Find Us On Social Media :

Punya Masalah Kejiwaan dan Kumat karena Putus Obat, Ayah Kandung Nagita Slavina Putuskan Hubungan Darah

Video Gideon Tengker yang viral di media sosial

GridHEALTH.id - Gangguan kejiwaan adalah masalah pelik.

Penyintas gangguan kejiwaan harus ditangani secara holistik dan melibatkan banyak pihak.

Baca Juga: Sudah Suntik Stem Cell Puluhan Juta, Cita Citata Alami Kulit Memerah hingga Divonis Idap Streptococcus Tonsilitis

Penyintas gangguan kejiwaan perlu ditangani dengan terapi psikis, juga farmasi.

Paling penting keluarga terdekat dapat menjadi perawat terbaik kepada pasien.

Gangguan kejiwaan sendiri ada banyak, penanganan dan manajemen harus disesuaikan dengan kondisi pasien saat itu.

Baca Juga: Populasi Indonesia 267 Juta, Setidaknya Harus 267.000 Orang per Minggu di Swab, Tapi Nyatanya?

Nah, mengenai berita yang mulai malam tadi ramai mengenai Gideon Tengker, ayah kandung Nagita Slavina Tengker juga Cacar Tengker, ngamuk distatus dan memutuskan hubungan darah dengan kedua anaknya, bahkan cucunya, ditanggapi serius oleh anak tertuanya.

Nagita bukan ingin menantang sang ayah kandung yang sudah bercerai dari ibunya sejak dirinya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, tapi Nagita Slavina paham betul kondisi sang ayh dan bisa menghadapinya dengan jernih.

Baca Juga: Awalnya Nyeri Testis, Usai Diperiksa Pria Ini Ternyata Positif Covid-19, Kesuburan Terancam

Gideon Tengker yang ngamuk dan diviralkan oleh akun gosip, sebut anaknya durhaka karena tak izinkan dirinya bertemu cucu-cucunya di status WhatsApp dan Facebooknya.

Statusnya itu berisikan kekesalan Gideon pada ke dua anaknya, menantu, bahkan mantan istrinya.

 

Sampai-sampai Gideon mengatakan 5 tahun lebih, Gideon hampir tak diberi kesempatan bertemu cucunya.

Baca Juga: 3 Kelemahan Virus Corona, Mudah Dipelajari Untuk Menyerang dan Tangkal Infeksi Covid-19

Bahkan, Gideon Tengker mengaku sempat diusir oleh satpam ketika berkunjung ke kediaman Nagita Slavina.

Malah dengan lantangnya Gideon menyebut, anak-anaknya hanya memikirkan konten dan uang, sampai ayahnya harus dijebloskan ke rumah sakit jiwa dan diberi obat-obatan untuk melemahkan kesehatannya.

Baca Juga: Erick Thohir Sebut Tren Kesembuhan Covid-19 di Indonesia Membaik, Ahli Epidemiologi: 'Angka Kesembuhan Bukan Parameter Corona'

 

Dengan viralnya hal ini, Nagita Slavina didampingi Raffi Ahmad dan Rieta Amilia langsung angkat bicara.

Melalui akun YouTube-nya, Rabu (2/9/2020), Nagita Slavina sepertinya memahami betul apa yang terjadi.

Dirinya tidak marah dan emosi, juga tidak menyahlan ayahnya.

Begitu juga dengan sang mantan istri, ibu dari Nagita Slavina, Rieta Amilia.

Dirinya memaklumi betul mantan suaminya itu, dan sepertinya dirinya tidak kaget, syok, atau sakit hati.

Menurutnya, ayah anak-anaknya itu sudah memiliki 'kelainan' sejak Nagita Slavina Sekolah Dasar (SD).

Baca Juga: Ancaman Penyakit Menular Seksual, Satu Peserta Pesta Gay Terciduk di Kuningan Suite Ternyata Pengidap HIV/AIDS

"Nggak, jadi gini loh. Jadi papah itu dari Gigi SD itu, dia udah sakit. Mungkin, sekarang-sekarang kan mamah dari anak-anak kecil tuh udah pisah (cerai dengan Gideon) gitu loh.

"Nah, ke sini-sininya mamah nggak tau lagi," ujar Rieta Amilia.

"Anak-anak yang suka ini, nelepon (Gideon) kan Gigi, Caca. Jadi menurut kamu ini kenapa kok jadi gini?" tanya Rieta kepada Nagita Slavina.

Ditanya seperti itu secara spontan oleh sang ibu.

Nagita Slavina memberikan jawaban secara bijak sebagai seorang anak.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi Beri Pesan Menohok ke Pemerintah; 'Kebehasilan Tangani Covid-19 Bukan Dinilai Dari Tingkat Kesembuhan'

Menurutnya, ayahnya memang memiliki gangguan jiwa. Tapi masalah keluarganya menurut Gigu tak bisa ia bongkar semuanya.

 

"Satu hal, papah memang sakit. Sudah didiagnosa sejak aku kecil, sejak aku SD. Nah penyakit-penyakitnya ini diharuskan papah itu untuk minum obat.

"Ada beberapa kali dulu, stop minum obat, ya kumat, suka kambuh-kambuh," jelas Nagita.

"Di sana kan memang ada yang jaga, memang cerita, papah sudah beberapa bulan ini tidak mau minum obat," ungkapnya.

"Yang menjadikan sekarang....."

"Kambuh," sahut Rieta dengan cepat.

".... Banyak hal-hal yang mungkin kaya gini," jelas Gigi.

Untuk masalah kejiwaan sendiri, ada 10 gangguan kejiwaan berbahaya.

Baca Juga: Peringatan Tegas Satgas Covid-19, Hindari 20 Aktivitas Ini Atau Besok Dikarantina

Melansir rsdurensawit.go.id (19 Juli 2017), ke 10 gangguan kejiwaan tersebut adalah sebagai berikut;

1. Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan psikologis/kejiwaan yang disebabkan oleh kelainan secara kimiawi pada otak, yang pada akhirnya mengganggu fungsi sistemik dan impuls syaraf otak.

Kondisi ini mengakibatkan kegagalan fungsi otak dalam mengolah informasi dari dan ke panca indera, sehingga timbul proyeksi yang tidak seharusnya.

 

2. Bipolar Disorder

Gangguan bipolar, adalah gangguan otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa dalam suasana hati, energi, tingkat aktivitas, dan mempengaruhi kemampuan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari.

Kondisi ini pun dikenal sebagai penyakit manik-depresif.

Baca Juga: Sate Kambing Bukan Penyebab Darah Tinggi, 5 Makanan Ini Biang Keladinya, Salah Satunya Acar

 

3. Psikopat

Psikopat berasal dari kata psyche (jiwa) dan pathosi (penyakit).

Secara harfiah, psikopat berarti sakit jiwa.

Namun, psikopat tak sama dengan kegilaan (skizofrenia/psikosis), sebab seorang psikopat umunya disebut “Sosiopat”, karena prilakunya yang antisosial yang merugikan orang-orang terdekat tanpa empati sedikitpun, meski mereka menyadari seluruh perbuatannya.

4. Obsesif Compulsif Disorder

Baca Juga: 8 Pernyataan Kontroversial Pejabat Indonesia Tentang Covid-19, Mulai Jokowi Hingga Para Menterinya

Obsesif Kompulsif Disorder (OCD) adalah gangguan otak dan perilaku.

OCD menyebabkan kecemasan yang parah pada mereka yang terkena dampak.

OCD melibatkan kedua obsesi dan dorongan yang mengambil banyak waktu dan mendapatkan di jalan kegiatan penting nilai-nilai orang.

 

5. Skizoaffectif

Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif (gangguan mood)

 

6. Anorexia nervosa

Anorexia Nervosa adalah gangguan pola makan, orang mengalami gangguan ini merasa tidak puas dengan penurunan berat badannya.

Hal inilah yang menyebabkan penderita anoreksia nervosa ini juga mengalami suatu gangguan kecemasan dan depresi yang intens.

Baca Juga: Banyak Cerita Kandidat Vaksin Gagal, Ahli Virus UGM ; 'Vaksin Covid-19 Bukan Satu-satunya Cara Menghentikan Pandemi'

 

7. Multiple Identity Disorder

Gangguan identitas disosiatif adalah gangguan jiwa yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda.

Masing-masing individu dengan ingatan sendiri, kepercayaan, perilaku, pola pikir, serta cara melihat lingkungan dan diri mereka sendiri.

Setidaknya dua kepribadian ini secara berulang memegang kendali penuh atas tubuh si individu.

8. Self harm/self injures

Self injury adalah suatu perilaku yang dilakukan seseorang untuk mengatasi rasa sakit emosional dengan cara melukai diri sendiri.

Baca Juga: Tak Perlu Cat Rambut, 4 Bahan Alami Ini Ampuh Hilangkan Uban dalam Sekejap dan Kembalikan Warna Rambut

 

9. Homosexual

Homoseks adalah mengacu pada interaksi seksual dan atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama.

Homoseksualitas merupakan salah satu penyimpangan perkembangan psikoseksual.

homoseksual dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang kuat akan daya tarik erotis seseorang justru terhadap jenis kelamin yang sama.

Baca Juga: Saat Pandemi, Warga Bantaran Sungai Cisadane Dipusingkan Dengan Menumpuknya Limbah Medis

Istilah homoseksualitas atau Gay lebih lazim digunakan bagi pria yang menderita penyimpangan ini, sedang bagi wanita, keadaan yang sama disebut “lesbian”.

10. Antisosial Personality Disorder

Gangguan kepribadian antisosial sering disebut sebagai sociopathy dalam budaya populer.

Individu dengan antisosial Personality Disorder sering kurang empati dan cenderung tidak berperasaan, sinis, dan menghina perasaan, hak, dan penderitaan orang lain.(*)

Baca Juga: Serangan Tomcat Muncul Kembali, Begini Cara Penanganan usai Disengat Serangga Bernama Semut Semai

#berantasstunting

#HadapiCorona