GridHEALTH.id - Bansos Terdampak Covid-19 Dibagikan ke Masyarakat, Tapi Belum Rezekinya Penyandang Disabilitas
Bansos bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 nyatanya belum menyentuh penyandang disabilitas, apakah belum rezekinya?
Baca Juga: Ingin Isolasi Mandiri, Pasien Virus Corona di RS Atlet Larikan Diri
Kondisi ini dialami oleh Nunang, seorang warga negara Indonesia penyandang disabilitas.
Dirinya tidak menerima Bansos terdampak Covid-19 dari pemerintah, seperti masyarakat lainnya yang kondisinya normal.
Karenanya, kini Nunang kehidupannya ditanggung oleh para tetangganya yang bergotong royong memberikan sumbangan untuk kelangsungan hidupnya.
Baca Juga: Informasi Covid-19 Sering Berubah-ubah, Benarkah Sebuah Konspirasi?
Baca Juga: Informasi Covid-19 Sering Berubah-ubah, Benarkah Sebuah Konspirasi?
Seperti kita ketahui, semenjak pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu pemerintah memberikan sembako pada masyarakat yang membutuhkan, yang terkena imbas ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Tapi nyatanya Bansos pemerintah tersebut belum menjangkau secara merata masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan untuk kelangsungan hidupnya.
Nunang (67), seorang penyandang disabilitas, hidup dalam sebuah gubuk kecil di Dusun Cibollo, Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Suka Mengenakan Softlens di Mata? Hati-hati Kekurangan Oksigen
Perempuan asal Sinjai itu sudah 15 tahun tinggal di rumah kayu sempit berukuran 3x4 meter, yang dibuatkan warga secara gotong-royong.
Kini, tangga untuk naik ke rumah itu sudah keropos. Di ruang tamu tak ada kursi, hanya ada tumpukan piring, dan air yang berjejer di ember hitam.
Jika ingin mencuci pakaian dilakukan di dapur menggunakan air hujan. Jika kemarau dia harus jalan kaki ke mata air.
Nunang hidup berdua dengan sepupunya yang bernama Akbar (30). Kondisi Akbar sama dengan Nunang, keduanya lumpuh.
Baca Juga: Akhirnya Virus Corona Masuk ke Korut, Kim Jong Un Terapkan Lockdown Pertama Kalinya
Baca Juga: Hati-hati Gadis, Bercumbu Tanpa Penetrasi Tetap Bisa Membuatmu Hamil
Nunang mengaku lahir secara normal. "Saya lahir normal tapi pernah sakit parah, tiba-tiba kepala lembek. Akhirnya tangan dan kaki cacat, kejadian itu terjadi lima tahun lalu," kata Nunang, saat ditemui Kompas.com, baru-baru ini.
Nunang sangat beruntung memiliki tetangga yang baik hati.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, warga sekitar secara sukarela mengirimkan sembako.
"Yang sering memberikan bantuan sembako pak dusun karaeng Adang, tetangga Soda dan Komunitas Pelajar dan Pemuda Kindang atau KP2K. Syukur masih ada yang peduli," kata Nunang.
Jika kehabisan lauk dan tidak ada uang, mereka terpaksa makan nasi dicampur garam.
Baca Juga: Studi : Special K Kurangi Depresi, Namun Harus Dengan Resep Dokter
Wakil Ketua Umum Komunitas Pelajar dan Pemuda Kindang (KP2K) Adhi sangat prihatin atas kondisi yang dialami Nunang.
"Akhirnya teman-teman KP2K berinisiatif membuka donasi. Hasil donasi itulah dibelikan sembako untuk beliau," tuturnya.
Saat dikonfirmasi, Kaur Umum Desa Kindang Nur Beti (29) mengatakan Nunang memang hidup dari bantuan tetangga.
"Tidak pernah ada bantuan dari pemerintah setempat apalagi BLT-DD," kata Beti.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bulukumba, Syarifuddin mengatakan, baru mengetahui informasinya kalau ada warga begitu.
"Baru saya tahu. Nanti saya tindaklanjuti," jelasnya.(*)
Baca Juga: Mengapa DKI Jakarta Kembali Catatkan Kasus Tertinggi Covid-19 Pada Fase Transisi?
#Berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nestapa Penyandang Disabilitas yang Tak Terima Bantuan Pemerintah, Hidup dari Belas Kasih Tetangga"