Find Us On Social Media :

Angka Kematian Mutasi Virus D614G Diklaim Lebih Rendah, Satgas: Belum Terlalu Berbahaya Dibanding Faktor Risiko Lainnya

Wiku Adisasmito sebut mutasi virus D614G tidak berbahaya

GridHEALTH.id -  Mutasi virus corona D614G yang dapat 10 kali lebih menular nyatanya membuat sebagian masyarakat merasa panik.

Bagaimana tidak, mutasi virus corona ini rupanya telah memasuki Indonesia sejak Maret 2020 lalu.

Baca Juga: Mutasi Corona D614G Ditemukan Menyebar di Surabaya, Disebut 10 Kali Lebih Menular

Kendati demikian, Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman menyebutkan, mutasi virus G614G tersebut memiliki siklus yang lebih ringan, bahkan angka kematian lebih rendah dibanding dengan virus Covid-19 yang tanpa adanya proses suatu mutasi.

Bahkan, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut jika mutasi virus D614G ini belum tentu berbahaya. 

Baca Juga: Pasien Sembuh Covid-19 Meningkat Drastis, Jokowi Mengaku Senang; 'Patut Disyukuri'

"Bukti saat ini menunjukkan bahwa D614G belum terlalu penting dibandingkan faktor risiko lainnya, seperti usia dan penyakit penyerta," ujar Wiku dalam konferensi pers di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/9/2020).

"Namun perlu kami pastikan bahwa proses penelitian dan investigasi tentang sebaran kasus atau virus ini," tambahnya.

Meski belum dipastikan berbahaya, Wiku menyanggah jika para peneliti masih terus melakukan penelitian lebih lanjut terkait mutasi virus tersebut.

Baca Juga: Minta Masyarakat Merasa Aman, Jokowi: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Masih Relatif Terkendali

"Belum dapat disimpulkan pada saat ini dan penelitian lebih lanjut harus terus dilakukan dengan melakukan deteksi terhadap virus-virus yang beredar di Indonesia. Dilihat jenis virusnya tersebut tentunya lembaga-lembaga penelitian termasuk Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan rumah sakit tentunya bekerja sama dalam rangka mendeteksi apabila terjadi perubahan atau mutasi virus ini yang memiliki dampak kaitannya dengan kemampuan penularannya," jelas Wiku.

Sampai dengan saat ini, Wiku mengaku terus melihat perkembangan di dunia dengan memeriksa data klinis yang ada dari berbagai literatur yang ada yang terkini salah satunya adalah dari Seattle, Amerika, dan juga di Chicago, Illinois, Amerika. (*)

Baca Juga: Sudah Mulai Bekerja Normal? Dokter Sarankan Agar WFO Terhindar dari Virus Corona: 'Tidak Melepas Masker 1 Detik Pun'

#hadapicorona