GridHEALTH.id - Kaleidoskop 6 Bulan Manusia Hidup dengan Virus Corona, WHO Nyatakan Darurat Kesehatan Masyarakat
Enam bulan yang lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendapat laporan meresahkan dari pejabat kesehatan China atas kasus pneumonia misterius yang menyebabkan puluhan orang sakit di Wuhan.
Tepat di hari yang sama, WHO menyatakan darurat kesehatan masyarakat. Dan kembali menyatakan virus corona sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020.
Meskipun ahli virologi telah lama memperingatkan potensi pandemi yang beredar pada kelelawar di China, virus ini meluncurkan serangan kejutan dan kekaguman yang masih harus dipahami dan dikendalikan oleh para peneliti dan petugas kesehatan masyarakat.
Bahkan, hingga saat ini serangan itu telah mengacaukan segalanya, dari kehidupan sehari-hari hingga seluruh ekonomi, dan mengubah rutinitas.
Kini dunia adalah tempat yang jauh berbeda dari ketika laporan pertama tentang kasus virus corona ditemukan pertama kali di Wuhan, China.
Baca Juga: Update Covid-19; Tidak Ada Lagi Kasus Baru Virus Corona di China
Beberapa negara-negara telah mulai membuka kembali penutupan yang awalnya dilakukan, dengan anggapan mereka memiliki kendali terhadap virus tersebut. Namun, tak sedikit pula negara yang justru menunjukkan peningkatan kasus.
Lebih lanjut, berikut ini beberapa perbedaan yang muncul usai pandemi Covid-19 hadir di dunia.
Baca Juga: Dunia Darurat Covid-19, Sejumlah Negara di Sekitar Asia Kembali Terapkan Penguncian
Lampau | Sekarang |
Pada hari-hari pertama pandemi, pejabat China melaporkan bahwa virus corona tidak mudah menular dari orang ke orang. | Pada 20 Januari, menjadi jelas bahwa virus dapat ditularkan dari satu manusia ke manusia lain, bahkan sebelum gejala muncul, tidak seperti SARS dan MERS. Orang yang tidak pernah menunjukkan gejala juga dapat menularkan virus baru kepada orang lain. |
Virus corona seperti SARS dan MERS cenderung menginfeksi di paru-paru, sehingga virus ini mungkin menyebar terutama oleh orang-orang dengan gejala, seperti batuk, atau selama prosedur medis seperti sedang diintubasi. | Selain sel paru-paru, virus corona juga dapat menginfeksi sel di hidung, yang dapat menjelaskan bagaimana orang dapat menularkannya kepada orang lain sebelum merasa sakit. Berbicara atau bernafas mungkin cukup untuk menyebarkan virus |
Gejala awal penyakit seperti demam, sesak napas atau batuk, seperti yang dilaporkan CDC pada bulan Januari. | Berbagai gejala yang lebih luas, termasuk kelelahan, diare, dan sakit tubuh, dapat jadi gejala seseorang menderita Covid-19. Salah satu tanda yang paling jelas adalah hilangnya indera penciuman dan perasa. |
Orang tua di atas usia 65 tahun berisiko paling tinggi terkena penyakit Covid-19 parah. | Usia masih merupakan faktor risiko untuk gejala parah, tetapi kondisi yang mendasari seperti tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes juga meningkatkan risiko. |
Hanya orang sakit yang harus memakai masker, sesuai dengan petunjuk dari WHO dan CDC. | Dengan data yang menunjukkan orang yang asimptomatik dapat menyebarkan virus, maka kedua lembaga merekomendasikan bahwa semua orang perlu memakai masker di depan umum. |
Baca Juga: Kasus Covid-19 Indonesia Lampaui China, Indonesia Jadi Episentrum Virus Corona?
Itulah lima perbedaan yang muncul di awal dan di masa kini terkait wabah virus corona.(*)
#berantasstunting #hadapicorona