Find Us On Social Media :

10 Jenis Gangguan Kejiwaan dan Cirinya yang Mudah Dikenali, Salah Satunya Diidap Gideon Tengker?

Rieta Amilia, Nagita Slavina, dan Gideon Tengker

GridHEALTH.id - Berita ngamuknya Gideon Tengker di statusnya yang menjadi konsumsi akun gosip, tentu sudah banyak diketahui masyarakat Indonesia.

Setelah hal itu ramai dibahas diberbagai kanal media infotainment, akhirnya melalui channel YouTube Nagita Slavina angkat bicara.

Saat itu Nagita Slavina ditemani sang suami, Raffi Ahmad, dan ibunya, Rieta Amilia, yang merupakan mantan istri Gideon Tengker.

Baca Juga: Rutin Olahraga, Dwayne Johnson 'The Rock' dan Keluarganya Positif Covid-19 usai Terima Tamu di Rumahnya

Saat itu Nagita Slavina dan sang ibu mengatakan jika Gideon Tengker mempunyai masalah kejiwaan.

Mengenai statusnya yang seperti itu, itu ditimbulkan karena Gideon Tengker belum minum obat.

"Satu hal, papah memang sakit. Sudah didiagnosa sejak aku kecil, sejak aku SD. Nah penyakit-penyakitnya ini diharuskan papah itu untuk minum obat.

"Ada beberapa kali dulu, stop minum obat, ya kumat, suka kambuh-kambuh," jelas Nagita.

"Di sana kan memang ada yang jaga, memang cerita, papah sudah beberapa bulan ini tidak mau minum obat," ungkapnya.

Baca Juga: Sempat Nikah Siri dengan Vokalis Band Matta, Umi Pipik Berderai Air Mata Ceritakan Penyakit Tumor Kelenjar Getah Bening

"Yang menjadikan sekarang....."

"Kambuh," sahut Rieta dengan cepat.

".... Banyak hal-hal yang mungkin kaya gini," jelas Gigi.

Saat itu Nagita Slavina yang akrab disapa Gigi, juga sang ibu, tidak menyebutkan gangguan kejiwaan apa yang diderita oleh Gideong Tengker.

Namun begitu, kita harus tahu ada 10 gangguan kejiwaan yang berbahaya.

Baca Juga: Selalu Berpikir Positif Ternyata Bisa Menganggu Kesehatan Mental

Berikut gangguan kejiwaan tersebut, seperti dilansir dari rsdurensawit.go.id (19 Juli 2017);

1. Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan psikologis/kejiwaan yang disebabkan oleh kelainan secara kimiawi pada otak, yang pada akhirnya mengganggu fungsi sistemik dan impuls syaraf otak.

Kondisi ini mengakibatkan kegagalan fungsi otak dalam mengolah informasi dari dan ke panca indera, sehingga timbul proyeksi yang tidak seharusnya.

Ciri-ciri umum penderita skizofrenia:

* Munculnya halusinasi baik secara visual, pendengaran atau proyeksi ingatan masa lalu, dll.* Tingkah laku abnormal & berdasarkan insting.* Delusi adalah keyakinan bahwa seseorang seolah-olah mengalami sesuatu ( alam khayal).

Baca Juga: Peserta Pesta Gay di Apartemen Kuningan Rela Tinggalka Istri Sah Tulen, Demi Cinta Semalam Sejenis

* Komunikasi kacau, suka menyendiri dan tidak dapat dikontrol.

Untuk diketahui, berdasarkan riset medis hampir 10 % penderita skizofrenia melakukan bunuh diri, atau penderita melakukan tindakan kekerasan kepada orang lain disekitarnya.

Banyak hal yang dapat menyebabkan pasien melakukan itu.

Untuk itu pasien perlu dukungan penuh, kasih sayang, serta perhatian dari keluarga dan perlunya ada pendamping (caregiver) bagi Orang Ddengan Skizofrenia (ODS).

2. Bipolar Disorder

Gangguan bipolar, adalah gangguan otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa dalam suasana hati, energi, tingkat aktivitas, dan memengaruhi kemampuan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari.

Baca Juga: Sudah Suntik Stem Cell Puluhan Juta, Cita Citata Alami Kulit Memerah hingga Divonis Idap Streptococcus Tonsilitis

Kondisi ini dikenal juga sebagai penyakit manik-depresif.

Ciri-ciri umum penderita bipolar disorder:

* Pasien mood atau suasana hatinya tidak menentu, seperti kegembiraan atau kesedihan (depresi) yang mendalam, bersifat ekstrim (perubahannya sangat cepat) dan menetap (bertahan dalam waktu yang lama).

* Penderita gangguan bipolar juga dapat mengalami perubahan suasana hati yang complicated /multi emosi.

Gangguan bipolar dapat mengakibatkan rusaknya hubungan sosial, pekerjaan atau sekolah, dan bahkan bunuh diri.

Baca Juga: Populasi Indonesia 267 Juta, Setidaknya Harus 267.000 Orang per Minggu di Swab, Tapi Nyatanya?

3. Psikopat

Psikopat berasal dari kata psyche (jiwa) dan pathosi (penyakit).

Secara harfiah, psikopat berarti sakit jiwa.

Tapi psikopat tak sama dengan kegilaan (skizofrenia/psikosis), sebab seorang psikopat umunya disebut “Sosiopat”, karena prilakunya yang antisosial yang merugikan orang-orang terdekat tanpa empati sedikitpun, meski mereka menyadari seluruh perbuatannya.

Ciri-ciri umum penderita Psikopat:

* Pandai menciptakan kebohongan yang sempurna.

* Memiliki kemampuan menguasai emosi orang lain bahkan memanipulasinya.

* Lemah dalam mengontrol emosi dan mampu menyimpan dendam dalam waktu yang lama, menunggu ada kesempatan untuk membalas.

* Cerdas, serta pandai memanipulasi ekspresi.

* Tidak memiliki empati (respon) atas rasa sakit atau kedukaan orang lain.

* Memiliki egoisme tinggi

Baca Juga: Awalnya Nyeri Testis, Usai Diperiksa Pria Ini Ternyata Positif Covid-19, Kesuburan Terancam

* Meski tidak semua psikopat itu menjadi pembunuh berdarah dingin, tetapi pada kenyataanya mereka selalu menjadi sumber masalah dikomunitasnya. Contoh lain psikopat adalah koruptor.

4. Obsesif Compulsif Disorder

Obsesif Kompulsif Disorder (OCD) adalah gangguan otak dan perilaku.

OCD menyebabkan kecemasan yang parah pada mereka yang terkena dampak.

OCD melibatkan kedua obsesi dan dorongan yang mengambil banyak waktu dan mendapatkan di jalan kegiatan penting nilai-nilai orang.

Ciri-ciri umum penderita:

* Melakukan tindakan yang berulang-ulang

* Selalu resah, Penderita OCD tidak dapat lepas dari resah cemas, tertekan dan merasa tidak nyaman dengan keadaan ini.

Baca Juga: 3 Kelemahan Virus Corona, Mudah Dipelajari Untuk Menyerang dan Tangkal Infeksi Covid-19

* Pikiran dan tindakan tersebut tidak memberikan perasaan lega, rasa puas atau kesenangan, melainkan disebabkan oleh rasa khawatir secara berlebihan dan mengurangi stres yang dirasakannya.

* Obsesi (pikiran) dan kompulsi (perilaku) sifatnya berulang-ulang secara terus-menerus dalam beberapa kali setiap harinya.

* Obsesi dan kompulsi menyebabkan terjadinya tekanan dalam diri penderita dan menghabiskan waktu (lebih dari satu jam sehari), atau secara signifikan mengganggu fungsi normal seseorang, atau kegiatan sosial atau suatu hubungan dengan orang lain.

* Pada kasus gangguan OCD tertentu dan sangat berbahaya adalah ketika pasien terobsesi untuk melukai diri dan orang lain, untuk itu pihak keluarga.

Baca Juga: Erick Thohir Sebut Tren Kesembuhan Covid-19 di Indonesia Membaik, Ahli Epidemiologi: 'Angka Kesembuhan Bukan Parameter Corona'

Karenanya pendamping harus ekstra selektif dalam memberikan informasi atau bahkan saat menonton televisi…

5. Skizoaffectif

Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu. Ditandai dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif (gangguan mood)

Ciri-ciri umum penderita:

* Gangguan skizoafektif memiliki ciri baik skiofrenia dan gangguan afektif (gangguan mood).

* Terjadinya gabungan gejala skizofrenia seperti: halusinasi, mendengar bisikan-bisikan, delusi, kekacauan komunikasi dengan gangguan afektif seperti kecemasan, depresi, kesedihan, amarah atau juga histeria

* Pasien dengan masalah skizo-afektif ini merupakan tipikal yang paling berbahaya dan lebih berpotensi untuk melakukan bunuh diri dari pada jenis skizofrenia yang lain.

Baca Juga: Ancaman Penyakit Menular Seksual, Satu Peserta Pesta Gay Terciduk di Kuningan Suite Ternyata Pengidap HIV/AIDS

6. Anorexia nervosa

Anorexia Nervosa adalah gangguan pola makan, orang mengalami gangguan ini merasa tidak puas dengan penurunan berat badannya.

Hal inilah yang menyebabkan penderita anoreksia nervosa ini juga mengalami suatu gangguan kecemasan dan depresi yang intens.

Ciri-ciri umum penderita:

* Tidak mau mempertahankan berat badan pada level normal atau sedikit di atas normal

* Ketakutan intens bahwa berat badan akan naik.

Baca Juga: Ahli Epidemiologi Beri Pesan Menohok ke Pemerintah; 'Kebehasilan Tangani Covid-19 Bukan Dinilai Dari Tingkat Kesembuhan'

* Evaluasi yang tidak pas terhadap berat badan atau bentuk tubuhnya sendiri, atau mengingkari keseriusan berat tubuhnya yang saat ini kurang.

* Amenorrhea (tidak mengalami menstruasi). pada banyak kasus pasien Anorexia Nervosa akan mengalami permasalahan kesehatan/ metabolisme tubuh, mal nutrisi yang pada akhirnya berujung pada kematian penderitanya.

7. Multiple Identity Disorder

Gangguan identitas disosiatif adalah gangguan jiwa yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda.

Masing-masing individu dengan ingatan sendiri, kepercayaan, perilaku, pola pikir, serta cara melihat lingkungan dan diri mereka sendiri.

Setidaknya dua kepribadian ini secara berulang memegang kendali penuh atas tubuh si individu.

Ciri-ciri umum penderita:

* Penderita mengalami perasaan tidak nyata, merasa terpisah dari diri sendiri baik secara fisik maupun mental.

Baca Juga: Peringatan Tegas Satgas Covid-19, Hindari 20 Aktivitas Ini Atau Besok Dikarantina

* Penderita merasa tidak mendiami tubuh mereka sendiri dan menganggap diri sebagai orang yang asing atau tidak nyata.

* Mengalami distorsi waktu, amnesia, dan penyimpangan waktu.

Baca Juga: Sate Kambing Bukan Penyebab Darah Tinggi, 5 Makanan Ini Biang Keladinya, Salah Satunya Acar

* Berubah-ubahnya kondisi penderita terjadi saat satu kepribadian bertukar dengan kepribadian lain.

* Kerap mengeluhkan sakit kepala dan keinginan bunuh diri.

8. Self harm/self injures

Self injury adalah suatu perilaku yang dilakukan seseorang untuk mengatasi rasa sakit emosional dengan cara melukai diri sendiri.

Ciri-ciri umum penderita:

* Selalu menghindari masalah.

* Sulit mengendalikan emosi.

* Kurang mampu mengurus diri sendiri.

Baca Juga: 8 Pernyataan Kontroversial Pejabat Indonesia Tentang Covid-19, Mulai Jokowi Hingga Para Menterinya

* Tidak berfikir logis (pemikirannya kaku).

* Tidak menyukai dirinya sendiri.

* Tidak suka akan perubahan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pengalaman baru.

* Hipersensitif terhadap penolakan.

* Memiliki perasaan agresif yang tinggi.

* Biasanya pelaku mengalami depresi dan stres berat.

* Sering mengalami iritabilitas.

* Berdasarkan realitasnya kita temui pasien yang mengalami masalah kejiwaan ini dapat menikmati saat ia melukai dirinya atau dengan cara melukai diri/mengancam membunuh diri untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya.

9. Homosexual

Baca Juga: Banyak Cerita Kandidat Vaksin Gagal, Ahli Virus UGM ; 'Vaksin Covid-19 Bukan Satu-satunya Cara Menghentikan Pandemi'

Homoseks adalah mengacu pada interaksi seksual dan atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama.

Homoseksualitas merupakan salah satu penyimpangan perkembangan psikoseksual.

Homoseksual dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang kuat akan daya tarik erotis seseorang justru terhadap jenis kelamin yang sama.

Baca Juga: Tak Perlu Cat Rambut, 4 Bahan Alami Ini Ampuh Hilangkan Uban dalam Sekejap dan Kembalikan Warna Rambut

Istilah homoseksualitas atau Gay lebih lazim digunakan bagi pria yang menderita penyimpangan ini, sedang bagi wanita, keadaan yang sama disebut “lesbian”.

Ciri-ciri umum penderita:

* Memiliki rasa yang berlebihan kepada sesama jenis, seperti, mengagumi, rasa suka, sayang dst.

* Memiliki kelainan dalam perilaku yang tidak sesuai dari kodratnya.

* Tidak memiliki hasrat terhadap lawan jenis.

* Memegang teguh pada waham dan delusinya.

* Memiliki sensitifitas yang sangat berlebihan.

Baca Juga: Keranjingan Sepeda Senilai Rp 60 Juta, Luna Maya Alami Patah Tulang Metatarsal

* Kesulitan dalam melepaskan diri dari trauma masa lalu.

* Kesulitan dalam mengontrol emosi dan hasrat seksual.

* Merasakan kesan berbeda (erotis) ketika bergaul dengan sesama jenis dan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis

* Perilaku penyimpangan seksual ini sangat bertentangan dari sisi naluriah/kodrati, etika sosial, nilai-nilai keagamaan dan membahayakan bagi eksistensi ummat manusia.

Pada kasus tertentu pasien yang mengalami masalah kejiwaan ini dapat melakukan segala cara, seperti intimidasi, kekerasan fisik atau teror kepada pasangan sejenisnya agar senantiasa menuruti kemauannya.

10. Antisosial Personality Disorder

Gangguan kepribadian antisosial sering disebut sebagai sociopathy dalam budaya populer.

Individu dengan antisosial Personality Disorder sering kurang empati dan cenderung tidak berperasaan, sinis, dan menghina perasaan, hak, dan penderitaan orang lain.

Ciri-ciri umum penderita:

* Kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial yang berkaitan dengan perilaku yang sah seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali melakukan tindakan yang dasar untuk penangkapan.

* Tipu daya, seperti ditunjukkan oleh berulang berbohong, penggunaan alias, atau menipu orang lain untuk keuntungan pribadi atau kesenangan.

* Impulsif atau kegagalan untuk merencanakan ke depan.

* Lekas marah dan agresivitas , seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik berulang atau serangan.

* Mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.

Baca Juga: Saat Pandemi, Warga Bantaran Sungai Cisadane Dipusingkan Dengan Menumpuknya Limbah Medis

* Konsisten tidak bertanggung jawab , seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan berulang untuk mempertahankan perilaku kerja yang konsisten atau menghormati kewajiban keuangan.

* Kurangnya penyesalan , seperti ditunjukkan oleh acuh tak acuh atau rasionalisasi.(*)

Baca Juga: Serangan Tomcat Muncul Kembali, Begini Cara Penanganan usai Disengat Serangga Bernama Semut Semai

#berantasstunting

#HadapiCorona