Find Us On Social Media :

Fakta Lain Penularan Virus Corona dari China yang Sudah Bebas Masker, dan Boleh Party

Perhatikan dan waspadai penemuan ahli di China prihal transmisi infeksi virus corona.

GridHEALTH.id - Negara China, sebagai negara pertama yang mendeteksi adanya virus corona, dan menjadi negara pertama yang lockdown karena infeksi virus corona, kini menjadi negara pertama yang 'terbebas' dari virus corona.

Sebab minggu lalu  Otoritas Kesehatan di ibukota China mengumumkan secara resmi mencabut aturan wajib memakai masker di luar ruangan.

Baca Juga: Akan Dapat 290 Juta Vaksin Covid-19, Jokowi Berniat Jual Vaksin ke Negara Lain Jika Berlebih

Kebijakan ini diambil setelah China mencatatkan 13 hari berturut-turut tanpa kasus baru infeksi Covid-19.

Karenanya minggu lalu, masyarakat di Wuhan sudah bisa party dan mengunjungi tempat hiburan.

Ini adalah kedua kalinya otoritas kesehatan Beijing membuat pedoman lebih longgar terkait memakai masker di ibukota Beijing, yang sebagian besar telah kembali normal setelah dua kali lockdown.

Baca Juga: Atasi Stres Akibat Covid-19, Orang Jepang Malah Ramai-ramai Sejenak Berbaring di Peti Mati

Pertama kali, tatkala Otoritas Beijing mengatakan warga bisa pergi tanpa masker di luar ruangan pada akhir April lalu.

Namun aturan itu kembali dicabut kerika bulan Juni 2020, setelah wabah baru di pasar grosir besar di selatan kota.

Hingga akhirnya China melaporkan tidak ada kasus baru yang ditransmisikan secara lokal di daratan selama lima hari.
 
 
Hal ini terjadi setelah berhasil mengendalikan klaster di ibu kota, pasar Xinjiang dan di tempat lain.

Menurut para ahli hal itu bisa dicapai China karena penerapan secara ketat aturan lokal, termasuk mengenakan masker, wajib karantina rumah dan berpartisipasi dalam pengujian massal.

Baca Juga: Jumlah Pelanggaran Protokol Kesehatan Masih Tinggi, Jokowi Sentil Para Menteri: 'Promosi Pemakaian Masker Belum Kelihatan'

Tak hanya itu, satu hal yang harus kita ketahui penularan atau transmisi infeksi virus corona pun harus diperhatikan.

Mengenai hal ini ahli dan pakar kesehatan di China banyak tahu.

Salah satu yang masih banyak disepelekan dan tidak diketahui masyarakat dunia pada umumnya adalah, para ahli di China menyebut adanya kemungkinan hubungan antara merokok dan pengembangan komplikasi dari virus corona.

Melansir media Telegraph, dari Intisari Online dan nakita.id (25 Agustus 2020), sebuah analisis baru di Cina dan Amerika Serikat menunjukkan, pria lebih mungkin didiagnosis dengan penyakit ini, lebih cenderung memiliki gejala yang paling parah, seperti pneumonia, dan lebih mungkin mati.

Baca Juga: Tidak Mengenakan Celana Dalam Saat Tidur, Tikus Masuk ke Organ Intim, Suami Menjerit

Salah satu alasan bisa terjadi terhadap laki-laki, bisa jadi karena para lelaki di Cina adalah perokok berat.

Asal tahu saja, perokok pasif pun bisa menjadi rentan terinfeksi virus corona.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum IDI, dokter Adib Khumaidi dalam tayangan di kanal YouTube KompasTV (13/4/2020).

"Perokok ini sebenernya dua ini, buat dia sendiri dengan Covid ini maka dia akan semakin faktor risiko karena dia udah punya problem di paru-parunya karena dia seorang perokok," ungkap dokter Adib.

Baca Juga: Sering Diberitakan Miring oleh Media Asing, Jokowi Minta Para Menteri Jangan Sembarang Bicara tentang Covid-19: 'Hati-hati Tolong'

Dokter Adib selanjutnya menjelaskan bahwa perokok yang terinfeksi virus corona juga bisa membahayakan jika asap rokoknya terhirup orang lain.

"Kedua, saat dia merokok di dalam satu ruangan katakanlah, selama dia nggak droplet nggak masalah, tapi kalo dalam ruangan tertutup sehingga asapnya kemana-mana, itu bisa jadi sumber penularan (Covid-19) ke yang lain," tukasnya.

Baca Juga: Usai Dikabarkan Meninggal Dunia, Kini Kim Jong Un Disinyalir Alami Koma setelah Berbagi Kekuasaan dengan Sang Adik

"Umpamanya, dalam jarak dekat, satu meter, kemudian dia menghirup asap rokok dari yang dihembuskan oleh perokok yang ada positif (corona), itu bisa jadi sumber penularan juga," tegasnya.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona