Find Us On Social Media :

Wanita Hati-hati, Gonta-Ganti Pasangan Ternyata Bisa Turunkan Kesuburan

Ilustrasi - Gonta-ganti pasangan ternyata bisa menurunkan kesuburan wanita.

GridHEALTH.id - Demi terhindar dari risiko kesehatan, wanita sebaiknya tidak terlalu sering gonta-ganti pasangan, utamanya pada hubungan seksual.

Sebab selain berpotensi menyebarkan penyakit kelamin, gonta-ganti pasangan juga ternyata bisa mengganggu kesuburan wanita.

Dilansir dari The Sun, wanita yang sering gonta-ganti pasangan (lebih dari 10 pasangan seksual) disebut berpeluang besar mengalami infeksi radang panggul.

Infeksi radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID), yaitu infeksi yang menyerang tuba fallopi, rahim, leher rahim, atau panggul.

Baca Juga: Jumlah Pelanggaran Protokol Kesehatan Masih Tinggi, Jokowi Sentil Para Menteri: 'Promosi Pemakaian Masker Belum Kelihatan'

Baca Juga: Tidak Mengenakan Celana Dalam Saat Tidur, Tikus Masuk ke Organ Intim, Suami Menjerit

Menurut peneliti, PID dapat menyebabkan infertilitas dan nyeri perut abadi.

PID juga berpotensi menyebabkan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).

Soal wanita yang berhubungan dengan banyak pasangan seksual, Center for Disease Control and Prevention (CDC) juga menemukan, wanita yang mulai berhubungan seksual sebelum berusia 12 tahun bahkan delapan kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit tersebut.

Baca Juga: Sering Diberitakan Miring oleh Media Asing, Jokowi Minta Para Menteri Jangan Sembarang Bicara tentang Covid-19: 'Hati-hati Tolong'

Selain mungkin menderita PID, wanita yang telah memiliki banyak pasangan seksual juga lebih berisiko terjangkit penyakit menular seksual (PMS).

Baca Juga: Usai Dikabarkan Meninggal Dunia, Kini Kim Jong Un Disinyalir Alami Koma setelah Berbagi Kekuasaan dengan Sang Adik

Karenanya, para peneliti menyimpulkan bahwa sangat penting bagi wanita untuk mempraktikkan seksual yang aman.

Tak memiliki banyak pasangan seksual, juga selalu melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter saat sudah aktif berhubungan seksual.

Baca Juga: Balita Dicekoki 3 Gelas Miras hingga Sempoyongan, 2 Pemuda Pemberi Minuman Tersebut Rupanya Pengangguran dan Pemabuk

Gejala PID sendiri bisa berupa nyeri pada perut bagian bawah, demam, rasa sakit atau berdarah saat berhubungan seks, nyeri buang air kecil, dan terjadi perdarahan bukan pada waktu menstruasi.

Jika didiagnosis dini, PID bisa diobati. Namun, kerusakan yang sudah terjadi pada saluran reproduksi oleh penyakit tidak dapat dikembalikan.

Sehingga kemungkinan besar kesuburan wanita akan mengalami penurunan.(*)

 Baca Juga: Upaya Tekan Covid-19, Pemprov DKI Keluarkan Perda Denda Progesif

 #berantasstunting #hadapicorona