Find Us On Social Media :

Pasien Covid-19 di Perumahan Elite Dirayu Risma Agar Mau Pindah ke Tempat Karantina Khusus

Cara Tri Rismaharini bujuk warga yang terpapar virus corona di perumahan elite agar mau pindah ke tempat karantina.

GridHEALTH.id - Tren penyebaran virus corona (Covid-19) di Surabaya belakangan paling banyak berasal warga kalangan ekonomi menengah ke atas.

Hal ini merujuk pada Ucapan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang menyebut kebanyakan pasien positif di wilayahnya berasal dari warga di perumahan elite.

Menurut risma, meski pasien tersebut telah menjalani karantina mandiri di dalam rumahnya masing-masing.

Akan tetapi hal itu justru membuat penyebaran virus corona semakain meluas karena menular ke anggota keluarganya yang lain.

Risma pun meminta pasien di perumahan elite tersebut untuk berbesar hati melakukan karantina mandiri di tempat yang terpisah dengan anggota keluarganya.

Hal ini penting untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan menekan angka kasusnya.

Baca Juga: Diskriminasi Pasien Meninggal Covid-19 di Minahasa, Keluarga Korban Diancam Diusir Dari Desa

Baca Juga: Kasus Covid-19 Memburuk, Jakarta Wacanakan Bakal Terapkan PSBB Lagi

Baca Juga: Diskriminasi Pasien Meninggal Covid-19 di Minahasa, Keluarga Korban Diancam Diusir Dari Desa

"Seringkali pasien menyampaikan, 'saya isolasi mandiri karena rumah besar, saya bisa mandiri'. Kenyataannya dari data yang saya baca, itu banyak yang tinggal di rumah besar, tetapi akhirnya satu keluarga terkena semuanya," kata Risma dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/7/2020).

Menurutnya, tidak semua orang memiliki kondisi dan kekebalan tubuh yang sama.

Sehingga Risma menghimbau orang yang pertama terjangkit positif Covid-19 langsung berpindah tempat untuk isolasi mandiri, baik isolasi di Hotel Asrama Haji atau pun tempat karantina lain yang dirasa aman.

Baca Juga: DKI Jakarta Kembali Pecah Rekor Baru Kasus Covid-19, Anies Baswedan: Penambahan Kasus Seharusnya Disyukuri

"Makanya sekarang saya berusaha bagaimana kami bisa merayu untuk yang pasien pertama positif bisa isolasi mandiri," ujar dia.

Risma mencontohka, misalnya di dalam rumah terdapat anak-anak atau lansia.

Mereka berpotensi tertular dari anggota keluarga yang sebelumnya terjangkit.

Baca Juga: Berubah Jadi Zona Kuning, Pembukaan Belajar Tatap Muka di Kota Sukabumi Terancam Batal

Baca Juga: Kasus Covid-19 Memburuk, Jakarta Wacanakan Bakal Terapkan PSBB Lagi

Ini karena anak-anak dan lansia rentan dengan penyakit tersebut.

"Akhirnya satu keluarga tertular semua. Permasalahannya ada yang kuat, ada yang bayi, ada yang masih anak-anak, ini akan berputar terus dalam satu keluarga itu," kata Risma.

Jika rantai penularan di dalam rumah tidak diputus, dia khawatir rantai penularan Covid-19 akan terus berputar antarkeluarga yang berada di rumah itu.

Karenanya Risma berharap agar pasien mau untuk melakukan karantina mandiri di tempat terpisah dengan keluarga mereka.

Baca Juga: Patok Tarif Rp 500 Ribu, Siswi SMP Ini Nekat Jual Diri Demi Beli Kuota Internet dan Kebutuhan Sehari-hari

"Misalnya anaknya negatif, ibunya positif tertular lagi, begitu seterusnya. Karena itu saya mohon sekali lagi pasien yang pertama positif untuk isolasi supaya keluarga lainnya tidak tertular," tutur Risma.

Sementara itu, menurut Prof Jonathan Ball selaku ahli virus dari Universitas Nottingham kepada BBC, isolasi atau karantina merupakan kunci penting dalam meminimalisir penyebaran virus corona.

Baca Juga: Lagi-lagi, Presiden Trump Ngotot Penggunaan Hydroxychloroquine untuk Menangkal Virus Corona

Sebab diketahui virus corona sangat cepat sekali penularannya.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus corona antar manusia sering terjadi dalam kontak dekat, yakni sekitar 1,8 meter.

Penyebaran dari orang ke orang ini terjadi terutama melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan dari air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, mirip dengan bagaimana influenza dan patogen pernapasan lainnya menyebar.

Baca Juga: Dibutuhkan 1.620 Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Asal China, Ridwan Kamil Ikut Daftar

Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru.

Sehingga seorang pasien yang dinyatakan positif virus corona sebaiknya selalu mematuhi protokol kesehatan yang berlaku saat melakukan karantina mandiri agar virus yang diderita tidak menginfeksi orang lain.(*)

Baca Juga: Usia Bukan Patokan Mengalami Radang Sendi, Anak-anak pun Bisa Mengalaminya

 #berantasstunting

#hadapicorona