin Corona Indonesia Dalam Waktu Dekat, Kemenristek Akui Baru Terealisasi Pertengahan Tahun Depan

Baca Juga: Bertambah Artis yang Jalani Karantina Mandiri di Masa Pandemi Covid-19, yang Satu ini Malah Sampai Anxiety

Tapi, kondisi ini meningkat setidaknya satu pasien per minggu selama masa studi, sesuatu yang mereka gambarkan sebagai "peningkatan yang mengkhawatirkan".

"Mengingat penyakit ini baru ada selama beberapa bulan, kita mungkin belum tahu apa yang bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang COVID-19," kata Ross Paterson, yang ikut memimpin penelitian. 

"Dokter perlu mewaspadai kemungkinan efek neurologis, karena diagnosis dini dapat meningkatkan hasil pasien," imbuh dia.

Baca Juga: Bertambah Artis yang Jalani Karantina Mandiri di Masa Pandemi Covid-19, yang Satu ini Malah Sampai Anxiety

Menurut Owen, bukti yang muncul menggarisbawahi perlunya penelitian besar dan terperinci serta pengumpulan data global untuk menilai seberapa umum komplikasi neurologis dan psikiatrik tersebut.

Owen menjalankan proyek penelitian internasional di covidbrainstudy.com, di mana pasien bisa mendaftar untuk menyelesaikan serangkaian tes kognitif untuk melihat, apakah fungsi otak mereka telah berubah sejak menderita Covid-19.

"Penyakit ini memengaruhi banyak orang," ujar Owen.

"Itu sebabnya, sangat penting untuk mengumpulkan informasi ini sekarang."

Baca Juga: Trump Resmi Tarik Amerika Serikat dari WHO, Ketua DPR Pelosi Cemas Jutaan Nyawa Diprediksi Bisa Melayang

#berantasstunting

#HadapiCorona 

Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Peringatan dari ilmuan: Virus corona bisa merusak otak"