Find Us On Social Media :

Percaya Herd Immunity, Mendagri Tito Karnavian Optimis Virus Corona Dapat Melemah Sendiri: 'Kita Percaya Tuhan Bisa Menyelesaikannya'

Mendagri Tito Karnavian percaya virus corona dapat melemah dengan kombinasi herd immunity

GridHEALTH.id -  Hampir setengah tahun sudah, Tanah Air diterpa pandemi virus corona (Covid-19).

Laju kasus penambahan positif Covid-19 di Indonesia kian hari kian merangkak menyusul negara-negara lainnya.

Baca Juga: Pemerintah Tegaskan Tak Akan Pakai Herd Immunity, Ini Bedanya dengan New Normal

Kendati demikian, beragam orang masih optimis jika virus corona atau SARS-CoV-2 ini dapat menghilang dengan sendirinya.

Salah satunya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang percaya bahwa virus corona dapat melemah.

"Lalu skenario yang terakhir adalah virusnya melemah sendiri. Kita percaya virus ini dari Tuhan, dan Tuhan yang bisa menyelesaikannya," kata Tito dalam kanal YouTube Taruna Merah Putih (TMP), Senin (10/8/2020).

Baca Juga: Sempat Dilarikan ke ICU Seminggu Sebelumnya, Ayah Ustaz Khalid Basalamah Meninggal Dunia Akibat Covid-19

Tito menyebut jika pandemi Covid-19 bisa berakhir karena virusnya melemah sendiri jika dikombinasikan dengan proses herd immunity.

Herd immunity adalah perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi.

Meski terdengar mudah dilakukan, namun nyatanya herd immunity dinilai berbahaya.

Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga tidak menyarankan penggunaan metode herd immunity.

Baca Juga: Gagal Naik ke Pelaminan, Cita Citata Tergolek Lemah di Rumah Sakit hingga Harus Tes Covid-19: 'Aku Baik-baik Saja'

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam berita terkininya mengutuk konsep herd immunity atau kekebalan kelompok yang mulai digaungkan berbagai negara dalam mengelola pandemi Covid-19.

Menurut Direktur Eksekutif Program Kedaruratan kesehatan WHO, Dr. Michael Ryan, negara-negara yang berpikir bahwa 'berdamai' dengan virus corona akan secara ajaib menciptakan kekebalan kelompok adalah pemikiran yang keliru.

Langkah-langkah melonggarkan lockdown di mana pemerintahan suatu negara belum benar-benar melakukan sesuatu dalam memerangi Covid-19 disebutnya amat berbahaya.

Dr. Ryan menjelaskan, konsep herd immunity sejatinya digunakan untuk menghitung berapa banyak vaksin yang harus disebar di suatu populasi untuk melindungi orang-orang yang tidak divaksinasi.

Baca Juga: Kewalahan Tangani Pasien Covid-19, Beberapa Rumah Sakit Tunda Perawatan Kanker hingga Sebabkan 10 Ribu Kematian Pasien Kanker

"Kita perlu hati-hati saat menggunakan istilah-istilah ini di sekitar infeksi alami pada manusia," kata Dr. Ryan dikutip dari laman WHO (17/05/2020). 

"Karena hal ini justru dapat menyebabkan akibat yang sangat brutal, yang tidak menempatkan orang, kehidupan, dan penderitaan di tempat semestinya," tambahnya.

Pakar epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono juga mengaku sangsi bila pemerintah akan menempuh opsi herd immunity.

"Kalau memang ada pembiaran secara sistematik agar banyak masyarakat terinfeksi, ya bisa dianggap seperti itu. Tetapi, itu tidak mungkin karena herd immunity hanya terjadi bila lebih dari 70-80% penduduk indonesia terinfeksi dan punya imunitas yang berhasil hidup," kata Pandu Riono.

Baca Juga: Kasus Covid-19 DKI Jakarta Kembali Salip Jawa Timur, Pakar Epidemiologi dan Satgas Covid-19 Angkat Bicara Penyebabnya

Baca Juga: Studi Baru Menunjukan Infeksi Covid-19 Dapat Merusak Otak Anak

Menurut dia, spekulasi terkait herd immunity muncul karena tidak ada edukasi pada masyarakat, sehingga masyarakat lebih mudah dihasut dengan isu yang belum tentu benar. (*)

#hadapicorona