Find Us On Social Media :

Indonesia Masuk 10 Besar Kasus Covid-19 Tertinggi di Asia, WHO Sebut Pemerintah Gagal Bertindak: 'Banyak Negara Menuju ke Arah yang Salah'

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa banyak negara menuju ke arah yang salah

GridHEALTH.id -  Indonesia kini telah memiliki 76.981 kasus positif Covid-19 yang tersebar di seluruh provinsi di Tanah Air.

Melansir worldometers, Indonesia masuk dalam 10 besar kasus Covid-19 tertinggi di Asia, dengan jumlah kematian mencapai 3.656 jiwa.

Baca Juga: Kali Ini WHO Geram Kepada Masyarakat Dunia, Pandemi Jadi Lebih Buruk Jika Hal Ini Selalu Disepelekan!

Tercatat, kasus positif yang dilaporkan negara-negara Asia sebanyak 2.973.219 kasus.

Kasus kematian di Asia sebanyak 70.555 dan banyaknya kasus sembuh berjumlah 2.064.179 orang.

Baca Juga: Tak Ditemukan di Indonesia, Kementerian Kesehatan Minta Masyarakat Waspadai Virus Flu Babi Baru

Melihat angka penambahan kasus tersebut, Direktur Jenderal WHO, dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa banyak negara menempuh arah yang salah dalam penanganan Covid-19.

"Biarkan saya berterus terang, terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah," katanya, dalam rapat pengarahan di Jenewa pada Senin (13/7/2020).

Tedros juga menyatakan bahwa pandemi Covid-19 akan menjadi semakin buruk jika pemerintah-pemerintah gagal bertindak lebih tegas.

Baca Juga: Mengapa Virus Corona Menyebar Sangat Cepat? Begini Penjelasan Ilmiah Sederhananya yang Mudah Dipahami

"Virus masih menjadi musuh masyarakat nomor satu, namun tindakan banyak pemerintah dan orang tidak mencerminkan hal ini," ungkapnya.

Direktur Jenderal WHO ini juga mengatakan langkah-langkah seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan mengenakan masker dalam situasi yang tepat perlu ditanggapi dengan serius.

Ia memperingatkan bahwa tidak akan ada lagi "kembali ke normal lama di masa mendatang".

Baca Juga: Update Covid-19; Pertama di Dunia, Universitas Rusia Berhasil Menyelesaikan Uji Klinis Vaksin Covid-19

"Jika dasar-dasarnya tidak diikuti, hanya ada satu jalan bagi pandemi ini. Ia akan menjadi lebih buruk dan lebih buruk dan lebih buruk," kata Tedros.

Terlepas dari itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan beberapa pesan bagi masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.

"Saya ingin memberikan pengarahan mengenai apa yang harus segera kita lakukan dalam menyikapi adanya kenaikan kasus positif, kasus baru yang bertambah," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas evaluasi penanganan Covid-19, Senin (13/7). 

Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Andrea Dian Jalani Program Bayi Tabung, Amankah Dilakukan saat Pandemi Virus Corona?

Pertama, berkaitan dengan memasifkan testingtracing, dan treatment.

Jokowi mendorong penambahan jumlah laboratorium dan laboratorium mobile untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan.

Ia menargetkan jumlah pemeriksaan mencapai 30.000 spesimen per hari.

Kedua, pengendalian wilayah perbatasan dan transportasi antar wilayah juga menjadi perhatian pemerintah. Sehingga tidak ada kasus yang dibawa dari luar ke Indonesia.

"Ini betul-betul harus kita jadikan perhatikan lagi karena imported case dari luar negeri juga kita lihat meningkat," terang Jokowi.

Baca Juga: Kenapa Ada Manusia Positif Covid-19 Tapi Tidak Sakit? Virus Corona ada yang Cacat, Karenanya ada OTG

Ketiga, penekanan untuk melakukan komunikasi yang partisipatif.

Termasuk menggunakan basis keilmuan yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Baca Juga: Fakta dari Eucalyptus yang Diungkap Ilmuan Barat, Manfaatnya Tak Sekedar Anti Virus Corona

Kita berhapar semoga pemerintah Indonesia dapat menangani kasus virus corona ini dengan baik, dan berharap bahwa pandemi Covid-19 ini segera berakhir. (*)

#hadapicorona