Find Us On Social Media :

Curhat Akhir Pekan Seorang Dokter yang Mengoyak Hati Pembaca Statusnya

Tingkat kematian tenaga medis di Indonesia tinggi.

GridHEALTH.id - Baru-baru ini, seseorang wanita yang merupakan dokter bernama dr. Rosita Rivai mengunggah tulisan yang mengoyak hati.

Tulisan yang diunggahnya di akun sosial media Facebook-nya pada Selasa (21/7/2020) itu telah mencuri perhatian warganet hingga tak sedikit yang menuliskan komentar juga membagikan unggahan tersebut sampai puluhan kali.

Baca Juga: 3.000 Tenaga Medis Meninggal Dunia Terinfeksi Covid-19 Selama Pandemi Covid-19

Dalam tulisan itu, dr. Rosita menuliskan keluh kesahnya terhadap perjuangan mereka di masa pandemi Covid-19 ini.

Menurutnya, akhir pekan lalu menjadi masa yang menyedihkan bagi dirinya juga rekan tenaga medis lainnya.

Baca Juga: Jumlah Dokter Makin Menipis Akibat Corona, Ketua IDI; Kuliah Kedokteran di Indonesia Mahal

Pasalnya, di waktu tersebut, tepatnya Kamis (16/7/2020)  para tenaga medis kehilangan sosok Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, yakni Prof. Dr. dr. A. Arifuddin Djuanna, Sp.OG (K).

Tak hanya itu, pada Jumat (10/7/2020) lalu, seorang dokter di Sumatera Utara, dr. Maya Norismal Pasaribu juga dinyatakan meninggal dunia bersama dengan janin yang dikandungnya berusia 8 bulan.

Kabar meninggalnya rekan medis tersebut, membuat dr. Rosita terpuruk hingga menangis sesenggukkan.

Menurutnya, pandemi Covid-19 ini memang memberikan pukulan yang cukup telak pada dunia kesehatan, termasuk di Indonesia. 

Baca Juga: Diberikan Donasi Rp 100 Miliar bagi yang Gugur Akibat Covid-19, Tingkat Kematian Tenaga Medis Indonesia Tertinggi di Dunia

Bahkan, dengan jumlah kasus tenaga medis yang terinfeksi Covid-19 dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia yang terlampau tinggi, bahkan menjadi tertinggi di seluruh dunia, membuat dirinya tak habis pikir.

Pasalnya, dr. Rosita menuturkan, jumlah dokter di Indonesia adalah yang terendah kedua di Asia Tenggara, yaitu 4 orang per 10.000 penduduk.

Baca Juga: IDI: Tingkat Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia

Hal serupa juga berlaku pada jumlah perawat, di mana hanya ada 10 perawat per 10.000 penduduk. Padahal rasio ideal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 18 per 10.000 penduduk.

Baca Juga: Viral Tenaga Medis Pingsan hingga APD Harus Digunting, Dehidrasi usai Antar Jemput Pasien Covid-19

Meski begitu, dr. Rosita menyatakan pihak tenaga medis tak akan menyerah. Alih-alih menyerah, mereka justru memilih untuk bergerak dan memperbaiki keadaan.

Dalam hal ini, dr. Rosita juga menuliskan bahwa PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara resmi membentuk Tim Mitigasi Dokter dalam Pandemi Covid-19 melengkapi Satgas Penanganan Covid -19 PB IDI.

Untuk itu, dr. Rosita mengatakan, pihaknya membutuhkan kerjasama semua dokter, baik yang bertugas di lapangan maupun di IDI Wilayah dan Cabang, untuk melakukan upaya perlindungan, keselamatan, serta meminimalisir resiko bagi dokter anggota IDI dalam menghadapi virus corona.

Baca Juga: Akibat Banyak Anggotanya yang Wafat Gara-gara Covid-19, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dihujat Warganet, Padahal Tenaga Medis Ini Banyak Tertular dari Pasien yang Tak Jujur

Akhir kalimat, dokter wanita yang juga merupakan direktur DD Klinik ini meminta kepada seluruh masyarakat untuk lebih peduli akan ancaman virus corona, juga meminta dukungan sektor swasta dan pemerintah untuk membantu pendanaan serta akses yang dibutuhkan.(*)

 #berantassunting #hadapicorona