Find Us On Social Media :

Klaster Keluarga Jadi Ancaman Baru Covid-19, Begini Cara Mencegahnya

Klaster keluarga semakin banyak menyumbang naiknya angka terinfeksi Covid-19.

"Ini yang terjadi. Saat ini orang-orang yang tidak bergejala, yang hampir 80% penderita virus corona ini, mulai menularkan pada orang yang menunjukkan gejala. Paling berbahaya, mereka akan menularkan pada orang paling rawan di masyarakat, seperti lansia," kata Dicky.

Dia mengatakan, hal tersebut berimbas pada meningkatnya angka kesakitan dan juga kematian di masyarakat.

Dicky mengatakan, untuk mencegah penularan klaster keluarga semakin meluas, pemerintah daerah juga pemerintah pusat, menurutnya harus menuntaskan tracing, dan diikuti dengan isolasi.

"Bila ini tidak tuntas, maka kita tidak bisa lagi mencegah penularan yang lebih besar. Untuk mencegah terjadinya klaster keluarga, tidak ada cara lain selain memperkuat testing di masyarakat," kata Dicky.

Baca Juga: Mengenali Ciri-ciri Stunting Perlu Dilakukan Lewat Pengukuran yang Teliti, Begini Caranya

Baca Juga: Sindrom Mata Kering Jangan Dianggap Sepele, Bisa Menganggu Saraf di Otak Hingga Timbulkan Migrain

Dicky menilai, tak ada cara lain untuk mencegah meluasnya klaster keluarga, selain memperkuat testing dan menuntaskan tracing.

"Hanya saja, kalau tidak terkendali juga, misalnya setelah melakukan testing. Berarti ada yang salah dengan program testing-nya, maka perlu dilakukan evaluasi," ujar Dicky.

Secara singkat dapat dikatan bahwa penghentian penyebaran virus corona penyebab Covid-19 melalui klaster keluarga adalah bila pemerintah rajin melakukan 3T (melakukan testing, melanjutkan tracing dan menerapkan treatment), dan masyarakat patuh melaksanakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).(*)

#berantasstunting #hadapicorona