Find Us On Social Media :

Singapura hingga Malaysia Temukan Virus Corona Bermutasi 10 Kali Lebih Menyebar dan Menular

Ada virus corona baru bermutasi 10 kali lebih menyebar dan menular

GridHEALTH.id -  Negara-negara di kawasan Asia kini tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia.

Seperti dikehatui, virus corona (SARS-CoV-2) kabarnya berasal dari pasar ikan di Kota Wuhan, China ini telah menyebar ke seantero dunia.

Baca Juga: Angka Terinfeksi di Indonesia Terus Naik, Sekadar Mengingatkan, Ini Protokol Kesehatan Covid-19 yang Wajib Dipatuhi

Bahkan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 9 bulan ini telah menjangkit di lebih dari 23 juta penduduk dunia, dengan total kematian mencapai lebih dari 803 ribu jiwa.

Kendati penyebaran virus corona ini tergolong semakin mengerikan, kini kabarnya virus SARS-CoV-2 tersebut dinilai bisa bermutasi 10 kali lipat lebih menyebar dan menular.

Baca Juga: Tubuhnya Dipasangi Selang, Istri Indra Bekti Ungkap Penyakit yang Buat Paru-parunya Menghitam

Dikabarkan, beberapa negara di Asia, seperti Singapura dan Malaysia melaporkan mutasi virus corona baru yang lebih menular dari yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China.

Namanya virus corona yang bermutasi dan sangat menular itu bernama D614G.

Juga disebut mutasi "G", D614G adalah variasi dari galur asli virus corona yang pertama kali terdeteksi di  Wuhan pada Desember tahun lalu.

"Karena varian ini telah beredar secara global, maka bisa ada di negara mana pun," kata Dr Sebastian Maurer-Stroh, Wakil Direktur Eksekutif Penelitian Agency for Science, Technology, and Research (A*STAR) Singapura. 

"Dan, setiap negara dengan pengawasan aktif telah mendeteksinya, terutama terkait dengan kasus impor dari pelancong," ungkap dia kepada Channel News Asia.

Berikut empat negara anggota ASEAN atau Asia Tenggara yang mendeteksi virus corona yang lebih menular: 

1. Malaysia

Mutasi virus corona baru yang 10 kali lebih menular terdeteksi di Malaysia. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan, masyarakat harus lebih berhati-hati, setelah mutasi D614G terdeteksi.

"Ditemukan (virus corona) 10 kali lebih mudah untuk menginfeksi orang lain dan lebih mudah menyebar, jika disebarkan oleh individu penyebar super," kata Noor Hisham dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya, Minggu (16/8), seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Mengandung Senyawa Akrilamida, Ilmuwan Ungkap Bahaya Konsumsi Kopi Instan

Mutasi tersebut terdeteksi oleh Malaysian Institute for Medical Research, sebagai hasil dari uji isolasi dan kultur pada tiga kasus dari kluster Sivagangga dan satu kasus dari kluster Ulu Tiram.

"Sejauh ini, kedua kluster ini terkendali sebagai bagian dari tindakan kontrol kesehatan masyarakat yang cepat," ujar Noor Hisham. "Tes awal ini dan beberapa tes lanjutan sedang dilakukan untuk menguji beberapa kasus lain, termasuk kasus indeks untuk dua kluster".

 

2. Singapura

Pasca Malaysia dan Flipina, giliran Singapura yang melaporkan keberadaan mutasi D614G di negaranya. 

Paul Tambyah, konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengatakan kepada Reuters, mutasi D614G juga terdeteksi di Singapura.

Baca Juga: Jahe Sebagai Antihistamin Alami, Manfaatnya Pereda Gatal Saat Biduran

Bahkan, Dr Maurer-Stroh, Selasa (18/8), mengungkapkan, mutasi D614G telah terdeteksi sejak akhir Februari lalu. Namun, tindakan penahanan berhasil "mencegah penyebaran skala besar" dari mutasi virus corona tersebut di negeri Merlion.

"Saat wabah berkembang dari waktu ke waktu dan lebih banyak data tersedia, varian baru akan muncul. Ini adalah bagian dari evolusi alami virus yang biasanya tidak terkait dengan perbedaan dalam virulensi," sebut Dr Maurer-Stroh.

3. Filipina

Sehari setelah Malaysia, Flipina melaporkan D614G terdeteksi di Kota Quezon, rumah bagi sekitar 2,9 juta orang. Kota ini memiliki lebih dari 8.000 kasus Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona.

Wakil Menteri Kesehatan Filipina Maria Rosario Vergeire mengatakan pada Senin (17/8), Philippine Genome Center dalam buletin Agustus mengungkapkan, D614G ditemukan dalam sembilan sampel yang dikumpulkan secara acak di Quezon.

“Kami masih membutuhkan banyak bukti. Studi ini dipusatkan dan difokuskan di Kota Quezon. Ini mungkin bukan sampel yang representatif untuk seluruh negara,” katanya seperti dilansir The Strait Times.

Baca Juga: Banjir Hujatan, Adhisty Zara Minta Privasinya Dihargai hingga Fokus pada Kesehatan Mental: 'Keluargaku Butuh Waktu'

4. Myanmar

Setelah muncul wabah virus corona baru yang lebih menular dari yang sebelumnya terlihat di negaranya, Myanmar telah mengunci ibu kota Negara Bagian Rakhine. 

Sebanyak 19 orang positif terkena virus corona di wilayah Barat Myanmar itu sejak Senin (17/8). Ini merupakan penularan lokal pertama di Myanmar dalam beberapa bulan terakhir, sehingga total kasus menjadi 409.

Myat Htut Nyunt, Wakil Direktur Departemen Penelitian Medis Myanmar, mengatakan, jenis virus itu sama dengan mutasi yang terdeteksi awal pekan ini di Malaysia, yang telah ditemukan di Eropa, Amerika Utara, dan beberapa bagian Asia, serta lebih menular.

Baca Juga: Tak Ingin Kejadian Seperti Flu Spanyol, WHO Berharap Pandemi Covid-19 Berakhir Kurang dari 2 Tahun

"Jadi, kami ingin memberi tahu orang-orang bahwa virus jenis ini memiliki tingkat penularan yang lebih cepat," kata Nyunt, Jumat (21/8), seperti dikutip Reuters.

Sebagian besar kasus baru-baru ini terjadi di Kota Sittwe. Pemerintah setempat telah mengeluarkan perintah tinggal di rumah dan memberlakukan jam malam. Maskapai domestik menangguhkan layanan antara Sittwe dan Yangon. (*)

Baca Juga: Tak Perlu Obat Dokter, Bahan Alami Satu Ini Efektif Mengobati Infeksi Saluran Pernapasan Atas

#hadapicorona

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Waspada! 4 negara ASEAN deteksi virus corona yang 10 kali lebih menular